Site icon Gilabola.com

McTominay Cetak Gol Ajaib! Napoli Juara Serie A dengan Sentuhan Skotlandia

Hasil Napoli vs Cagliari di Liga Italia 2024-2025

Gilabola.com – Saat Napoli sangat membutuhkan keajaiban, Scott McTominay menjawabnya dengan cara yang membuat seluruh kota Napoli terperangah.

Menjelang turun minum, suasana di Stadio Diego Armando Maradona begitu tegang—jauh berbeda dari pesta meriah di seluruh kota sebelum laga dimulai. Dengan Inter Milan unggul atas Como dan Cagliari mampu bertahan, Napoli terancam kehilangan gelar juara di detik terakhir.

Namun, sebuah momen ikonik pun terjadi. Dengan bek menempel ketat dan punggung menghadap gawang, McTominay melompat dan melesakkan bola ke gawang dengan tendangan salto luar biasa. Ketegangan pun sirna, pesta kembali dimulai, dan status legenda klub resmi diraih.

Gol tersebut seperti goresan akhir dalam lukisan megah yang dibentangkan ultras Curva B sebelum pertandingan, bertuliskan: “Kami telah melukis tahun ini bersama… kini hanya tinggal tanda tangan untuk menyempurnakan karya seni ini!”

McTominay pun memberikan tanda tangan itu, dan 45 menit kemudian, setelah Romelu Lukaku menambah keunggulan, mimpi kota ini menjadi nyata: Napoli kembali menjadi juara Serie A.

Napoli Juara dengan Detak Skotlandia

Bukan sekadar juara, Napoli menjuarai Serie A dengan hati Skotlandia. Duet McTominay dan Billy Gilmour menjadi penggerak utama lini tengah, mencatat sejarah sebagai dua pemain pria Skotlandia pertama yang memenangkan Serie A—bukan sebagai pelengkap, tapi sebagai pendorong.

McTominay, dengan 12 gol dan 6 assist—rekor terbaik untuk gelandang debutan di Serie A—telah mendapatkan julukan apribottiglie alias pembuka botol, karena selalu mencetak gol saat tim buntu. Wajah, nama, hingga julukannya “McFratm” tersebar di seluruh sudut Napoli.

Sementara Gilmour, yang sempat hanya bermain 20 menit dari November hingga Maret, tampil gemilang menggantikan Franck Anguissa saat melawan Inter—sebuah laga imbang 1-1 yang kini terasa krusial. Sejak itu, Gilmour tak tergantikan.

Naples Bersiap Pesta Besar!

Sejak pagi hingga malam, kota Naples larut dalam euforia. Dari Centro Storico, Quartieri Spagnoli, hingga Fuorigrotta, ribuan orang memadati jalanan, membawa bendera, menyalakan flare, dan menyanyikan lagu-lagu Napoli.

Skuter motor berlalu-lalang membawa kotak-kotak bir, sementara satu kelompok bahkan membagikan poster winger Lazio Pedro Rodriguez, yang mencetak dua gol lawan Inter pekan lalu, sebagai “santo pelindung Napoli”.

Namun, di balik euforia, semua tahu: Napoli masih harus menang.

Dengan hanya unggul satu poin dari Inter dan menghadapi tim Cagliari yang sudah aman, tugasnya tampak mudah. Namun, hasil imbang lawan Genoa dan Parma sebelumnya menunjukkan bahwa tekanan bisa membuat segalanya rumit.

Napoli tampil agresif sejak awal. Alen Sherri menggagalkan peluang dari Gilmour dan Rrahmani di 15 menit pertama.

Antonio Conte tak bisa memberi instruksi langsung karena terkena larangan mendampingi akibat kartu merah pekan lalu, dan kabar dari Como makin menekan: Inter unggul.

McTominay: Sang Pembuka Pesta

Menit-menit akhir babak pertama pun diwarnai ketegangan. Lalu, momen itu terjadi. Dengan satu gerakan akrobatik, McTominay menjebol gawang Cagliari dan menghidupkan kembali atmosfer pesta yang sempat hilang.

Di Como, Pepe Reina dikartu merah di laga terakhirnya sebelum pensiun, memberi Inter keunggulan, tapi itu sudah tak relevan. Napoli unggul, dan pesta kembali menyala.

Di babak kedua, Romelu Lukaku tampil buas dan menggandakan keunggulan. David Neres, yang masuk sebagai pengganti, nyaris menambah gol ketiga.

Meski Inter juga menang 2-0, itu tidak berarti. Napoli tetap unggul satu poin dan menyelesaikan musim dengan 82 poin—satu angka lebih baik dari Inter.

Antonio Conte Cetak Sejarah

Ini adalah scudetto kelima Antonio Conte di Serie A, namun yang paling spesial karena menjadikannya pelatih pertama yang menjuarai Serie A dengan tiga klub berbeda: Juventus, Inter, dan kini Napoli.

Ia kini sejajar dengan Fabio Capello dan Marcello Lippi dalam hal jumlah gelar Serie A (5), hanya kalah dari Max Allegri (6) dan Giovanni Trapattoni (7).

Exit mobile version