Gila Bola – Saat Bayern Munchen dan Borussia Dortmund bertemu, para penggemar sepak bola di Jerman dan seluruh dunia fokus pada salah satu pertandingan paling intens di dunia sepak bola modern.
Dikenal dengan nama Der Klassiker, pertandingan ini telah menjadi salah satu pertandingan paling penting, tidak hanya dalam sepak bola Jerman, tetapi juga di dunia. Lalu, apa yang membuat rivalitas ini begitu spesial? Dan bagaimana rivalitas ini bisa terbentuk?
Apa Beda Der Klassiker Dengan Rivalitas Lainnya?
Untuk memahami Der Klassiker, penting untuk terlebih dahulu menjelaskan apa yang bukan menjadi ciri khas dari rivalitas ini. Sementara El Clásico (Real Madrid vs Barcelona) berakar pada isu politik dan Superclásico (Boca Juniors vs River Plate) berhubungan dengan perbedaan sosial, Der Klassiker tidak memiliki ketegangan politik atau sosial yang sama. Ini bukan derby tradisional seperti Derby Milan, Old Firm (Celtic vs Rangers), atau Revierderby antara Dortmund dan Schalke, yang memiliki perpecahan geografis atau budaya yang mendalam di dalamnya.
Sebaliknya, Der Klassiker adalah sebuah rivalitas antara dua raksasa sepak bola dari liga yang sama – Bayern Munchen dan Borussia Dortmund – yang telah mendominasi sepak bola Liga Jerman. Rivalitas ini tidak berakar pada konflik regional atau ketegangan sejarah, melainkan pada persaingan untuk supremasi di sepak bola Jerman, di mana kedua klub ini telah menjadi yang paling sukses dalam beberapa dekade terakhir.
Asal Usul Rivalitas Bayern Munchen vs Borussia Dortmund
Akar dari Der Klassiker dapat ditelusuri kembali ke akhir abad ke-20, tetapi makna rivalitas ini baru benar-benar terasa pada 1990-an, ketika Borussia Dortmund mulai naik ke permukaan. Sebelum 1990-an, Bayern Munchen telah lama menjadi kekuatan dominan di Bundesliga, dengan sedikit pesaing serius dari Dortmund. Bayern telah meraih banyak gelar liga, sementara Dortmund lebih sering berada di tengah tabel dan tidak menjadi pesaing utama.
Faktanya, Dortmund sempat terdegradasi ke divisi dua pada tahun 1970-an, sementara Bayern meraih dominasi di tingkat domestik dan Eropa. Salah satu kemenangan terbesar Bayern pada periode ini adalah kemenangan telak 11-1 atas Dortmund di Bundesliga, yang semakin menegaskan ketimpangan rivalitas ini.
Namun, pada 1990-an, di bawah kepemimpinan pelatih Ottmar Hitzfeld, Dortmund mulai bangkit. Mereka memenangkan gelar Bundesliga pertama mereka pada 1994/95, dengan kemenangan dramatis atas Bayern yang menandai awal dari rivalitas yang lebih sengit antara kedua klub. Dortmund mengulang prestasi itu di musim berikutnya, dan pada 1997, mereka meraih gelar Liga Champions UEFA, mengalahkan Juventus 3-1 di final.
Kebangkitan Dortmund: Era Hitzfeld
Rivalitas ini mulai memanas pada 1990-an, terutama dengan kepemimpinan Ottmar Hitzfeld di Borussia Dortmund. Di bawah Hitzfeld, Dortmund menjadi pesaing serius, dan kemenangan mereka atas Bayern – termasuk kemenangan 3-0 baik di kandang maupun tandang pada 1992/93 – menandai pertama kalinya Bayern merasakan persaingan domestik yang ketat dalam waktu yang lama. Kemenangan Dortmund di Liga Champions 1997 atas Juventus di Olympiastadion Munchen menjadi puncak kebangkitan mereka, dan itu semakin memanaskan ketegangan antara kedua klub.
Namun, rivalitas ini berbalik arah pada akhir 1990-an dan awal 2000-an, dengan Bayern kembali mendominasi di bawah pelatih Jupp Heynckes. Pada periode ini, Bayern memenangkan beberapa gelar Bundesliga, tetapi kebangkitan Dortmund di bawah pelatih baru seperti Matthias Sammer tetap memberi ancaman terhadap supremasi Bayern.
