Tiga Poin Penting dalam Kekalahan Atalanta dari Real Madrid di Piala Super Eropa

Atalanta harus terima nasib kalah dari Real Madrid dua gol tanpa balas di Piala Super Eropa dini hari tadi.

Atalanta pastinya sangat merindukan Teun Koopmeiners di laga melawan Madrid tersebut, sementara Mateo Retegui juga masih harus beradaptasi di Bergamo. Berikut tiga poin penting yang disimpulkan dari kekalahan La Dea di laga akbar itu.

Atalanta sebenarnya bisa menyulitkan Madrid selama 47 menit, tapi kemudian harus mengakui kualitas permainan para bintang Madrid, terutama Jude Bellingham, Vinicius Junior dan Kylian Mbappé – pemain baru yang bahkan berhasil mencetak gol dalam debutnya bersama skuad Los Merengues di babak kedua.

Atalanta dijadwalkan mengawali kompetisi Serie A musim 2024/25 ini di kandang Lecce pada Senin (19/8) malam, dan Football Italia menganalisa apa makna kekalahan dari Madrid untuk tim asuhan Gian Piero Gasperini tersebut.

Atalanta Menyesal

La Dea sebenarnya punya peluang terbaik di laga itu melalui aksi Mario Pasalic – hanya beberapa menit sebelum gol pembuka Madrid yang dibukukan Federico Valverde di menit 59. Namun, mereka malah kebobolan dua gol dengan cara sama.

Pertama, anak asuh Ancelotti berhasil merebut bola dari umpan buruk Juan Musso, lalu Rodrygo kembali mencuri bola dari kaki Isak Hien yang memicu aksi serangan balik dan membantu Bellingham memberi umpan kepada Mbappé, hingga bintang Perancis itu sukses mencetak gol pertamanya untuk Madrid.

Raksasa La Liga itu berhasil mendominasi jalannya laga di babak kedua, dan Musso  sempat lakukan beberapa penyelamatan gemilang di antara dua gol yang sukses dibukukan Madrid.

Namun, kebobolan yang dialami Atalanta menunjukkan, masih ada cukup waktu untuk klub itu berbenah. Dengan perhatian ekstra, I Nerazzurri diyakini bisa menantang klub-klub papan atas Italia musim ini – dan seterusnya, serta tetap berada di posisi empat besar.

Tautan yang Hilang

Satu hal yang pasti, Atalanta tanpa bintang asal Belanda, Teun Koopmeiners, yang memaksa untuk pindah ke Juventus dan belum berlatih bersama rekan-rekan satu timnya selama beberapa hari terakhir ini.

Gasperini menyatakan jelang laga kontra Madrid, pemain 26 tahun itu menjadi ‘korban sebenarnya’ dari situasi ini, tapi La Dea juga sangat terkena dampaknya.

Dengan koleksi 15 gol dan tujuh assist yang dibukukannya dalam 51 pertandingan, Koopmeiners berhasil buktikan kualitasnya di sepertiga akhir lapangan musim lalu, dan Atalanta butuh lebih banyak hal yang sama dini hari tadi.

Mereka barangkali bermain lebih baik dibandingkan Madrid di babak pertama, tapi gagal menyelesaikan peluang yang tercipta di lini serang mereka dan harus temukan seorang pemain yang bisa menghidupkan kembali lini depan mereka.

Atalanta Berharap Mateo Retegui Cepat Beradaptasi

Pemain internasional Italia tersebut baru bermain selama 45 menit bersama Atalanta, sebelum mereka menggelar laga melawan Madrid dini hari tadi. La Dea dengan cepat mengontraknya untuk gantikan Gianluca Scamacca – andalan Atalanta lainnya yang juga sangat dibutuhkan Gasperini di Warsawa.

Peta panas Charles De Ketelaere dan Ademola Lookman di laga dini hari tadi berhasil buktikan, kedua striker Atalanta itu berusaha mencari ruang di lini sayap dibandingkan di tengah lini serang.

Hal ini menunjukkan bahwa Retegui harus segera beradaptasi untuk mengisi posisi Scamacca dan menjadi acuan di jantung area terlarang lawan.

Mantan penyerang Genoa itu terlihat mengalami kesulitan di laga melawan Madrid, tapi semua tekanan memang akan ditujukan padanya di sepanjang musim 2024/25,  karena Atalanta butuh pencetak gol yang bisa diandalkan dan juga konsisten dalam menantang tim-tim papan atas Serie A serta Liga Champions.