Gilabola.com – Negosiasi antara Dusan Vlahovic dan Juventus semakin menunjukkan tanda-tanda buntu. Meskipun diskusi tetap berjalan, jarak untuk menemukan kata sepakat terasa makin lebar.
Sang striker internasional Serbia dikabarkan ingin meninggalkan klub secepat mungkin, tetapi dia enggan menerima pemotongan gaji besar yang bisa mempermudah kepindahan.
Juventus pernah menegosiasikan kontrak yang membuat Vlahovic menerima Rp 227 Miliar bersih di tahun terakhir kesepakatannya. Nilai itu kini dianggap terlalu berat bagi klub.
Apalagi, performanya di lapangan tidak selalu sebanding dengan gaji yang diterima, membuat manajemen menjadikan kepergiannya sebagai prioritas. Namun, upaya untuk memaksa Vlahovic keluar tidak semudah itu, karena sang pemain menjaga posisinya dengan ketat.
Masalah lain muncul ketika tidak ada klub di Italia yang sanggup menyamai gaji yang dia tuntut. Penolakannya untuk menandatangani kontrak baru dengan bayaran lebih rendah bahkan menuai kritik, dianggap sebagai bukti kerakusan dan mengabaikan pragmatisme profesional.
Kritik Keras dari Mantan Pemain
Vinicio Verza, mantan bintang Juventus, ikut bersuara. Dalam pernyataannya yang dikutip media Italia, dia mengaku dunia sepak bola tampak telah berubah.
Dia menyoroti bahwa nilai-nilai dalam olahraga kini kabur, karena dulu pemain bermain untuk jersey, sementara sekarang yang muncul justru pertimbangan uang. Dia bahkan mengaku mengerti pilihan yang diambil, tetapi menyayangkan realitasnya.
Komentarnya memicu diskusi baru soal apakah semangat bermain telah terkikis oleh angka-angka di kontrak. Di sisi lain, sulit menafikan bahwa pemain juga bekerja demi pendapatan mereka, dan Juventus sendiri yang sejak awal menyetujui kontrak besar untuk Vlahovic. Kini, klub ikut terjebak oleh keputusan itu.
Weah dan Sikap Tegas Juventus
Drama serupa terjadi pada Timothy Weah. Pemain sayap internasional Amerika Serikat ini hampir pasti pergi, tetapi Juventus ingin mengendalikan caranya.
Upaya transfer ganda dengan Nottingham Forest gagal setelah Weah menolak pindah ke Inggris, membuat klub frustrasi. Kesepakatan personal dengan Marseille pun sudah ada, namun Juventus menahan proses, menuntut transfer permanen atau pinjaman dengan kewajiban membeli.
Sikap keras ini memperlihatkan strategi Juventus untuk tidak kehilangan posisi tawar di pasar pemain. Mereka tidak mau dikendalikan oleh pemain atau klub lain, meskipun ini membuat negosiasi lebih rumit.
Dengan drama Vlahovic yang belum selesai, ditambah tarik-ulur nasib Weah, Juventus kini menggambarkan realitas baru sepak bola: di antara semangat kompetisi, loyalitas, dan tumpukan angka di meja negosiasi.