Gilabola.com – Juventus mendapat peluang penting untuk kembali meramaikan persaingan gelar Serie A akhir pekan ini. Menjamu rival langsung AS Roma di Turin, Bianconeri bisa memangkas jarak dengan para pesaing utama yang sedang absen karena tampil di Piala Super Italia di Arab Saudi.
Saat ini Juventus masih tertahan di peringkat kelima klasemen, terpaut tujuh poin dari pemuncak klasemen Inter Milan. Namun kemenangan meyakinkan atas Bologna pekan lalu memberi sinyal bahwa sentuhan pelatih anyar Luciano Spalletti mulai terasa di Allianz Stadium.
Momentum Kebangkitan Juventus di Tengah Gejolak
Laga kontra Roma bukan sekadar pertandingan besar, melainkan ujian nyata apakah Juventus benar-benar mulai bangkit setelah melewati pekan yang kembali diwarnai turbulensi di luar lapangan.
Pekan lalu, Exor—perusahaan induk milik keluarga Agnelli—secara terbuka menolak tawaran perusahaan kripto Tether untuk mengakuisisi saham pengendali Juventus. Penolakan itu menegaskan kembali posisi keluarga Agnelli yang telah menguasai Juventus selama lebih dari satu abad.
Namun di balik itu, situasi finansial Juve jauh dari ideal. Sejak pandemi Covid-19, klub asal Turin ini dilaporkan mengalami kerugian mendekati 1 miliar euro (sekitar Rp17 triliun) tanpa pencapaian signifikan di atas lapangan. Exor sendiri dalam beberapa tahun terakhir diketahui mulai melepas sejumlah aset Italia, membuat masa depan Juve kerap jadi bahan spekulasi.
Era Baru Spalletti dan Tantangan Teknis
Luciano Spalletti menjadi pelatih ketiga Juventus dalam satu tahun kalender, setelah Thiago Motta dan Igor Tudor. Tugasnya bukan hanya membenahi taktik, tetapi juga merapikan kekacauan struktural yang ditinggalkan oleh berbagai keputusan manajemen sebelumnya.
Untuk laga melawan Roma, Spalletti masih dihadapkan pada sejumlah masalah. Teun Koopmeiners harus absen karena sanksi, sementara kondisi Gleison Bremer belum sepenuhnya bugar, membuat lini belakang Juve masih menyisakan tanda tanya. Di lini depan, Lois Openda diprediksi akan menjadi starter, mengungguli Jonathan David.
Roma Datang dengan Modal Solid, Tapi Trauma di Turin
AS Roma bukan lawan sembarangan. Tim asal ibu kota Italia itu memiliki pertahanan terbaik di Serie A sejauh musim ini, hanya kebobolan delapan gol. Selain itu, bersama dua klub Milan, Roma juga mencatat rekor tandang terbaik di liga.
Roma kini berada di posisi keempat klasemen, hanya tertinggal tiga poin dari Inter Milan. Namun satu fakta tak bisa diabaikan: rekor mereka di Allianz Stadium sangat buruk. Sejak stadion itu diresmikan pada 2011, Roma hanya sekali menang di kandang Juventus, dengan catatan 13 kekalahan dan dua hasil imbang.
Pemain Kunci: Kenan Yildiz
Nama Kenan Yildiz layak menjadi sorotan. Penyerang muda asal Turki ini menjadi cahaya terang di awal musim Juventus yang tidak konsisten.
Dengan koleksi enam gol dan tujuh assist di semua kompetisi, pemain berusia 20 tahun itu menjadi pusat kreativitas Juve. Umpan silangnya yang presisi menjadi awal gol kemenangan Juan Cabal ke gawang Bologna, dan perannya kembali krusial untuk membongkar pertahanan kokoh Roma.
Statistik Kunci
- 6 – Poin Fiorentina, terburuk sepanjang sejarah klub setelah 15 laga
- 7 – Selisih poin Juventus dengan pemuncak klasemen Inter Milan
Laga Lain yang Patut Disorot
Sementara Juventus dan Roma menjadi sorotan utama, laga lain yang tak kalah menarik akhir pekan ini adalah Fiorentina kontra Udinese. Dengan Inter, AC Milan, Napoli, dan Bologna berada di Arab Saudi untuk Piala Super Italia, Fiorentina punya peluang mencuri perhatian.
Namun situasi La Viola sangat mengkhawatirkan. Mereka terdampar di dasar klasemen dengan hanya enam poin—rekor terburuk sepanjang sejarah klub setelah 15 pertandingan. Musim ini juga sudah berganti pelatih, dengan Paolo Vanoli menggantikan Stefano Pioli bulan lalu.
Kekalahan menyakitkan di menit akhir dari Verona bahkan memicu spekulasi soal masa depan Vanoli. Fiorentina kini tertinggal delapan poin dari Parma, Genoa, dan Cagliari yang berada tepat di atas zona degradasi.
“Saya tidak memikirkan masa depan saya, yang penting adalah Fiorentina. Semua yang kami lakukan demi kebaikan Fiorentina,” ujar Vanoli, Rabu lalu.
Di pertandingan lain, Atalanta akan bertandang ke markas Genoa pada Minggu. Meski kini berada di peringkat ke-12 dan terpaut 11 poin dari zona Liga Champions, performa tim asal Bergamo menunjukkan peningkatan signifikan sejak dilatih Raffaele Palladino bulan lalu.
Jadwal Pertandingan (WIB)
Sabtu
- Lazio vs Cremonese (00.00 WIB)
- Juventus vs Roma (02.45 WIB)
Minggu
- Cagliari vs Pisa (18.30 WIB)
- Sassuolo vs Torino (21.00 WIB)
- Fiorentina vs Udinese (00.00 WIB)
- Genoa vs Atalanta (02.45 WIB)
Pandangan Kami
Laga Juventus vs Roma terasa seperti persimpangan jalan bagi Bianconeri. Di atas kertas, absennya para pesaing utama karena Piala Super Italia adalah peluang emas. Namun sejarah menunjukkan bahwa Juventus kerap gagal memanfaatkan momentum seperti ini ketika tekanan justru memuncak.
Bagi Roma, pertandingan ini adalah ujian mental. Statistik buruk di Turin jelas menghantui, tetapi solidnya pertahanan mereka musim ini memberi harapan. Jika Juventus ingin benar-benar kembali ke jalur Scudetto, laga ini bukan sekadar soal tiga poin—melainkan pembuktian bahwa era baru di bawah Spalletti benar-benar dimulai.