Gilabola.com – Real Madrid baru saja menyelesaikan laga terakhir musim ini dan momen itu menjadi lebih emosional karena menjadi pertandingan terakhir Carlo Ancelotti sebagai pelatih kepala.
Dalam suasana yang penuh haru, pelatih asal Italia tersebut menyampaikan salam perpisahan kepada para penggemar di Santiago Bernabeu, diiringi spanduk besar bertuliskan “Gracias, Carletto” yang menghiasi tribun utara stadion.
Sebelum pertandingan melawan Real Sociedad dimulai, publik Santiago Bernabeu sudah menunjukkan bentuk penghormatan kepada Ancelotti. Layar besar stadion menayangkan video penghormatan khusus, dan sorakan suporter memenuhi udara.
Dalam pidato singkatnya di tengah lapangan, Ancelotti menyebut bahwa melatih klub sebesar Real Madrid adalah sebuah kehormatan dan kebahagiaan. Dia juga mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada presiden Florentino Perez dan menyebut bahwa para pemain yang dia latih memiliki kualitas luar biasa.
Dalam wawancara yang dilakukan setelah pertandingan, Ancelotti menjelaskan bahwa dirinya merasa bangga dan bahagia atas periode yang luar biasa bersama klub ini.
Dia menyebut tidak akan melupakan siapa pun yang pernah terlibat selama dirinya menjabat. Pelatih asal Italia tersebut juga mengatakan bahwa Real Madrid telah menjadi rumah dan keluarga bagi dirinya selama enam tahun terakhir.
Namun, di balik suasana emosional tersebut, ada satu keputusan besar yang diam-diam mulai diambil oleh Ancelotti menjelang perannya yang baru sebagai pelatih tim nasional Brasil.
Seiring dengan pergantian peran itu, dia langsung dihadapkan pada tugas menyusun skuad pertamanya untuk menghadapi jeda internasional yang akan dimulai kurang dari dua pekan lagi.
Salah satu nama yang tidak masuk dalam daftar panggilan perdananya adalah pemainnya sendiri yaitu Rodrygo Goes, pemain sayap yang selama ini menjadi andalan di Real Madrid.
Menurut laporan dari jurnalis Tati Mantovani, keputusan untuk tidak memanggil Rodrygo tidak berkaitan dengan cedera fisik serius, melainkan lebih kepada kondisi mental dan fisik pemain yang menunjukkan tanda-tanda kelelahan.
Ancelotti dan tim medis sepakat bahwa Rodrygo perlu diistirahatkan untuk sementara agar bisa memulihkan energinya, yang membuatnya kehilangan performa terbaiknya bagi Madrid di musim ini.
Memang, musim ini bukan musim terbaik bagi Rodrygo. Dia kehilangan tempat di skuad utama ketika Ancelotti mulai mengubah formasi. Catatan kontribusinya di lapangan juga menurun jika dibandingkan musim-musim sebelumnya.
Di sisi lain, tekanan dan beban di sepak bola level tertinggi membuat situasi mental pemain asal Brasil tersebut terlihat tidak stabil. Situasi itu turut mendorong keputusan untuk memberinya waktu istirahat.
Rodrygo tidak hanya sedang berada di persimpangan kariernya di tim nasional, tetapi juga dalam posisi tidak pasti di klub. Kedatangan pelatih baru musim depan bisa membawa banyak perubahan di skuad Real Madrid, dan posisi Rodrygo belum tentu aman.
Waktu istirahat ini dipandang sebagai momen yang penting bagi sang pemain untuk memikirkan masa depannya di dunia sepak bola, baik di klub maupun di level internasional.
Ancelotti sendiri tidak menyebut nama Rodrygo secara langsung dalam pernyataannya. Namun, keputusan itu mengisyaratkan bahwa dia masih memikirkan masa depan sang pemain dan tidak ingin memaksakan tampil ketika kondisinya belum pulih secara penuh.