Era Jurgen Klopp dan Lahirnya Der Klassiker Modern
Rivalitas ini benar-benar meledak pada 2010-an dengan kedatangan Jürgen Klopp di Borussia Dortmund. Kedatangan Klopp menandai dimulainya era baru, di mana Dortmund secara teratur bersaing merebut gelar dengan Bayern, yang puncaknya adalah gelar Bundesliga berturut-turut pada 2010/11 dan 2011/12. Di musim-musim ini, Dortmund menjadi kekuatan yang sangat dominan di sepak bola Jerman, berkat penampilan luar biasa dari Robert Lewandowski, Shinji Kagawa, dan pemain-pemain kunci lainnya yang membantu klub ini mencapai puncak sepak bola Jerman.
Kemenangan Dortmund 5-2 atas Bayern di Final DFB Cup 2012 menjadi puncak dari kejayaan mereka di era ini, dengan Lewandowski mencetak hat-trick. Kemenangan ini juga memberikan pukulan besar bagi Bayern, yang kalah dalam perebutan gelar liga dan juga menelan kekalahan tragis di Final Liga Champions melawan Chelsea pada tahun yang sama.
Namun, Bayern mulai bangkit lagi di bawah pelatih Jupp Heynckes. Pada 2013, Bayern dan Dortmund bertemu di Final Liga Champions di Wembley. Final ini, yang dikenal sebagai “German Clásico”, berakhir dengan kemenangan 2-1 untuk Bayern, berkat gol dramatis Arjen Robben. Kemenangan ini menjadi tonggak sejarah, tidak hanya bagi Bayern tetapi juga untuk rivalitas ini, karena untuk pertama kalinya dua klub Jerman bertemu di final Eropa.
Rivalitas Modern: Dominasi Bayern dan Tantangan Dortmund
Dalam beberapa tahun terakhir, Bayern Munchen terus mendominasi sepak bola Jerman, memenangkan berbagai gelar Bundesliga dan sering mengalahkan Dortmund dalam pertandingan liga dan piala. Namun, Dortmund tetap menjadi ancaman besar, sering kali memberikan perlawanan sengit di final domestik dan kompetisi Eropa.
Contohnya, pada musim 2022/23, kedua tim menjalani perebutan gelar Bundesliga yang sangat ketat. Bayern Munchen akhirnya memenangkan liga, tetapi hanya unggul selisih gol setelah Dortmund gagal meraih kemenangan di laga terakhir melawan Mainz. Kekalahan ini menjadi pengingat pahit bagi para penggemar Dortmund tentang betapa dominannya Bayern dalam rivalitas ini.
Statistik: Bayern vs Dortmund
Selama perjalanan rivalitas ini, Bayern Munchen telah memenangkan 23 dari 44 pertemuan mereka dengan Borussia Dortmund di Bundesliga, sementara Borussia Dortmund menang 13 kali. Ada 8 kali hasil imbang, dan rekor head-to-head Bayern yang lebih baik mencerminkan dominasi mereka secara keseluruhan. Namun, Dortmund telah lebih sukses dalam beberapa musim terakhir di kompetisi-kompetisi tertentu, termasuk DFB Cup, di mana mereka telah memenangkan beberapa gelar dalam beberapa tahun terakhir.
Meskipun Der Klassiker tidak memiliki ketegangan sosial dan politik yang dimiliki rivalitas lain dalam sepak bola dunia, signifikansinya tidak bisa dipandang sebelah mata. Pertandingan ini adalah puncak dari sepak bola Jerman dan menjadi simbol persaingan sengit antara dua klub sepak bola terbesar negara ini.
Selama dua dekade terakhir, Bayern Munchen dan Borussia Dortmund telah menetapkan standar dalam sepak bola Jerman, dan pertemuan mereka selalu menjadi tontonan menarik bagi penggemar sepak bola di seluruh dunia.
Apakah itu ketegangan perebutan gelar liga, drama final piala, atau pertandingan Liga Champions, Der Klassiker lebih dari sekadar sebuah pertandingan – ini adalah sebuah peristiwa sepak bola yang dinantikan dunia, dengan kedua klub terus meninggalkan jejak mereka di dunia sepak bola.