Toni Kroos mengakhiri perjalanan gemilangnya di dunia sepak bola dengan cara yang tak bisa lebih sempurna: mengangkat trofi Liga Champions kelimanya bersama Real Madrid di akhir musim 2023/24.
Gelandang asal Jerman ini memutuskan untuk gantung sepatu di usia 34 tahun, setelah menjalani karier panjang yang penuh dengan prestasi, baik di level klub maupun tim nasional.
Dalam sebuah wawancara eksklusif, Kroos mengenang beberapa pertandingan yang menjadi tonggak penting dalam hidupnya. Salah satunya adalah pertandingan bersama Bayer Leverkusen pada 2009, yang menurut Kroos merupakan momen krusial dalam kariernya.
Leverkusen adalah tempat di mana Kroos pertama kali mendapat kesempatan untuk membuktikan dirinya di Bundesliga, setelah dipinjamkan dari Bayern Munchen.
Kroos mengaku bahwa kesempatan itu memberinya pengalaman berharga yang membantunya mencapai level tertinggi dalam sepak bola. Dia juga mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada klub yang mempercayainya sebagai pemain muda.
Selain perjalanan di Bundesliga, gelandang tengah itu juga mengenang salah satu momen puncak dalam kariernya, yaitu kemenangan Jerman atas Argentina di final Piala Dunia 2014.
Baginya, pertandingan tersebut adalah momen yang sangat spesial, bukan hanya karena berhasil meraih trofi paling bergengsi dalam sepak bola, tetapi juga karena dampaknya bagi seluruh bangsa Jerman.
Meskipun pertandingan tersebut tidak berjalan dengan spektakuler dari sisi hiburan, Kroos merasa kemenangan itu sangat berharga. Dia masih mengingat jelas bagaimana Mario Götze mencetak gol kemenangan, serta euforia dan kebahagiaan yang menyelimuti timnya saat peluit akhir dibunyikan.
Namun, perjalanan Kroos di Real Madrid-lah yang benar-benar mengukuhkan namanya sebagai salah satu gelandang terbaik dunia. Debutnya untuk klub raksasa Spanyol itu terjadi pada Agustus 2014, dalam laga Piala Super Eropa melawan Sevilla.
Kroos mengakui bahwa tekanan untuk tampil apik di laga pertama sangat besar, terutama karena ekspektasi yang tinggi setelah dia sukses membawa Jerman menjadi juara dunia sebulan sebelumnya.
Namun, kemenangan 2-0 di laga debut itu menjadi awal yang sempurna bagi karier Kroos di Real Madrid, dan dia sukses mempersembahkan trofi pertamanya untuk klub ibukota tersebut.
Pertandingan terakhir Kroos bersama Real Madrid juga menjadi cerita yang luar biasa. Pada 1 Juni 2024, Kroos menutup kariernya dengan gelar Liga Champions kelima setelah mengalahkan Borussia Dortmund 2-0 di final yang berlangsung di Wembley.
Menurut Kroos, mengakhiri karier dengan mengangkat trofi Liga Champions adalah sesuatu yang tak bisa diimpikan lebih baik. Baginya, ini adalah penutup yang sempurna untuk perjalanan panjang yang penuh dengan pencapaian luar biasa.
Kroos menegaskan bahwa kesuksesan Real Madrid di musim tersebut bukan hanya karena kualitas individu, tetapi juga karena persatuan tim yang kuat dan semangat juang yang luar biasa.
Kroos pensiun dengan membawa 33 trofi di tingkat klub dan internasional, termasuk lima Liga Champions bersama Real Madrid, satu trofi Piala Dunia, dan berbagai gelar lainnya.
Karier Kroos bukan hanya tentang trofi, tetapi juga tentang konsistensi dan pengaruh besarnya di lapangan selama lebih dari satu dekade. Meskipun kini dia telah pensiun, warisan yang ditinggalkan Kroos akan terus dikenang oleh para fans sepak bola di seluruh dunia.