Gilabola.com – Antonio Conte belum sempat menikmati penuh gelar juara Serie A yang baru saja dipersembahkannya untuk Napoli, saat ia langsung mendapat tekanan dari sang presiden klub, Aurelio De Laurentiis.
Pelatih asal Italia itu mencatatkan sejarah sebagai pelatih pertama yang memenangkan Serie A bersama tiga klub berbeda, Juventus, Inter Milan, dan kini Napoli, setelah kemenangan 2-0 atas Cagliari berkat gol dari Scott McTominay dan Romelu Lukaku di pekan terakhir musim ini.
Hasil itu memastikan Napoli finis di puncak klasemen dengan selisih satu poin dari Inter Milan yang juga menang di laga terakhir mereka melawan Como. Gelar ini merupakan scudetto keempat sepanjang sejarah Napoli, dan yang kedua dalam tiga tahun terakhir, memicu perayaan liar di seluruh penjuru Napoli, kota yang dikenal penuh gairah terhadap sepak bola.
Namun, di tengah hingar-bingar kembang api, flare, dan lagu-lagu pujian untuk para pahlawan baru kota, De Laurentiis justru memberikan pernyataan yang mengisyaratkan bahwa posisi Conte tak sepenuhnya aman untuk musim depan.
De Laurentiis: Conte Harus Siap Tantangan Eropa
Napoli tidak bermain di kompetisi Eropa musim ini, akibat kegagalan musim lalu saat mereka finis di peringkat 10 dan gagal mempertahankan gelar juara. Kini, sang presiden haus akan lebih: gelar Eropa pertama sejak Piala UEFA 1989 yang diraih di era Diego Maradona.
Saat ditanya oleh DAZN apakah Conte akan tetap melatih Napoli musim depan, De Laurentiis menjawab diplomatis:
“Jangan pernah bilang tidak mungkin,” kata pria berusia 75 tahun itu.
“Pelatih punya karakter masing-masing yang harus dihormati. Menurut saya, mereka tidak boleh dikekang oleh kontrak besi. Napoli adalah Napoli, dan itu layak dihormati. Jika Conte mau menyerahkan dirinya untuk klub seperti yang dia lakukan musim ini, maka kami akan menyambutnya sebagai pemimpin besar.”
“Tahun depan, saya akan sangat senang jika dia bisa meninggalkan jejak di Liga Champions, yang kini semakin penting sejak formatnya diubah.”
Meski terdengar keras, De Laurentiis juga menyampaikan pujian personal untuk Conte, menegaskan bahwa hubungan mereka sudah terjalin cukup lama.
“Itu tidak mudah. Tapi saya pernah bertemu Conte di Maladewa, dan bertahun-tahun lalu kami pernah berenang bersama. Saya langsung tertarik dengan mentalitasnya,” ujarnya.
“Saya mendekatinya pada November 2023 dan memintanya datang saat itu juga, tapi dengan sangat profesional dia bilang, ‘Saya tidak membangun tim ini, lebih baik tunggu sampai Juni agar kita bisa membuat sesuatu yang istimewa bersama’.”
McTominay: Pemain Terbaik Serie A
Di balik kemenangan Napoli, Scott McTominay menjadi tokoh utama. Gelandang asal Skotlandia yang didatangkan dari Manchester United dengan harga £25 juta musim panas lalu itu dinobatkan sebagai Pemain Terbaik Serie A musim ini.
Golnya ke gawang Cagliari menjadi gol ke-12-nya musim ini—mewakili peran vitalnya dalam perjalanan Napoli menuju gelar juara. Ia juga memimpin lini tengah bersama Billy Gilmour, menciptakan duet “Skotlandia di selatan Italia” yang kini dielu-elukan publik Neapolitan.
Sementara itu, di Inggris, pelatih Man United Ruben Amorim kemungkinan menyaksikan momen tersebut dengan rasa campur aduk, hanya 48 jam setelah timnya kalah dari Tottenham di final Liga Europa.
Di sisi lain Manchester, Kevin De Bruyne juga tengah bersiap meninggalkan Man City setelah kontraknya habis. Dengan torehan 108 gol dan 19 trofi termasuk Liga Champions, sang legenda Belgia kini dikaitkan dengan Napoli sebagai destinasi berikutnya.
Namun saat ditanya soal rumor transfer De Bruyne, De Laurentiis memilih berhati-hati:
“Jangan ajukan pertanyaan yang tidak sopan,” katanya sambil tersenyum.
“Kami sedang bekerja untuk membentuk tim yang lebih kuat dan kompetitif. Kami sudah punya pemain-pemain hebat, dan akan menambah yang lebih hebat lagi.”