Gilabola.com – Manchester United memang harus menerima kenyataan pahit setelah kalah tipis 0-1 dari Arsenal pada laga pembuka Liga Inggris musim 2025/26. Namun, di balik kekalahan itu, ada sejumlah tanda positif yang membuat Ruben Amorim bisa merasa sedikit lega.
Matheus Cunha dan Bryan Mbeumo, dua rekrutan anyar, menunjukkan permainan menjanjikan yang membuat publik Old Trafford yakin bahwa arah tim sudah lebih jelas.
Meski kalah, data pertandingan memberi gambaran bahwa Manchester United mampu bersaing dengan salah satu tim kandidat juara. Catatan expected goals (XG) mereka mencapai 1,59, lebih tinggi dibanding Arsenal yang hanya 1,05.
Selain itu, mereka menguasai bola hingga 61 persen, melancarkan 22 tembakan, dan tujuh di antaranya tepat sasaran. Satu kesalahan fatal dari kiper Altay Bayindir justru menjadi pembeda, membuat tim harus pulang tanpa poin.
Amorim diyakini mulai menuai hasil dari persiapan pramusim yang lebih matang. Intensitas pressing lebih teratur, organisasi tim lebih rapi, dan serangan terlihat lebih terencana.
Walau demikian, pekerjaan rumah terbesar Manchester United tetap sama: mengubah dominasi bola dan banyak peluang menjadi gol nyata. Di sinilah Benjamin Sesko, striker baru, diharapkan memberi solusi di lini depan.
Sesko Ditunggu, Bayindir Dikritik
Duet Cunha dan Mbeumo dinilai bisa membuka ruang sekaligus memberikan suplai bola ke Sesko. Targetnya sederhana, agar United tidak mengulangi musim lalu yang hanya menghasilkan 44 gol di Premier League, salah satu rekor terburuk mereka.
Amorim menilai jika peluang yang tercipta bisa lebih efektif, United akan mampu bersaing untuk tiket Eropa. Namun masalah baru muncul di posisi penjaga gawang. Kesalahan Bayindir melawan Arsenal menegaskan bahwa sektor ini masih rapuh.
Andre Onana dan Tom Heaton juga dianggap belum menjadi jawaban pasti. Meskipun Amorim pernah memberikan pembelaan terhadap para kipernya, fakta di lapangan menunjukkan sektor tersebut bisa menjadi penghambat ambisi tim.
Di lini tengah, kondisi juga belum ideal. Manuel Ugarte yang dimainkan sebagai pengganti tak mampu menyesuaikan diri dengan tempo cepat pertandingan. Hal itu membuat United rentan ketika menghadapi serangan balik. Banyak yang menilai tanpa tambahan amunisi di area ini, sulit bagi United untuk konsisten.
Kekalahan melawan Arsenal memang mengecewakan, tetapi sinyal positif dari permainan memberi sedikit optimisme. Dengan dua laga berikutnya melawan Fulham dan Burnley, tekanan semakin besar untuk segera mengubah performa baik menjadi hasil nyata.
Amorim sudah memiliki skema permainan yang lebih jelas, tinggal bagaimana para pemain bisa menuntaskannya di lapangan. Musim panjang menanti, dan meskipun masalah masih banyak, kombinasi lini depan baru United berpotensi membuat perjalanan mereka kali ini lebih menarik dibanding musim lalu.