Gilabola.com – Juventus sukses mengalahkan Monza dengan skor 2-0 pada Minggu malam di Allianz Stadium, namun kemenangan itu bukanlah hal yang paling banyak dibicarakan.
Saat babak pertama memasuki waktu tambahan, suasana di stadion yang awalnya penuh optimisme tiba-tiba berubah. Juventus sedang unggul 2-0, mendominasi permainan, dan tampak akan memasuki ruang ganti dengan nyaman. Namun, insiden mengejutkan justru terjadi.
Kenan Yildiz, yang hanya seminggu lagi merayakan ulang tahunnya ke-20, mendapat kartu merah langsung setelah dengan sengaja menyikut wajah Alessandro Bianco. Aksi tersebut terjadi sesaat sebelum babak pertama berakhir, mengubah momentum pertandingan secara drastis.
Hukuman ini membuat Yildiz dipastikan absen pada laga penting melawan Bologna akhir pekan depan — tepat pada hari ulang tahunnya — dan berpotensi mendapat larangan dua pertandingan, yang juga akan membuatnya absen melawan Lazio.
Seorang teman menggambarkan insiden ini sebagai “ceri di atas kue musim 2024-25 Juventus,” dan rasanya sulit untuk tidak setuju.
Kesalahan Sendiri Musuh Terbesar Juventus
Musim ini penuh dengan kekecewaan, dan banyak di antaranya datang dari kesalahan Juventus sendiri. Baik itu hasil imbang beruntun melawan tim papan tengah dan bawah, atau kini kehilangan pemain terpenting mereka karena tindakan sembrono, Juve tampaknya terus menembak kaki sendiri.
Kenan Yildiz, yang selama ini dikenal lebih dewasa dari usianya, terlihat dengan jelas memandang Bianco sebelum melakukan tindakan kasarnya. Ini bukan sekadar kesalahan kecil, melainkan momen kehilangan kontrol total yang bisa berdampak besar pada sisa musim Juve.
Setelah Yildiz diusir, Juventus terpaksa bermain bertahan dengan 10 pemain, berusaha menjaga keunggulan demi tiga poin penting. Menghadapi Monza, yang hampir pasti terdegradasi dan kesulitan mencetak gol sepanjang musim, keputusan bertahan total itu mungkin bisa dimengerti. Tapi laga di babak kedua menjadi sangat sulit untuk disaksikan.
Dominasi Monza yang Tak Membawa Hasil dan Juventus yang Bertahan Mati-Matian
Monza menguasai 83% penguasaan bola di babak kedua, tapi hanya mampu menciptakan dua tembakan tepat sasaran dari total sembilan upaya. Kiper Juventus, Michele Di Gregorio, hanya perlu membuat dua penyelamatan meski Juve benar-benar memberikan bola kepada lawan dan bertahan di sepertiga akhir lapangan.
Kalau bukan karena kartu merah Yildiz, Juventus mungkin bisa mengakhiri laga dengan kemenangan yang jauh lebih nyaman. Dan tentu saja, performa positif yang mereka tunjukkan di babak pertama — sebuah reaksi baik setelah kegagalan melawan Parma di tengah pekan — akhirnya terlupakan karena insiden itu.
Musim 2024-25 Juventus bisa dirangkum dalam satu kalimat: setiap momen positif selalu diikuti oleh kejadian yang lebih buruk, yang tidak hanya memengaruhi hasil hari itu tetapi juga membebani langkah mereka ke depan.
Kini, Juve harus bersiap menghadapi laga “enam poin” melawan Bologna — rival langsung mereka dalam perebutan tiket Liga Champions — tanpa salah satu pemain terbaiknya.
Sangat jauh dari ideal, bukan? (Tapi kita semua tahu jawabannya.)