Gilabola.com – Laga babak 16 besar FIFA Club World Cup 2025 mempertemukan Inter Miami dengan Paris Saint-Germain dalam pertandingan yang penuh narasi emosional: reuni Lionel Messi dengan mantan klubnya.
Namun alih-alih menjadi malam nostalgia, pertandingan di Stadion Mercedes-Benz, Atlanta, berubah menjadi mimpi buruk bagi Messi dan koleganya.
PSG tampil ganas dan tanpa ampun. Mereka mencetak empat gol di babak pertama, menunjukkan dominasi total atas tim Amerika Serikat itu.
Joao Neves memborong dua gol, Achraf Hakimi mencatatkan namanya di papan skor, dan satu gol lainnya lahir dari bunuh diri Tomas Aviles. Skor 4-0 tercipta sebelum jeda, memupuskan harapan Miami untuk memberi perlawanan.
Messi Tak Berdaya, Jadi Sasaran Ejekan
Messi, yang kini berusia 38 tahun, tampak kesulitan mengikuti intensitas permainan PSG. Beberapa kali ia kehilangan bola, kalah duel fisik, dan gagal memberi ancaman nyata.
Situasi diperburuk oleh banner ejekan dari suporter di tribun, yang menampilkan wajah Messi tua dengan kepala botak, jenggot abu-abu, dan gigi ompong — gambaran kasar bahwa sang maestro telah melewati masa emasnya.
Komentar-komentar pedas membanjiri media sosial. “Messi hanya jalan-jalan di lapangan,” tulis seorang netizen. “Ini seperti ritual penghinaan untuk Messi,” tulis lainnya.
Luis Enrique Tak Lupa Hormat, Tapi PSG Tampil Serius
Pelatih PSG Luis Enrique, yang dulu menangani Messi, Suarez, Busquets, dan Jordi Alba saat di Barcelona, tetap menunjukkan rasa hormat sebelum laga. Ia memuji kualitas individu Inter Miami dan memperingatkan timnya untuk tidak lengah.
“Kalau kami tidak bisa merebut bola dari mereka, akan jadi masalah besar,” ucap Enrique. “Messi tetap unik, Busquets tidak berubah, dan Luis Suarez baru saja mencetak gol luar biasa.”
Namun ketika peluit pertandingan berbunyi, anak asuh Enrique tidak menunjukkan belas kasihan. Intensitas tinggi, pressing kolektif, dan penyelesaian klinis membuat PSG terlalu kuat untuk Inter Miami.
Satu Momen Ajaib, Tapi Gagal Dimaksimalkan
Di tengah keterpurukan, Messi sempat menunjukkan kilasan magisnya. Ia mengirim umpan brilian kepada Suarez, yang lolos dari jebakan offside. Sayangnya, Suarez gagal mengkonversi peluang tersebut menjadi gol — mengubur harapan Miami mencetak gol hiburan.
Itu menjadi satu-satunya momen berkelas dari Messi, yang selebihnya tampil di bawah bayang-bayang mantan rekan setim dan pelatihnya.
Akhir Pahit Reuni Barcelona Mini
Trio veteran eks-Barcelona — Messi, Suarez, dan Busquets — bersama Jordi Alba, harus menelan pil pahit ketika reuni dengan PSG justru berakhir sebagai kekalahan memalukan. Pelatih Javier Mascherano, yang juga mantan rekan setim mereka di Barcelona, gagal menemukan solusi di tengah dominasi PSG.
Kekalahan ini menjadi sinyal bahwa Inter Miami masih jauh dari level tim-tim papan atas dunia, meskipun memiliki legenda-legenda sepak bola dalam skuadnya.
Dengan hasil ini, Paris Saint-Germain melaju ke babak perempat final Club World Cup 2025, sementara Inter Miami harus angkat koper. Reuni emosional ini berubah menjadi pembuktian PSG sebagai kekuatan Eropa sejati, dan peringatan bahwa sepak bola modern tak kenal ampun — bahkan untuk ikon seperti Lionel Messi.