Gilabola.com – Fiorentina akhirnya memutus kutukan panjang tanpa kemenangan di Serie A musim ini. Bermain di hadapan pendukung sendiri, La Viola menghajar Udinese dengan skor telak 5-1, hasil yang tak lepas dari kartu merah cepat kiper Maduka Okoye di awal laga.
Kemenangan ini menjadi angin segar besar bagi Fiorentina setelah 15 pertandingan beruntun tanpa kemenangan. Gol-gol dari Rolando Mandragora, Albert Gudmundsson, Cher Ndour, serta dua gol Moise Kean memastikan malam sempurna bagi tim asuhan Vanoli, meski mereka masih tertahan di dasar klasemen sementara.
Fiorentina Akhiri Paceklik, Udinese Kehilangan Arah Sejak Awal
Masuk laga ini, Fiorentina sedang berada di situasi genting. Mereka belum pernah menang dalam 15 pertandingan Serie A dan baru saja menelan tiga kekalahan beruntun. Vanoli hanya melakukan satu perubahan dari kekalahan menyakitkan 1-2 melawan Hellas Verona, dengan Cher Ndour menggantikan Simon Sohm di lini tengah.
Di sisi lain, Udinese datang dengan kepercayaan diri tinggi usai kemenangan mengejutkan 1-0 atas juara bertahan Napoli. Tak heran jika mereka mempertahankan susunan pemain yang sama.
Namun semua rencana Udinese runtuh hanya dalam tujuh menit pertama.
Kartu Merah Okoye Ubah Jalannya Pertandingan
Petaka bagi Udinese datang ketika Maduka Okoye nekat keluar dari area penalti untuk menghentikan Moise Kean dalam situasi satu lawan satu. Sang kiper justru menabrak striker timnas Italia tersebut tepat di luar kotak penalti dan langsung diganjar kartu merah oleh wasit.
Dari situ, Fiorentina mengambil alih kendali penuh. Tendangan bebas Mandragora nyaris membuka skor setelah membentur mistar, disusul Gudmundsson yang mengguncang tiang gawang lewat tembakan jarak jauh.
Mandragora Buka Jalan, Gudmundsson & Ndour Menjauhkan Skor
Kebuntuan akhirnya pecah pada menit ke-21. Skema tendangan bebas cepat dari Nicolo Fagioli disambut Mandragora di tepi kotak penalti. Sepakan mendatarnya memang tak terlalu keras, namun kiper pengganti Razvan Sava gagal mengantisipasi bola yang meluncur ke gawang.
Menjelang turun minum, Fiorentina semakin menggila. Gudmundsson menunjukkan kualitas individunya dengan meliuk-liuk di depan kotak penalti sebelum melepaskan tembakan melengkung ke pojok atas gawang untuk mengubah skor menjadi 2-0.
Belum puas, Cher Ndour menutup babak pertama dengan sundulan bebas tanpa kawalan, menyambut umpan silang akurat Fagioli di masa injury time. Skor 3-0 menjadi penutup paruh pertama.
Moise Kean Tak Terbendung
Udinese sempat mencoba bangkit di awal babak kedua, dengan Hassane Kamara hampir mencetak gol dua menit setelah kick-off. Namun momentum itu segera dipadamkan.
Pada menit ke-56, Moise Kean mencatatkan namanya di papan skor. Tembakan Fabiano Parisi yang membentur tiang memantul tepat ke kaki Kean, dan sang striker dengan tenang menceploskan bola ke gawang kosong dari jarak sekitar lima meter.
Udinese sempat mencuri satu gol hiburan lewat Oumar Solet. Bek tengah tersebut melepaskan tembakan melengkung indah ke sudut atas gawang—sebuah gol yang layak masuk nominasi gol terbaik pekan ini.
Namun kebahagiaan Solet hanya seumur jagung.
Kurang dari dua menit berselang, ia salah membaca bola panjang dan memberi ruang bagi Kean untuk berhadapan satu lawan satu dengan kiper. Tanpa kesalahan, Kean mencetak gol keduanya sekaligus menutup kemenangan Fiorentina dengan skor 5-1.
Klasemen Belum Berubah, Tapi Harapan Kembali Muncul
Meski menang besar, Fiorentina masih tertahan di posisi juru kunci Serie A. Mereka tetap terpaut dua poin dari Pisa di peringkat ke-19, tiga poin dari Verona di posisi ke-18, dan lima poin dari Parma di batas aman peringkat ke-17.
Namun kemenangan ini punya makna yang jauh lebih besar dari sekadar tiga poin. Hampir 30 persen dari total gol Fiorentina musim ini tercipta dalam satu pertandingan ini—indikasi betapa krisis gol mereka akhirnya pecah.
Bagi Udinese, ini adalah malam yang ingin segera dilupakan. Bermain hampir sepanjang laga dengan 10 pemain membuat segalanya menjadi sangat sulit. Fokus kini langsung dialihkan ke laga berikutnya melawan Lazio pada 27 Desember.
Pandangan Kami
Kemenangan ini terasa seperti titik balik psikologis bagi Fiorentina. Selama 15 laga, mereka terlihat ragu, rapuh, dan sering kehilangan arah. Namun begitu beban itu terangkat, permainan mereka langsung mengalir, penuh kepercayaan diri, dan tajam di depan gawang. Ini menunjukkan bahwa masalah utama Fiorentina bukan semata kualitas, melainkan mentalitas.
Namun euforia ini tetap harus dijaga. Fiorentina masih berada di zona degradasi, dan satu kemenangan besar tak otomatis menghapus masalah struktural mereka. Tantangan sesungguhnya adalah konsistensi. Jika laga ini bisa dijadikan fondasi, bukan sekadar anomali, maka peluang mereka bertahan di Serie A masih sangat terbuka.

