Roberto Mancini Bicara Soal Juventus, Sepak Bola Italia, dan Kepemimpinan yang Ideal

Gilabola.comRoberto Mancini mengomentari kabar yang mengaitkan dirinya dengan Juventus serta membahas perbedaan bekerja di Italia dan Inggris. Dia juga menjelaskan pandangannya tentang kepemimpinan yang sempurna dalam dunia sepak bola.

Mancini sempat dikaitkan dengan posisi pelatih Juventus setelah Thiago Motta diberhentikan. Namun, posisi tersebut akhirnya diisi oleh Igor Tudor. Disebut-sebut, Mancini tidak tertarik dengan kontrak jangka pendek hingga akhir musim, yang menjadi salah satu alasan dia tidak mengambil pekerjaan itu.

Dalam sebuah acara bersama para mahasiswa, Mancini menjawab berbagai pertanyaan seputar strategi kemenangan dan kepemimpinan. Ketika ditanya tentang situasi yang dialami Motta di Juventus, ia menyatakan bahwa dirinya tidak mengetahui secara pasti apa yang terjadi.

Mengenai faktor yang dia pertimbangkan sebelum menerima tawaran melatih, Mancini mengungkapkan bahwa ia perlu memahami lingkungan kerja, orang-orang yang akan bekerja dengannya, serta kebijakan klub terkait perekrutan pemain dan anggaran belanja.

Dia menekankan bahwa seorang pelatih memiliki tanggung jawab besar, dan jika tim tidak tampil baik, maka wajar jika pelatih yang lebih dulu disalahkan. Menurutnya, klub seharusnya memberikan waktu kepada pelatih untuk membangun tim.

Tekanan Besar di Italia

Dia juga menyoroti bahwa di Italia, jika hasil kurang memuaskan dalam enam bulan pertama, posisi pelatih langsung menjadi bahan perdebatan. Hal tersebut kini mulai terjadi juga di Inggris, di mana tekanan terhadap pelatih semakin meningkat.

Mancini yang pernah melatih Manchester City memahami betul perbedaan antara sepak bola Inggris dan Italia. Dia menjelaskan bahwa di Inggris, seorang manajer memiliki wewenang penuh, mulai dari merancang taktik hingga mengatur perjalanan tim.

Saat itu, tidak ada direktur olahraga, sehingga semua keputusan berada di tangan manajer. Ia menganggap sistem tersebut tidak selalu buruk, karena memberikan kebebasan bagi pelatih untuk menentukan arah tim tanpa campur tangan pemilik klub. Namun, keadaan kini telah berubah dengan semakin banyaknya direktur olahraga di klub-klub Inggris.

Dia juga membandingkan budaya sepak bola di kedua negara. Di Inggris, baik menang maupun kalah, para pemain dan staf tetap bisa menikmati waktu mereka di luar lapangan tanpa tekanan berlebihan. Hal ini berbeda dengan Italia, di mana tekanan terhadap pelatih jauh lebih tinggi, terutama saat melatih klub besar atau tim nasional.

Pentingnya Kepemimpinan

Saat membawa Italia menjuarai EURO 2020, Mancini menilai bahwa kepemimpinan yang baik harus memiliki visi yang jelas dan mampu meyakinkan tim untuk mempercayai visi tersebut.

Dia menyebutkan bahwa keberhasilan di turnamen itu bukan hanya karena performa selama satu bulan selama turnamen berlangsung, tetapi juga hasil dari kerja keras bertahun-tahun.

Sejak awal, dia yakin Italia bisa menjadi juara dan perlahan-lahan kepercayaan itu menyebar ke seluruh tim. Baginya, untuk mencapai target yang besar, seseorang harus berani bermimpi tinggi dan meyakinkan orang lain untuk mengikuti visi tersebut.

Dalam hal kepemimpinan, Mancini menyebut Gianluca Vialli sebagai sosok pemimpin sejati. Dia menggambarkan Vialli sebagai pribadi yang cerdas, humoris, dan penuh semangat. Keduanya telah bersama sejak usia muda dan memiliki hubungan yang sangat erat.

Selama EURO 2020, Vialli mampu memberikan motivasi besar kepada para pemain Italia, yang menurut Mancini menjadi salah satu faktor penting dalam kesuksesan tim saat itu.