Gilabola.com – Bayern Munchen akhirnya berhasil mengamankan tanda tangan Luis Diaz dari Liverpool, tetapi langkah besar itu tidak serta-merta membuat semua pihak terkesan.
Mantan gelandang Liverpool sekaligus Bayern, Didi Hamann, memberikan penilaian keras terhadap cara raksasa Bavaria itu mengelola bursa transfer musim panas ini.
Hamann, yang dikenal dengan gaya bicara blak-blakan sebagai pundit, mengatakan bahwa masalah utama Bayern bukan hanya soal siapa yang mereka datangkan, melainkan bagaimana mereka bekerja di balik layar.
Diaz memang tampil solid di bawah asuhan Arne Slot di Liverpool dan diperkirakan bisa sukses di Bundesliga. Namun, Hamann merasa bahwa klub lamanya telah kehilangan arah setelah kegagalan mereka merekrut Florian Wirtz, yang justru bergabung dengan Liverpool.
Menurutnya, kegagalan itu membuat Bayern seperti terdesak sepanjang bursa transfer musim panas dan akhirnya harus merogoh kocek dalam untuk mendatangkan Diaz.
Sorotan Hamann tentang Kekacauan Manajemen Bayern
Hamann menilai persoalan Bayern berakar dari janji-janji kontrak kepada pemain seperti Alphonso Davies, Jamal Musiala, dan Joshua Kimmich yang kemudian tidak mendapat restu dari dewan pengawas. Dia mengatakan bahwa situasi semacam itu merusak reputasi klub.
Hamann juga menyoroti masalah komunikasi di internal manajemen, menilai banyak persoalan yang sebenarnya bisa dihindari jika sejak awal sudah ada pembahasan jelas mengenai alokasi dana transfer.
Dia mencontohkan bagaimana negosiasi untuk Wirtz dan Nick Woltemade berjalan tanpa koordinasi yang baik. Klub seperti Bayer Leverkusen dan Stuttgart, kata Hamann, bahkan mengetahui ketertarikan Bayern lewat media, bukan dari komunikasi langsung.
Baginya, cara kerja seperti ini hanya membuang waktu, merusak nama baik, dan pada akhirnya membuat biaya transfer berikutnya menjadi semakin mahal.
Kritik Soal Target Baru dan Risiko Finansial
Wirtz kini sudah mencetak gol perdananya untuk Liverpool dalam laga uji coba, sementara Woltemade masih bertahan di Stuttgart. Pertanyaannya, apakah Bayern harus mengejar Woltemade dengan harga yang melonjak?
Hamann mengungkap bahwa transfer itu mungkin bisa terjadi jika Bayern membayar tambahan Rp 1,2 Triliun, tetapi dia menegaskan dirinya tidak akan mengeluarkan uang sebesar itu untuk pemain yang bahkan tidak terdaftar di Liga Champions.
Menurut Hamann, Woltemade memang pemain berbakat dan bisa bermain di level tinggi, tetapi biaya transfer yang terlalu besar justru berpotensi menghancurkan model bisnis klub. Dia menyebut bahwa ketertarikan Bayern seharusnya berhenti jika harga sudah melampaui batas kewajaran.
Meski demikian, Bayern kini berada dalam posisi sulit, karena publik sudah mengetahui mereka sanggup membayar mahal untuk Wirtz, sehingga klub lain pun merasa berhak mematok harga tinggi.
Sementara Bayern masih berjuang menata bursa transfer, Liverpool justru melaju dengan strategi bola yang rapi. Dengan tambahan pemain seperti Jeremie Frimpong, Milos Kerkez, dan Hugo Ekitike, serta potensi kedatangan Alexander Isak, klub Anfield itu menunjukkan bagaimana manajemen transfer yang efektif bisa dilakukan.