Sudah Dianggap Dinosaurus, Apa Yang Bisa Mourinho Berikan untuk Benfica?

Gilabola.com – Jose Mourinho bakal kembali ke Liga Champions bersama Benfica, setidaknya itulah rencana yang tampaknya bisa terwujud dalam waktu dekat. Dan memang  inilah panggung yang selalu ia bawa, entah Anda mencintai atau membencinya, Mourinho akan selalu membuat cerita.

Perjalanan Mourinho dengan Benfica sebenarnya tak sesederhana “anak hilang kembali ke rumah.” Saat pertama kali datang pada September 2000, ia sudah punya pengalaman sebagai asisten di Sporting dan Porto.

Namun, karier singkatnya di Benfica ditandai drama: hanya memimpin 11 laga dengan 6 kemenangan, ia menuntut perpanjangan kontrak pada presiden baru klub. Ketika ditolak, Mourinho langsung minggat, keputusan penuh percaya diri yang akhirnya terbayarkan.

Kurang dari tiga tahun kemudian, ia meraih trofi liga dan Eropa bersama Porto. Satu dekade setelah itu, ia sudah duduk di kursi pelatih Real Madrid, dengan koleksi dua gelar Liga Champions, enam gelar liga di tiga negara berbeda, dan reputasi sebagai pelatih yang tak terkalahkan.

Namun, sejak meninggalkan Madrid, grafik prestasi Mourinho mulai menurun. Meski sempat mempersembahkan gelar untuk Chelsea, Manchester United, hingga membawa Roma juara Europa Conference League, ia juga kerap gagal di liga. Tottenham memecatnya tepat sebelum final Piala Liga, Roma pun akhirnya mendepaknya setelah hasil domestik mengecewakan.

Dari Fenerbahce ke Benfica: Tantangan Serupa?

Mourinho baru saja meninggalkan Fenerbahce setelah gagal membawa mereka lolos ke fase grup Liga Champions. Presiden klub, Ali Koc, menyebut gaya main Mourinho terlalu bertahan untuk tim sebesar Fenerbahce yang dituntut mendominasi di liga domestik.

Benfica kini menghadirkan situasi yang mirip. Meski hanya satu kali juara liga dalam enam musim terakhir, mereka tetap klub terbesar dan paling didukung di Portugal.

Bedanya dengan Fenerbahce, Benfica punya tradisi melahirkan dan menjual talenta muda seperti João Neves, Gonçalo Ramos, hingga Alex Grimaldo. Mourinho belum pernah lagi bekerja di lingkungan seperti ini sejak masa-masa awalnya di Leiria.

Dan di sinilah ujian besar menantinya: bisakah ia mengubah citra pelatih yang hanya bisa menciptakan “mentalitas parkir bus” menjadi sosok yang bisa membangun tim dengan pemain muda?

Cinta, Benci, atau Sekadar Hiburan

Mourinho selalu jadi magnet kontroversi—dari aksi bersembunyi di keranjang cucian, konfrontasi dengan wasit, sampai komentar pedas soal liga Turki.

Banyak yang menyebutnya dinosaurus yang sudah ditinggalkan zaman. Tapi entah berhasil atau gagal, kehadirannya di Liga Champions bersama Benfica tetaplah hiburan. Setidaknya tujuh laga bersama Benfica akan jadi tontonan menarik, ibarat menonton perdebatan sengit di media sosial—mungkin melelahkan, tapi selalu seru.

IKLAN