
Michael Owen mengungkapkan kesedihannya meninggalkan Liverpool ke Real Madrid pada 2004 lalu.
Gila Bola – Mantan penyerang timnas Inggris Michael Owen mengungkapkan emosi yang dia rasakan ketika dia meninggalkan Liverpool ke Real Madrid pada tahun 2004 lalu jelang pertandingan final Liga Champions yang mempertemukan dua mantan klubnya tersebut.
Legenda berusia 42 tahun itu adalah salah satu striker terbaik sepak bola Eropa selama waktunya di Anfield. Dia memenangkan Ballon d’Or pada tahun 2001 dan merupakan pemain Inggris terakhir yang memenangkan penghargaan tersebut.
Selama waktunya di Anfield, Michael Owen yang memulai karir profesionalnya pada 1997 berhasil tampil luar biasa dengan 157 gol dan 49 assist dalam 296 penampilan di semua kompetisi bagi raksasa Merseyside, membuatnya kemudian menarik minat dari Real Madrid.
Diminati klub sekelas Los Blancos tentu saja membuat dia merasa bimbang, dengan dia kemudian menyegel kepindahan pada 2004 senilai Rp 208 Milyar, sayangnya bahwa karirnya di Bernabeu tidak berjalan sesuai harapan.
Dia hanya bertahan setahun sebelum dijual ke Newcastle United senilai Rp 434 Milyar dan dia tidak lagi menjadi pemain yang sama sejak meninggalkan Liverpool sebelum akhirnya pensiun pada 2013 bersama Stoke City.
Berbicara kepada Goal Global, dia menceritakan perasaan emosionalnya dalam kepindahannya dari Anfield ke Bernabeu, mengatakan, “Saya tidak tidur selama seminggu sebelumnya. Dan bahkan dalam perjalanan ke bandara, saya menangis. Saya pikir saya akan menjadi pemain Liverpool seumur hidup, tetapi kemudian saya berpikir, ‘Ya Tuhan, ini Real Madrid, saya akan menyesali ini selamanya jika saya mengatakan tidak.”
Michael Owen on his transfer from Liverpool to Real Madrid. pic.twitter.com/fatG4OBXtM
— Sky Sports Retro (@SkySportsRetro) May 24, 2022
“Itu adalah kesempatan untuk bermain di liga yang berbeda, negara yang berbeda, bahasa yang berbeda, budaya yang berbeda. Ini tentang bisa bermain dengan jersey putih yang terkenal itu, bermain di Bernabeu, bermain dengan Zidane, Figo, Beckham, Roberto Carlos.”
“Tapi meski begitu, sesaat kemudian saya berpikir, ‘Tidak, saya ingin berada di Liverpool selama sisa hidup saya’. Jadi, itu adalah salah satu keputusan yang sangat sulit dan mengubah hidup.”