Gilabola.com – Jelang laga final Liga Europa melawan Manchester United, Tottenham Hotspur mendapat kabar yang kurang menggembirakan. Lucas Bergvall, gelandang muda yang sebelumnya sempat menimbulkan harapan bisa kembali bermain, dipastikan absen.
Meskipun telah ikut berlatih dan bepergian bersama tim ke Bilbao, pelatih Ange Postecoglou menegaskan bahwa pemain berusia 19 tahun itu tidak akan ambil bagian di laga yang digelar di San Mames.
Pemain asal Swedia tersebut sebenarnya sempat membuat optimisme tumbuh di kalangan pendukung Spurs. Setelah mengalami cedera ligamen pergelangan kaki pada akhir April dan absen di tiga laga terakhir Premier League serta dua leg semifinal melawan Bodo Glimt, ia terlihat kembali berlatih.
Bahkan, keikutsertaannya dalam rombongan yang terbang ke Spanyol sempat memicu spekulasi bahwa dia bisa membuat kejutan. Namun, dalam konferensi pers terakhir, Postecoglou menyampaikan bahwa kondisi tim secara umum tidak berubah dari pekan sebelumnya.
Juru taktik Australia itu menyatakan bahwa Lucas tidak tersedia untuk dimainkan di final Liga Europa, dan dengan begitu situasi pemain tetap sama seperti laga terakhir.
Sarr Pulih, Tapi Postecoglou Malah Disorot Masa Depannya
Di tengah absennya Bergvall, Spurs juga sempat dibuat cemas dengan kondisi Pape Matar Sarr. Gelandang asal Senegal itu mengalami masalah saat pertandingan melawan Aston Villa pekan lalu dan harus ditarik keluar lebih awal pada menit ke-53.
Dia langsung menuju ruang ganti dengan berjalan perlahan sambil tampak menahan sakit. Namun, laporan terakhir menyebutkan bahwa Sarr kini sudah pulih dan masuk pertimbangan untuk tampil sejak awal dalam pertandingan final nanti.
Di sisi lain, tekanan besar juga tengah membayangi pelatih Tottenham. Baik Spurs maupun Manchester United sama-sama ingin menutup musim yang sulit ini dengan trofi.
Postecoglou pun dikabarkan sedang berada dalam tekanan, bahkan ada kabar yang menyebut bahwa posisinya tidak aman, apapun hasil pertandingan di final Liga Europa nanti.
Meski demikian, Postecoglou terlihat mencoba tetap tenang. Dia menyampaikan bahwa masa depannya bukan hal yang penting saat ini. Dia menekankan bahwa kesempatan untuk memberikan sesuatu yang istimewa kepada klub, para pendukung, dan seluruh orang yang telah menantikan trofi selama 16 tahun terakhir adalah fokus utamanya.
Pelatih asal Australia itu juga mengingatkan bahwa sudah 41 tahun sejak Tottenham terakhir kali meraih trofi Eropa, dan momen ini terlalu berharga untuk disia-siakan.
Dia juga mengatakan bahwa jika dirinya terlalu khawatir soal masa depan, kemungkinan besar timnya tidak akan bisa sampai ke titik ini. Dia menyatakan bahwa dirinya cukup piawai menjaga fokus agar tetap mengarah pada peluang memberikan sesuatu yang berarti untuk klub.
Dan apa pun yang terjadi setelah pertandingan final Liga Europa, menurutnya, dia siap melanjutkan perjuangan mengejar trofi, di mana pun dia berada, entah tetap sebagai manajer Spurs atau bekerja di tempat lain.