
Setelah begitu banyak drama di kehidupannya sebagai manajer sepak bola, Jose Mourinho tak bisa menahan tangisnya usai mendapatkan medali kemenangan Liga Konferensi Europa, usai Roma mengalahkan Feyenoord pada Kamis dinihari (26/5).
Satu gol dari pemain 22 tahun Nicolo Zaniolo sudah cukup untuk memastikan kemenangan atas Feyenoord meski pun para pendukung Roma dipaksa berdebar selama paruh kedua pertandingan di Air Albania Stadium di kota Tirana ini, setelah melihat tim kerayangan mereka dibanjiri dominasi dan serangan tim Belanda tersebut.
Usai mendapatkan medali selaku juara, Mou tidak bisa menahan emosinya dan menangis di depan kamera televisi, mengusap matanya. Ini merupakan medali kelimanya di kancah kompetisi Eropa usai dua trofi di FC Porto, satu di Inter Milan dan satu lainnya bersama Manchester United.
Mourinho In Tears .pic.twitter.com/aR88Mn0XP4
— Mourinhoistas Fan. (@MourinhoNews77) May 25, 2022
Usai memastikan kemenangan, Mou memberikan pernyataan sebagai berikut: “Kami telah berhasil menuliskan sejarah. Inilah kompetisi yang kami yakini bisa kami menangkan sejak awal.”
“Banyak hal yang terlintas di benak saya sekarang. Saya merasa seperti seorang Romanista sejati. Saya tahu saatnya (kemenangan ini) akan tiba bagi orang-orang. Mereka telah menunggu sesuatu seperti ini.”
“Ini bukan pekerjaan malam ini, ini sejarah. Kami harus menulis sejarah. Kami menulisnya. Saya akan bertahan [di AS Roma], tidak ada keraguan tentang itu. Kami perlu melihat apa yang akan dilakukan pemilik kami, yang adalah orang-orang fantastis, pada musim depan karena ini adalah sejarah, tetapi kami dapat membangun proyek khusus. Sekarang saya akan melanjutkannya. Setelah liburan, duduk di pantai dan memikirkan semuanya sebentar.”