Site icon Gilabola.com

Nonton Final 1999 Sebelum Laga, Ruben Amorim Temukan Percikan Ajaib di Old Trafford

Ruben Amorim merayakan gol kemenangan dramatis Manchester United

Gilabola.com – Pelatih Manchester United, Ruben Amorim, menyebut bahwa dirinya menonton ulang laga final Liga Champions 1999 melawan Bayern Munchen sebagai bentuk mencari inspirasi jelang laga leg kedua perempat final Liga Europa melawan Lyon.

Dia mengatakan kepada TNT Sports bahwa saat itu dirinya menonton cuplikan laga dan komentarnya untuk membangun semangat menjelang pertandingan besar ini.

Dalam pertandingan leg kedua yang berlangsung di Old Trafford pada Jumat (18/4) dini hari WIB, tim asuhannya sempat unggul dua gol, namun kemudian tertinggal 4-2 di waktu tambahan.

Momen itu mengingatkan banyak orang pada pertandingan klasik yang membuat sejarah klub, di mana dua gol injury time dari Teddy Sheringham dan Ole Gunnar Solskjaer mengubah nasib United saat melawan Bayern di Camp Nou.

Amorim mengungkapkan bahwa malam itu adalah malam yang luar biasa, meski timnya terlihat sangat lelah. Dia menyebut ketika skor menjadi 4-2 dan Lyon hanya bermain dengan sepuluh pemain, banyak yang mengira semuanya sudah selesai.

Namun dia merasa bahwa di tempat seperti ini, segalanya bisa saja terjadi. Setelah gol ketiga dicetak, yang datang penalti dari Bruno Fernandes, suasana berubah. Menurutnya, atmosfer stadion memberi energi untuk membalikkan keadaan.

Maguire Buka Suara Tentang Laga Ekstrem di Teathre of Dreams

Dalam situasi yang tidak biasa, Amorim memilih menempatkan Harry Maguire di lini depan pada fase akhir pertandingan. Dia menjelaskan bahwa keputusan itu diambil karena Maguire merupakan satu-satunya pemain dengan kemampuan duel udara yang cukup menonjol untuk situasi bola mati.

Dia juga menyebut Kobbie Mainoo meskipun belum sepenuhnya pulih dari cedera dan tidak memiliki kecepatan penuh, tetap menjadi sosok penting karena kemampuannya bermain di ruang sempit dan mencetak gol dari jarak dekat.

Ketika diminta menonton kembali gol-gol dramatis di pertandingan tersebut, Amorim menyebut bahwa suara sorakan dari pendukung United merupakan suara terbaik di dunia. Dia menyatakan bahwa atmosfer stadion seperti inilah yang membuat sepak bola memiliki daya magisnya sendiri.

Usai laga, Maguire mengakui bahwa pertandingan itu sangat luar biasa, meski dia juga menyayangkan betapa beratnya perjuangan yang harus mereka lewati. Menurutnya, saat turun minum mereka sudah unggul 2-0 dan menguasai pertandingan.

Bahkan ia mengatakan bahwa di babak kedua mereka memiliki peluang mencetak gol ketiga. Namun setelah itu, Lyon mencetak gol yang disebutnya lahir dari situasi “pinball” yang membingungkan, dan kemudian berhasil menyamakan kedudukan.

Dia melanjutkan bahwa kondisi makin buruk saat mereka tertinggal 4-2 dari tim yang bermain dengan sepuluh orang. Dia merasa timnya terlalu membuka ruang dan itu menjadi celah yang dimanfaatkan Lyon.

Namun Maguire juga menyebut bahwa timnya terus menggali semangat dari dalam dan menunjukkan tekad untuk tidak menyerah. Dia mengatakan bahwa ketika gol keempat masuk, dirinya merasa peluang kelima pasti datang, dan benar saja bola itu akhirnya jatuh ke dirinya. Dia pun mengungkapkan rasa syukurnya karena mampu memasukkan bola ke gawang dan menggambarkan perasaan itu sebagai sesuatu yang luar biasa.

Exit mobile version