Gilabola.com – Pelatih Inter Milan, Simone Inzaghi, melontarkan pujian luar biasa kepada wonderkid Barcelona, Lamine Yamal, usai pertandingan dramatis leg pertama semifinal Liga Champions yang berakhir imbang 3-3 di Olympic Stadium, Rabu malam waktu setempat. Menurut Inzaghi, bakat seperti Yamal hanya muncul “sekali dalam 50 tahun.”
Inter memulai laga dengan luar biasa, mencetak dua gol cepat lewat Marcus Thuram dan Denzel Dumfries dalam 21 menit pertama. Namun keunggulan itu tak bertahan lama. Barcelona bangkit lewat permainan gemilang dari Yamal, yang mencetak gol indah dalam laga ke-100-nya bersama klub, meski baru berusia 17 tahun.
Yamal Buat Kacau Pertahanan Inter di Usia 17 Tahun
Yamal mencetak gol pertama Barcelona lewat aksi solo luar biasa, sebelum Ferran Torres menyamakan kedudukan. Dumfries kembali membawa Inter unggul lewat bola mati, namun keunggulan itu pupus setelah tendangan jarak jauh Raphinha memantul dan mengenai Yann Sommer, menghasilkan gol bunuh diri yang membuat skor akhir 3-3.
“Barça punya pemain yang sangat sulit dihentikan. Dia (Yamal) adalah fenomena yang hanya lahir setiap 50 tahun,” kata Inzaghi dalam konferensi pers usai laga. “Saya belum pernah melihatnya secara langsung sebelumnya, dan kami harus mendobel penjagaan padanya. Dia sangat mengesankan saya hari ini.”
Yamal total sudah mencetak 15 gol musim ini. Di laga ini saja, ia nyaris mencetak hattrick — dua kali tembakannya mengenai mistar gawang — dan terus meneror sisi kiri pertahanan Inter yang dikawal Federico Dimarco.
Hebatnya, Yamal sempat diragukan tampil karena mengalami sedikit masalah otot saat pemanasan. Namun menurut pelatih Hansi Flick, semua tes medis memberi lampu hijau.
Hansi Flick: Dia Jenius yang Cinta Panggung Besar
“Lamine sangat penting bagi kami di babak pertama. Ia menciptakan banyak momen positif dan mencetak gol pertama,” ucap Flick. “Saya pikir dia spesial, seorang jenius sejati. Dia menikmati panggung besar seperti ini.”
Barcelona benar-benar membutuhkan si jenius muda ini untuk melawan Inter yang tampil luar biasa meski sedang dalam performa buruk, dengan tiga kekalahan beruntun di semua kompetisi.
Inter Solid, Tapi Barca Tak Gentar
Thuram mencetak gol tercepat di semifinal Liga Champions hanya dalam 30 detik, dan Dumfries kembali menggandakan keunggulan dari sepak pojok. Setelah gol bunuh diri Sommer membuat skor imbang, Henrikh Mkhitaryan sempat mencetak gol yang dianulir karena offside, dan Pau Cubarsí melakukan tekel krusial untuk menggagalkan peluang emas Thuram.
Flick mengakui kekuatan Inter terutama dalam skema bola mati. “Mereka sangat berbahaya dari bola mati dan punya banyak pemain tinggi. Kami harus lebih baik dalam bertahan,” ujarnya. “Ini seperti final sebelum final.”
Kedua tim juga mengalami masalah cedera. Jules Koundé harus keluar lebih awal untuk Barcelona, sementara kapten Inter Lautaro Martínez digantikan saat jeda dan diragukan tampil di leg kedua.
Namun Inzaghi yakin laga leg kedua di San Siro pekan depan juga akan berlangsung sengit. “Mereka tahu kini mereka menghadapi tim Inter yang luar biasa, yang sangat sulit dikalahkan.”
Pemenang dari laga ini akan menghadapi Paris Saint-Germain atau Arsenal di final Liga Champions di Munich pada 31 Mei. PSG unggul 1-0 di leg pertama berkat kemenangan di London.