AS Roma Era Gian Piero Gasperini Fokus Pada Pembangunan Nilai Talenda Muda

Gilabola.comGian Piero Gasperini menyampaikan bahwa AS Roma kini mengambil arah yang sepenuhnya baru dengan fokus membangun nilai melalui talenta muda.

Menurutnya, target utama adalah mendapatkan kredibilitas di mata para penggemar, sebab setelah itu, waktu dan kesabaran dari pendukung akan datang dengan sendirinya.

Pelatih berpengalaman itu menyebut perjalanan pramusim di Inggris, meski diwarnai kekalahan 4-0 dari Aston Villa, sudah memberi gambaran tentang pekerjaan yang telah mereka lakukan dan pekerjaan yang masih harus diselesaikan.

Gasperini menilai bahwa klub ini harus memiliki ambisi besar, meskipun dia tidak bisa memberikan janji kemenangan instan. Baginya, yang lebih penting adalah membangun kepercayaan, karena itu akan memberi ruang untuk mengembangkan tim dalam jangka panjang.

Bursa Transfer dan Fokus pada Pemain Muda

AS Roma sudah melakukan beberapa investasi penting selama bursa transfer musim panas seperti mendatangkan Wesley, Neil El Aynaoui, Evan Ferguson, dan Daniele Ghilardi.

Laporan menyebutkan bek Jan Ziorkowski sedang dalam proses bergabung dari Legia Warsaw, sedangkan Fabio Silva dari Wolverhampton Wanderers menjadi target untuk lini serang sayap, meski harus bersaing dengan Borussia Dortmund.

Gasperini menjelaskan bahwa semua rekrutan baru ini berada di rentang usia 21–23 tahun, memiliki pengalaman, dan sesuai dengan profil yang diinginkan pemilik klub.

Dia mengakui bahwa langkah membangun dari pemain muda tidak lazim untuk kota dan klub sebesar Roma, tetapi ini adalah fondasi yang ingin mereka kembangkan ke depan.

Gasperini menambahkan bahwa fokus dalam sepak bola sering tertuju pada penyerang, dan saat ini adalah fase krusial bursa transfer. Dia bahkan mengingatkan bahwa pemain-pemain debutannya di klub sebelumnya telah dijual dengan total keuntungan sekitar Rp 5,7 Triliun.

Tantangan Taktis dan Kepemimpinan Tim

Terkait kompatibilitas Matias Soule dan Paulo Dybala, Gasperini berpendapat bahwa pemain berbakat selalu bisa bermain bersama. Dia menilai Dybala sudah berpengalaman di berbagai posisi, sementara Soule perlu memperluas kemampuannya agar tidak hanya mengandalkan pergerakan memotong ke dalam untuk menembak.

Dalam urusan kapten tim, Gasperini menerapkan sistem hierarki berdasarkan jumlah penampilan. Baginya, semakin banyak pemain yang layak mengenakan ban kapten, semakin kuat kesatuan tim.

Juru taktik berusia 67 tahun itu mengingat momen pertandingan final Liga Europa ketika semua pemain bersatu mengangkat trofi meski kapten utama tidak bermain.

Soal rumor Ademola Lookman yang ingin pindah ke Inter, Gasperini mengaku kecewa. Dia merasa hubungan baik yang terbangun selama bertahun-tahun seharusnya tidak terhapus oleh satu insiden. Dia berharap situasi itu bisa segera diselesaikan demi kebaikan pemain dan klub.