Gilabola.com – Pertandingan Derby d’Italia antara Juventus dan Inter Milan di Giuseppe Meazza di laga lanjutan Serie A pada Senin (28/10) dini hari WIB menjadi laga yang penuh emosi dan drama.
Laga tersebut berakhir dengan hasil imbang 4-4, mencatatkan salah satu pertemuan Derby d’Italia paling produktif dalam sejarah Serie A. Thiago Motta, manajer Juventus yang baru menjalani musim pertamanya, menghadapi tantangan besar dalam laga ini, apalagi menghadapi mantan timnya, Inter Milan.
Motta menyampaikan bahwa pertandingan ini memiliki banyak situasi rumit yang membutuhkan perhatian ekstra, terutama ketika Juventus harus menghadapi dua penalti di babak pertama dan tertinggal 3-2 saat turun minum.
Kesulitan di Pertahanan
Motta mengakui bahwa Juventus sempat kesulitan, terutama di lini pertahanan yang biasanya kokoh. Dalam laga ini, timnya kebobolan empat gol, jumlah yang tidak biasa bagi mereka, apalagi setelah hanya kebobolan satu gol di Serie A sepanjang musim ini.
Hal ini, menurut Motta, menunjukkan betapa kuatnya Inter dalam menyerang, tetapi juga menjadi refleksi atas kemampuan timnya yang selalu berbahaya dalam menciptakan peluang. Di sisi serangan, Juventus tampil impresif dan mampu memberikan tekanan pada Inter dalam setiap peluang yang ada.
Babak pertama mencatatkan sejarah baru sebagai babak dengan skor tertinggi dalam Derby d’Italia di Serie A. Juventus, yang awalnya tertinggal 1-0, berhasil membalikkan keadaan menjadi 2-1 melalui gol-gol dari Weston McKennie dan Francisco Conceição.
Namun, Inter kembali menyamakan kedudukan lewat penalti kedua yang diberikan sesaat sebelum jeda babak pertama, mengakhiri paruh pertama dengan keunggulan 3-2 bagi tuan rumah.
Puji Kinerja Cambiaso dan Conceição
Thiago Motta turut memuji performa beberapa pemain kuncinya dalam laga ini. Dia menyoroti peran Andrea Cambiaso dan Francisco Conceição di sisi sayap, yang menurutnya selalu berbahaya bagi lawan.
Cambiaso, yang memiliki kemampuan bertahan, dan Conceição, dengan kecepatannya, mampu memberikan ancaman bagi pertahanan Inter. Begitu pula dengan McKennie, yang sering kali mampu memanfaatkan ruang dengan cermat, sehingga Juventus tetap punya peluang di tengah tekanan lawan.
Keputusan penting lainnya yang diambil oleh Motta adalah memainkan Timothy Weah sebagai starter di sayap kiri menggantikan Kenan Yildiz. Weah mencetak gol yang sempat membawa Juventus unggul, menunjukkan kontribusi pentingnya dalam transisi serangan.
Sementara itu, Yildiz yang masuk di babak kedua sukses mencetak dua gol dan turut menyelamatkan Juventus dari kekalahan di laga sengit ini, membuatnya menjadi pahlawan bagi The Old Lady.
Penjelasan Pemilihan Danilo
Di lini belakang, Motta memilih Danilo untuk berduet dengan Pierre Kalulu di jantung pertahanan, menggantikan Federico Gatti yang biasanya menjadi pilihan utama. Menurut Motta, Danilo memiliki kemampuan yang lebih baik dalam memulai serangan dari lini belakang, meski Gatti dianggap lebih solid dalam bertahan.
Keputusan ini diambil dengan pertimbangan karakteristik berbeda yang dibutuhkan pada pertandingan ini, terutama karena Juventus harus menghadapi intensitas serangan Inter Milan.
Ke depannya, Motta menegaskan bahwa pilihan pemain akan terus disesuaikan dengan kebutuhan pertandingan dan kondisi fisik pemain. Dengan jadwal yang padat, Motta yakin bahwa setiap pemain akan memiliki kesempatan menunjukkan kemampuan terbaik mereka demi mencapai hasil yang diinginkan oleh tim.