Siapa Bilang PSG Butuh Superstar? Fakta Mengejutkan Era Luis Enrique!

Gilabola.com – Selama bertahun-tahun, Paris Saint-Germain (PSG) dikenal sebagai tim bertabur bintang. Namun, di bawah asuhan Luis Enrique, wajah klub berubah drastis.

Kini, PSG bukan lagi sekadar kumpulan superstar dengan ego besar, melainkan sebuah tim dengan identitas yang kuat dan strategi yang matang. Hasilnya pun mulai terlihat: gelar Ligue 1 telah diamankan dan mereka tengah melaju ke perempat final Liga Champions dengan penuh percaya diri, memburu trofi yang selama ini tak kunjung tiba.

Musim lalu sebenarnya sudah cukup sukses di bawah komando Luis Enrique. PSG meraih gelar ganda domestik—liga dan piala—serta mencapai semifinal Liga Champions, semua itu sambil bergantung pada Kylian Mbappe yang mencetak 44 gol.

Namun, dalam paruh kedua musim, Mbappe mulai tersingkir dari skuad utama karena keputusan hengkangnya ke Real Madrid sudah tak bisa dibendung. Banyak pihak meragukan PSG akan mampu bertahan tanpa ikon mereka, tapi Enrique memiliki pandangan berbeda.

“Jika semuanya berjalan sesuai rencana, musim depan kami akan menjadi tim yang jauh lebih baik, dari segala aspek — menyerang, bertahan, secara taktik. Saya tidak ragu,” kata Enrique pada awal 2024.

Awal yang Goyah, Lalu Meledak

Musim 2024/2025 tidak dimulai dengan sempurna. PSG sempat menelan kekalahan di Liga Champions melawan Arsenal, Atletico Madrid, dan Bayern Munich. Keputusan Enrique untuk tak memainkan striker murni juga menuai kritik, terutama karena membuat Randal Kolo Muani tersingkir dari peran utama.

Namun segalanya berubah sejak kemenangan 3-0 atas Salzburg pada Desember lalu. Laga itu seolah menjadi momen titik balik. Sejak saat itu, PSG melaju kencang dengan catatan 24 kemenangan dan 2 hasil imbang dalam 27 pertandingan—hanya sekali kalah, itupun berhasil dibalas di leg kedua saat melawan Liverpool.

Meski Mbappe telah pergi, lini serang PSG tetap menakutkan. Ousmane Dembélé tampil buas dengan 32 gol di semua kompetisi. Bradley Barcola, Gonçalo Ramos, dan Desire Doué juga produktif, mencetak total 43 gol bersama. PSG saat ini hanya berjarak satu gol dari total gol liga mereka musim lalu—dengan enam laga tersisa!

Tim Muda, Energi Baru

Separuh dari 11 pemain yang paling sering dimainkan PSG musim ini berusia 23 tahun atau lebih muda. Tim muda ini mengandalkan kecepatan, stamina, dan tekanan tinggi. Duet gelandang Vitinha dan João Neves tampil dominan di lini tengah, sedangkan Achraf Hakimi dan Nuno Mendes memberikan daya ledak dari sektor sayap.

Perbandingan dengan era Lionel Messi dan Neymar sungguh mencolok. Dua tahun lalu, PSG tampak berantakan dan seolah menjauh dari impian menjuarai Liga Champions. Tapi kini, Enrique telah merombak suasana tim secara menyeluruh.

“Tahun lalu bagus, kami meraih beberapa trofi dan ke semifinal Liga Champions. Tapi musim ini kami jelas lebih baik,” ujar Enrique usai memastikan gelar Ligue 1 lewat kemenangan 1-0 atas Angers.

“Saya senang bukan karena trofi, tapi karena komitmen para pemain. Ketika saya melihat tim menyerang dan bertahan bersama-sama, itu bukan lagi mimpi utopis,” tambahnya.

PSG bahkan berpeluang menyelesaikan musim Ligue 1 tanpa satu pun kekalahan—sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah klub. Final Piala Prancis melawan Reims juga sudah di depan mata.

Enrique sendiri baru saja memperpanjang kontraknya hingga 2027. Ia menyebut susunan pemain saat ini sangat cocok untuk membangun proyek jangka menengah dan panjang. Tak hanya manajemen, para pemain pun mempercayai sepenuhnya filosofi sang pelatih.

“Dia adalah bosnya. Kami mengikuti idenya dan mencoba menerapkannya sebaik mungkin. Itu sudah berhasil musim lalu, dan kami masih menjalankannya sekarang,” ucap bek Lucas Hernandez.

Misi Eropa: Laga Ulang yang Sarat Memori

Kini PSG akan berhadapan dengan Aston Villa, yang diasuh oleh mantan pelatih mereka, Unai Emery, di perempat final Liga Champions.

Laga ini akan menjadi reuni dua pelatih yang pernah berseteru dalam duel ikonik Barcelona vs PSG tahun 2017, ketika tim Enrique (Barcelona) membalikkan kekalahan 0-4 di leg pertama dengan kemenangan 6-1 yang legendaris di Camp Nou.

Luis Enrique tidak hanya membuat PSG lebih baik. Ia telah menjadikannya tim yang kuat tanpa banyak pemain bintang!