Warisan Ten Hag Mungkin Bisa Bantu Manchester United Menangi Final Liga Europa

Gilabola.comManchester United menjalani musim domestik yang jauh dari kata memuaskan, bahkan berada di papan bawah klasemen Premier League bersama Tottenham.

Meski begitu, di ajang Liga Europa, mereka justru menunjukkan taji yang berbeda. Kemenangan atas Lyon dan penampilan mencolok saat menghancurkan Athletic Bilbao menjadi dua titik terang yang membuat mereka kembali melangkah ke final.

Tottenham juga mengalami hal serupa. Tim yang dibesut Ruben Amorim itu tampil meyakinkan saat menang tandang melawan Eintracht Frankfurt dan Bodo/Glimt. Padahal banyak yang memperkirakan mereka bakal tersandung.

Namun jika bicara soal sepak bola di Liga Inggris musim ini, keduanya sama-sama terseok. United dan Tottenham nyaris tenggelam di urutan ke-16 dan ke-17 klasemen, hanya sedikit lebih baik dari tiga tim yang sudah dipastikan terdegradasi.

Kini, trofi Liga Europa menjadi satu-satunya peluang untuk menyelamatkan muka. Bagi Tottenham, kemenangan atas United dalam tiga pertemuan terakhir bisa memberi rasa percaya diri lebih. Tetapi bagi United, pengalaman memenangkan trofi tetap jadi bekal penting yang tak bisa dikesampingkan begitu saja.

Final Tahun Lalu Masih Jadi Bahan Diskusi di Ruang Ganti

Kembali ke tahun lalu, Erik ten Hag pernah membawa Manchester United memenangkan final Piala FA melawan Manchester City di Wembley. Padahal sebelumnya mereka hampir tereliminasi secara memalukan oleh Coventry City. Saat itu, United sempat unggul tiga gol, namun laga berakhir imbang dan hanya bisa dimenangkan lewat adu penalti setelah keputusan VAR yang amat tipis.

Namun justru dari kekacauan itu, Ten Hag merancang salah satu malam terbaiknya bersama United. Dia dianggap berhasil menyiapkan taktik dengan presisi, menyusun pidato motivasi dan presentasi video yang mampu menggugah para pemain.

Beberapa pihak menyebut bahwa itulah penampilan paling rapi dari United sepanjang musim, sebuah malam ketika sepak bola benar-benar dimainkan dengan rencana yang matang.

Keberhasilan itu bahkan sempat menggagalkan rencana Jim Ratcliffe yang ingin memecat Ten Hag. Penampilan di Wembley jadi alasan utama sang manajer diberi kesempatan satu musim lagi, walau akhirnya tetap diberhentikan.

Menariknya, kemenangan atas City di final itu jugalah yang membuka jalan bagi United ke Eropa musim ini. Andai kalah, posisi kedelapan di liga tidak cukup untuk meloloskan mereka ke kompetisi antarbenua.

Warisan Taktik yang Tak Hilang

Dari sebelas pemain yang diturunkan saat final Piala FA tahun lalu, hanya Bruno Fernandes dan Andre Onana yang pasti jadi starter di Bilbao. Lisandro Martinez dan Diogo Dalot sebenarnya punya kans bermain, tapi cedera menghalangi. Alejandro Garnacho masih berjuang untuk mengamankan satu tempat di tim inti, namun posisinya lebih dekat ke bangku cadangan.

Pemain lain seperti Kobbie Mainoo, Raphael Varane, Sofyan Amrabat, Aaron Wan-Bissaka, Scott McTominay, dan Marcus Rashford sudah tak masuk dalam rencana utama, bahkan sebagian besar sudah tidak berada di klub.

Namun empat pemain pengganti kala itu, Victor Lindelof, Jonny Evans, Mason Mount, dan Rasmus Hojlund, masih bisa punya peran penting di laga final nanti. Altay Bayindir, Christian Eriksen, dan Amad Diallo juga masih ada dalam daftar skuad, walaupun hanya jadi pengganti yang tak digunakan saat itu.

Beberapa orang mulai bertanya-tanya apakah ada yang membisikkan kepada Amorim tentang apa saja yang pernah dilakukan Ten Hag untuk mempersiapkan laga final secara maksimal.

Meski sulit untuk memastikan, ingatan akan keberhasilan tahun lalu di Wembley tetap menjadi bahan diskusi di dalam tim. Tidak ada yang bisa menepis bahwa malam sempurna di Piala FA itu masih membekas dan mungkin menjadi inspirasi saat tim bola dari Manchester kembali mengejar kejayaan di Eropa.