Gilabola.com – Musim Manchester United belum benar-benar usai. Di tengah keterpurukan yang tampak tak berujung, klub ini masih bisa menunjukkan bahwa bola memang tak bisa ditebak.
Pada Jumat (18/4) dini hari WIB, di Old Trafford, pasukan Erik ten Hag kembali hidup berkat kemenangan dramatis atas Lyon yang membawa mereka ke semifinal Liga Europa.
Pertandingan dimulai dengan cukup meyakinkan. Manchester United unggul dua gol di babak pertama lewat Manuel Ugarte dan Diogo Dalot. Namun, semangat juang Lyon tak padam.
Tim tamu bangkit meskipun harus bermain dengan sepuluh orang usai kartu merah untuk Corentin Tolisso. Rayan Cherki dan Alexandre Lacazette berhasil membalikkan keadaan menjadi 2-4 dan nyaris membuat Manchester United tersingkir dalam laga yang menegangkan.
Namun, dalam waktu sekitar tujuh menit yang penuh gejolak, jalannya pertandingan berubah drastis. Bruno Fernandes mengeksekusi penalti dengan tenang sebelum pemain muda Kobbie Mainoo mencetak gol dengan penyelesaian matang.
Semua itu mengarah pada momen paling mencolok malam itu, Harry Maguire yang dipasang sebagai striker dadakan menyundul bola di tiang jauh untuk membawa timnya menang dalam situasi penuh tekanan.
Gol tersebut menandai bagaimana Maguire, yang kerap dikritik karena kinerja di masa lalu, kembali menjadi penentu seperti saat melawan Ipswich Town dan Leicester City di Premier League.
Ruben Amorim bahkan pernah mengatakan bahwa Maguire adalah satu-satunya pemain yang mampu mencetak gol dengan kepalanya, dan pernyataan itu terbukti ketika Casemiro mengirim umpan yang disambut tandukan Maguire dengan akurat.
Sang bek tampil penuh determinasi sejak awal laga, termasuk saat ia membuat tekel keras terhadap Cherki dan membantu proses gol pertama United. Meskipun tak lagi menjabat kapten, Maguire kembali menunjukkan mengapa ia masih bisa diandalkan di tim utama.
Dorgu Kembali Tampil Goyah
Namun, tidak semua pemain United menunjukkan performa memuaskan. Patrick Dorgu menjadi salah satu sorotan karena penampilannya yang dinilai mengecewakan saat menghadapi Lyon.
Pemain yang direkrut dari Lecce pada bursa transfer Januari itu sempat menunjukkan potensi saat lawan Real Sociedad, tetapi sejak saat itu penampilannya belum konsisten.
Dalam laga melawan Lyon, Dorgu kehilangan bola sebanyak sepuluh kali hanya dari 48 sentuhan. Artinya, dia kehilangan penguasaan setiap 4,8 sentuhan—angka yang memperlihatkan betapa rentannya dia saat menguasai bola.
Statistik menunjukkan bahwa dia gagal mencatatkan satu pun umpan silang, tidak membuat satu pun dribel sukses, dan tidak memberikan satu pun umpan kunci sebelum digantikan oleh Harry Amass di babak tambahan.
Dari sisi pertahanan, Dorgu juga terlihat rapuh. Dia kalah duel udara di area tiang jauh yang berujung pada gol Lyon melalui Tolisso. Performa seperti ini membuat seorang jurnalis dari GOAL, Richard Martin, memberinya nilai hanya 4 dari 10 dan menyebutnya sebagai titik lemah dalam tim.
Meskipun Dorgu masih muda dan butuh waktu untuk beradaptasi di Premier League, posisinya sebagai starter kini mulai dipertanyakan. Harry Amass, yang menggantikannya di babak tambahan, mungkin akan menjadi pilihan utama jika tren ini terus berlanjut.
Dengan segala dinamika di lapangan dan sejumlah penampilan individu yang beragam, Manchester United tampaknya masih dalam proses menemukan keseimbangan yang pas untuk bisa terus melaju di kompetisi Eropa musim ini.