Site icon Gilabola.com

Gelandang AC Milan Menyesal Tidak Tinggalkan Chelsea 12 Tahun Lebih Cepat

Ruben Loftus-Cheek merayakan gol Tijjani Reijnders

Gila BolaRuben Loftus-Cheek, yang kini memperkuat AC Milan setelah hampir dua dekade bersama Chelsea, mengungkapkan penyesalannya karena tidak meninggalkan klub lebih awal.

Gelandang internasional Inggris berusia 28 tahun ini merasa bahwa perjalanan kariernya bisa lebih berkembang jika dia mengambil keputusan berbeda saat masih muda.

Loftus-Cheek, produk akademi Chelsea yang bergabung sejak usia delapan tahun, merasa bahwa waktunya bersama The Blues menghambat potensinya untuk menjadi pemain yang lebih matang.

Meskipun dia mencatatkan 155 penampilan untuk tim utama Chelsea, dengan 13 gol dan 17 assist, dia merasa kurang mendapat kesempatan bermain di level yang lebih kompetitif selama masa mudanya.

Pada usia 19 tahun, ia mendapatkan debut di Premier League di bawah arahan Jose Mourinho dalam laga melawan Manchester City pada 2015. Setahun sebelumnya, dia juga tampil perdana di Liga Champions.

Meskipun meraih trofi seperti UEFA Youth League dan FA Youth Cup, Loftus-Cheek mengaku bahwa proses transisinya dari pemain muda ke sepak bola profesional kurang ideal.

Dalam sebuah wawancara, Loftus-Cheek mengungkapkan bahwa dia seharusnya meninggalkan Chelsea di usia 16 tahun untuk mencari pengalaman lebih banyak di klub yang lebih kecil.

Dia mengatakan, bergabung dengan akademi besar seperti Chelsea memang memberikan fondasi yang kuat untuk belajar sepak bola. Namun, dia menilai, ada batasan perkembangan yang dialami pemain muda jika terus berada di klub besar tanpa kesempatan bermain secara reguler.

Pentingnya Kesempatan Bermain

Loftus-Cheek menjelaskan, saat memasuki usia 15 atau 16 tahun, para pemain muda sebaiknya mulai mempertimbangkan langkah untuk bermain di klub lain demi mendapatkan menit bermain yang cukup.

Menurutnya, pengalaman bermain di kompetisi yang menantang sangat penting untuk pengembangan pemain muda saat dia merasa kurang mendapatkan waktu bermain saat mulai memasuki masa profesional.

Dia juga menambahkan bahwa pemain muda di klub besar sering kali kesulitan menembus tim utama karena persaingan yang ketat. Untuk itu, bermain di klub yang lebih kecil memberikan peluang lebih besar untuk mendapatkan jam terbang yang dibutuhkan.

Kini, bersama AC Milan, Loftus-Cheek merasa lebih bebas mengekspresikan diri di atas lapangan. Ia berharap kisah perjalanannya dapat menjadi pelajaran bagi pemain muda lainnya agar tidak takut mengambil risiko pindah demi perkembangan karier.

Exit mobile version