Gila Bola – Serangan yang dilakukan oleh militan Hamas terhadap sebuah festival musik di perbatasan Gaza dan Israel ternyata sudah memakan korban satu pemain sepak bola, yang menjadi bagian dari pembantaian 260 orang di lokasi itu.
Lior Asulin, bekas pemain Hapoel Tel Aviv, diumumkan sudah meninggal dunia oleh klubnya tersebut, menyusul ketiadaan kabar dan kepastian nasib si pemain, usai sebuah serangan brutal terhadap festival musik Supernova, yang diselenggarakan sekitar tiga kilometer jauhnya dari perbatasan Gaza.
Asulin merayakan ulang tahun ke-43 pada hari Jumat (6/10). Ia pernah bermain bagi Hapoel Tel Aviv dan Bnei Sakhnin, selama karir sepak bolanya yang membentang sepanjang 19 tahun.
Ia memutuskan gantung sepatu pada 2018 dan menghabiskan waktu satu tahun dalam tahanan setelah terbukti bersalah memperdagangkan mariyuana dan memutuskan untuk bekerja di sebuah peternakan kuda setelah terbebas dari penjara.
Apa yang Terjadi Dengan Festival Supernova?
Festival musik di dekat perbatasan Gaza itu merupakan salah satu lokasi dengan jumlah korban terbanyak. Sudah 260 jasad ditemukan di sana dan salah satunya adalah Lior Asulin.
Festival musik itu dimulai pada Jumat malam dan berlangsung sampai Sabtu pagi saat sejumlah milisi Hamas dengan menggunakan paraglider masuk ke dekat lokasi dan mulai menembakkan senjata mereka secara membabi buta.
Jumlah korban kemungkinan besar lebih banyak daripada 260 karena ada lebih dari satu organisasi penyelamatan di sana.
Klub-klub Tempat Lior Asulin Merumput
Selain Hapoel Tel Aviv, si pemain pernah pula merumput bagi sebuah klub Siprus, Apollon Limassol FC untuk satu periode singkat tahun 2008.
Limassol adalah juara Liga Siprus sebanyak empat kali dalam sejarah, dengan terakhir kalinya itu terjadi pada 2022.
Mereka pernah bermain di Liga Champions pada musim 2022/23, namun terhenti di babak kualifikasi ketiga oleh Maccabi Haifa. Kekalahan di UCL menyebabkan mereka turun ke Liga Europa.
Namun Limassol lagi-lagi kalah dalam babak play-off kompetisi Europa League oleh Olympiakos dan terpaksa bermain di kasta ketiga Conference League, sebelum finish pada urutan ketiga penyisihan grup.
Sedangkan Hapoel Tel Aviv pernah sejauh penyisihan grup Liga Champions pada 2010/11, mencapai babak perempat final Lga Europa 2001/02, babak 32 besar sebanyak dua kali pada 2006/07 dan 2009/10, selain mencapai babak penyisihan grup dan tersingkir pada tiga kesempatan.