Gila Bola – Jerman bermain imbang melawan Swiss setelah sempat tertinggal, sorotan di lini belakang dan keputusan Nagelsmann.
Sejak peluit tanda kick-off dibunyikan, Swiss membuktikan mereka akan merepotkan Jerman dan memberikan perlawanan yang jauh lebih sengit dibanding Skotlandia atau Hungaria.
Meskipun gol yang dianulir Robert Andrich memberi kesan Jerman mendominasi awal pertandingan, kenyataannya mereka gagal menciptakan peluang emas ke gawang lawan.
Lini belakang Swiss yang kokoh membuat Jamal Musiala, Florian Wirtz, dan İlkay Gundogan kesulitan melancarkan serangan di sepertiga akhir lapangan.
Ketika mereka berhasil merebut bola, Swiss justru berupaya untuk melukai tim tuan rumah.
Gol pembuka yang dicetak dengan baik oleh Dan Ndoye membuat Jerman terkejut, dan mereka gagal bangkit dari keterpurukan tersebut sebelum turun minum.
Dominasi Jerman Tanpa Hasil
Setelah turun minum, ritme permainan sebagian besar tetap sama. Meskipun mendominasi penguasaan bola, Die Nationalmannschaft gagal menciptakan banyak peluang emas ke gawang lawan.
Selain itu, Swiss juga melewatkan beberapa peluang untuk menambah keunggulan, bahkan satu gol mereka dianulir karena offside.
Meskipun demikian, Niclas Fullkrug berhasil menyelamatkan Jerman dan mengamankan poin yang membuat mereka tetap berada di puncak Grup A.
Ini jelas menjadi kekecewaan besar bagi Swiss, yang akan optimis bisa melaju ke babak 16 besar jika bisa mengulang performa melawan Jerman.
Masalah Besar di Lini Belakang Timnas Jerman
Setelah menghajar Skotlandia 5-1 dan menang 2-0 atas Hungaria, banyak yang mulai percaya Jerman memiliki kemampuan untuk menjuarai Euro 2024.
Keyakinan ini turut dibagikan penyedia data statistik Opta, yang setelah dua pertandingan babak grup pertama, menyimpulkan bahwa tim asuhan Julian Nagelsmann adalah tim favorit kedua untuk juara Euro 2024.
Namun karena ini namanya sepak bola, seperti yang terlihat saat melawan Hungaria, dan juga performa mereka sebelum turnamen, Jerman masih jauh dari kata siap untuk menjadi juara Eropa. Hal ini terlihat jelas ketika melawan Swiss.
Ketika menghadapi tim yang terorganisir dengan baik dan berpengalaman seperti Swiss arahan Murat Yakin, titik lemah Jerman menjadi terlihat.
Lini belakang yang lamban membuat Swiss terkadang bisa dengan nyaman masuk ke area berbahaya. Kecepatan serangan mereka biasanya diatur oleh Granit Xhaka dari Bayer Leverkusen.
Jerman memang memiliki banyak pemain berkualitas di lini depan, namun di lini belakang mereka punya masalah.
Dengan absennya Jonathan Tah karena akumulasi kartu kuning, Nagelsmann harus melakukan perubahan di lini belakangnya.
Mungkin dia juga bisa memilih untuk memindahkan Kimmich dari posisi bek kanan, yang terlihat kesulitan menghadapi kecepatan dan gocekan Dan Ndoye sepanjang pertandingan.
Strategi Julian Nagelsmann Dipertanyakan
Di Bundesliga, baik saat menangani Hoffenheim, RB Leipzig, atau Bayern Munich, Julian Nagelsmann secara konsisten terbukti menjadi salah satu pelatih paling cerdas di Eropa.
Akan tetapi, di level internasional, saat melawan Swiss, pelatih berusia 36 tahun ini justru menunjukkan kurangnya pengalaman.
Sebelum kick-off, Nagelsmann menyatakan bahwa dia tidak akan melakukan perubahan pada tim yang telah menjadi starter di dua pertandingan babak grup sebelumnya.
Padahal dengan tiga pemain di lini belakang yang hanya berjarak satu kartu kuning dari akumulasi yang berujung larangan bermain di babak 16 besar, seharusnya ini menjadi kesempatan bagi pemain lain untuk menunjukkan kualitas mereka, apalagi dengan status lolos ke babak selanjutnya yang sudah mereka pastikan.
Bagaimanapun, Nagelsmann tetap pada keputusannya, dan hal itu berujung blunder. Lini belakang Jerman terlihat lamban dan ceroboh, terutama saat kebobolan gol pertama.
Kartu kuning yang diterima Jonathan Tah akibat pelanggaran tidak perlu dan ceroboh memastikan dia absen di babak 16 besar.
Untuk bisa menjuarai kompetisi internasional, Anda tidak perlu memenangi setiap pertandingan; Anda hanya perlu pandai mengatur jalannya turnamen.
Ini adalah kesempatan sempurna bagi Nagelsmann untuk mengatur turnamen secara efektif, namun kenaifannya pada akhirnya terlihat jelas.
Niclas Fullkrug Harus Jadi Starter Gantikan Kai Havertz
Sejauh ini, lini serang Jerman di Euro 2024 nyaris tak terbendung. Trio Musiala, Wirtz, dan Gündoğan telah membuat Skotlandia dan Hungaria kewalahan, tetapi melawan Swiss, trio tersebut sebagian besar tidak efektif.
Namun, terlepas dari masalah mereka, Kai Havertz tampil sebagai ancaman serangan paling berbahaya bagi Jerman. Meskipun demikian, dengan akurasi tembakan 20% dan gagal memanfaatkan dua peluang emas, menurut Fotmob, striker Arsenal itu kurang tajam.
Sorotan tertuju pada Niclas Fullkrug. Penyerang tengah Borussia Dortmund ini telah menjadi sumber gol yang handal untuk tim nasional Jerman, dan sekali lagi, ia menyelamatkan mereka.
Pemain berusia 31 tahun ini memberikan kehadiran fisik yang tidak dimiliki Havertz dalam serangan Jerman, serta menawarkan titik fokus yang lebih baik daripada mantan gelandang Leverkusen itu.
Ke depannya, mungkin Füllkrug lebih baik dimainkan sejak menit awal dibanding Havertz, dengan penyerang Arsenal itu bergantian dengan Gündoğan di belakang penyerang utama BVB tersebut.
Jika Jerman ingin menjuarai Euro 2024, mereka membutuhkan gol, dan Fullkrug, lebih dari siapa pun yang bisa menyediakannya.