Gilabola.com – Paul Pogba akhirnya kembali melangkah ke panggung sepak bola profesional setelah lebih dari dua tahun tersingkir oleh badai terberat dalam kariernya. Minggu malam di Roazhon Park, mantan gelandang Manchester United itu mengakhiri penantian 811 hari ketika dirinya diperkenalkan pada menit ke-85 dalam laga AS Monaco kontra Rennes.
Sorakan kecil namun penuh makna datang dari sudut tribun pendukung Monaco—sebuah sambutan yang bukan untuk hasil pertandingan, tetapi untuk perjalanan manusia yang menolak menyerah pada takdirnya.
811 Hari Hilang, 811 Hari Berjuang
Sayangnya, momen emosional itu datang dalam situasi yang jauh dari ideal. AS Monaco sudah tertinggal 0-4 dari Rennes, dihantam performa bertahan yang rapuh serta kartu merah kapten Denis Zakaria sebelum turun minum. Pogba masuk ketika pertandingan sudah tak mungkin diselamatkan.
Gol telat Mika Biereth memang memperkecil skor menjadi 4-1, namun kekalahan ini—yang kedua beruntun dengan skor sama—menjatuhkan tim asuhan Sebastien Pocognoli ke peringkat kedelapan Ligue 1.
Namun bagi Pogba, malam itu bukan tentang klasemen. Bukan tentang angka. Bukan tentang hasil. Ini tentang kembali melakukan hal yang paling ia cintai.
Dari Larangan Bermain ke Jalan Penebusan
Perjalanan Pogba menuju titik ini tidak pernah mudah. Pada Agustus 2023, saat masih berseragam Juventus, ia dinyatakan positif dehydroepiandrosterone (DHEA). Ia bersikukuh itu akibat suplemen terkontaminasi, namun tetap harus menerima suspensi dan kemudian hukuman empat tahun pada Februari 2024.
Melalui proses hukum panjang, timnya berhasil meyakinkan otoritas bahwa Pogba tidak dengan sengaja mengonsumsi zat terlarang. Hukuman itu akhirnya dipangkas, memungkinkan dirinya kembali pada Maret 2025.
Juventus memutuskan kontrak Pogba pada akhir 2024, meninggalkannya tanpa klub selama lebih dari dua tahun tanpa menit bermain kompetitif.
Monaco kemudian mengambil risiko. Dan kini, mereka mulai melihat hasil dari kepercayaan itu.
“Ada banyak emosi. Saya senang, tapi juga sedih dengan hasilnya,” ujar Pogba pada Ligue 1+.
“Saya masih butuh waktu. Untuk bermain 90 menit, itu nanti akan datang. Hari ini yang penting adalah langkah pertama.”
Monaco pun menyiapkan rencana pemulihan bertahap—seperti dilaporkan L’Equipe—untuk menyiapkan Pogba kembali tampil penuh dua kali dalam rentang tiga hari.
Mimpi Besar yang Belum Padam: Les Bleus 2026
Meski kembali bermain adalah kemenangan besar, Pogba tahu perjalanan belum selesai. Dengan 91 caps dan 11 gol bersama Timnas Prancis, ia masih menyimpan ambisi besar: tampil di Piala Dunia 2026.
Namun ia menegaskan fokusnya tetap pada langkah-langkah kecil.
“Target jangka pendek adalah kembali bugar 100%, main 90 menit, dan membantu tim. Piala Dunia masih jauh. Jika itu terjadi, itu bonus.”
Lebih dari Sekadar Gelandang: Pemimpin di Balik Pintu Ruang Ganti
Pelatih Monaco, Sebastien Pocognoli, memandang Pogba bukan hanya sebagai pemain berkelas dunia, tetapi figur pemimpin yang dapat membimbing bakat-bakat muda di klub.
“Saya percaya pemain seperti Paul harus mewariskan pengetahuan,” kata Pocognoli.
“Ia bisa menjadi mentor yang menyatukan semua elemen tim. Jika dimaksimalkan, pengaruhnya akan sangat besar.”
Di mata pelatihnya, Pogba adalah jembatan antara pengalaman elite dan ambisi generasi baru Monaco.
Tantangan Berikutnya: PSG Menanti
Setelah 811 hari penuh cedera, tes medis, dan badai emosional, Paul Pogba kembali berjalan di jalurnya. Monaco masih berada di posisi delapan, hanya terpaut dua poin dari Strasbourg di peringkat empat.
Laga berikutnya? Tantangan berat melawan Paris Saint-Germain pada 29 November. Dan Pogba sudah siap jika dipanggil.
“Tergantung pelatih. Saya akan melakukan segalanya untuk bersiap dan membantu tim.”
Perjalanannya masih panjang. Namun untuk pertama kalinya dalam waktu yang sangat lama—Pogba kembali melangkah di rumput yang seharusnya menjadi tempatnya sejak awal.
