Site icon Gilabola.com

Barcelona Tandang ke Serbia, Siapa sih Sebenarnya Red Star Belgrade?

Stadion Red Star Belgrade - Lawan Barcelona di Pekan ke-4 Liga Champions

Gila BolaBarcelona tekad perkuat posisi mereka di papan klasemen Liga Champions saat tandang ke Red Star Belgrade, Kamis (7/11) dini hari. Siapa sih sebenarnya klub Serbia itu?

Barca bangkit dengan kemenangan 4-1 atas Bayern Munchen – usai kalah dari AS Monaco di laga perdana, tim Catalan itu datang ke Belgrade dengan tingkat kepercayaan diri yang tinggi. Mereka tentunya mengejar kemenangan, karena tambahan satu poin bisa membuat mereka melejit ke posisi enam besar.

Sementara Red Star, memasuki pertandingan ini dengan kekalahan di tiga laga sebelumnya, bahkan kalah telak di dua pertandingan terakhir melawan Inter Milan dan AS Monaco.

Berikut ini beberapa detil penting mengenai tim asuhan Vladan Milojevic itu yang harus diperhatikan Barca jelang laga dini hari nanti, seperti dilansir dari Barca Universal:

Bagaimana Red Star Bermain?

Di Serbia, Red Star Belgrade merupakan sebuah klub raksasa, di mana saat ini mereka berada di puncak klasemen Liga Serbia. Tak tanggung-tanggung, ketika kompetisi saat ini baru lakoni 13 pertandingan, Red Star sudah memimpin hingga 10 poin di atas tim di urutan kedua.

Mereka dikenal punya gaya permainan menyerang, berkembang pesat di liga lokal dengan permainan yang dinamis dan menekan.

Namun pada Kamis dini hari nanti, mereka hadapi tantangan untuk mainkan performa terbaik mereka itu di panggung Eropa, di mana mereka kesulitan untuk melakukannya dengan intensitas yang sama.

Pelatih Vladan Milojevic sudah terapkan strategi berbeda tergantung pada kompetisinya. Di Liga Serbia, dia kerap mainkan formasi menyerang seperti 4-3-3 atau 4-2-3-1, di mana para winger dan bek sayap bergerak maju di lapangan.

Namun, di Liga Champions, Red Star menggantinya dengan formasi bertahan 3-5-2, di mana tiga bek tengah dan gelandang bertahan menghalangi serangan lawan.

Di dua pertandingan melawan Inter Milan dan Monaco, skuad asuhan Milojevic mengadopsi gaya permainan langsung, dengan umpan-umpan panjang yang dimaksudkan untuk menarik tekanan dan memanfaatkan ruang dengan cepat.

Beberapa Kekuatan Penting Red Star

Salah satu kekuatan kunci Red Star terletak pada peluang bola mati di lini serang mereka. Gelandang Slovenia, Elsnik, dengan kaki kirinya yang menakjubkan, kerap berhasil mengirimkan umpan-umpan akurat yang seringkali ditujukan kepada bek tengah Red Star, Spasic, dan ia sangat berbahaya di area penalti lawan.

Red Star juga memiliki seorang penyerang jangkung, Cherif Ndiaye, yang juga tangguh dalam lakukan duel secara fisik, menahan ritme permainan dan membuka peluang untuk umpan panjang.

Namun, kekuatan bola-bola mati Red Star ini hanya berlaku di lini serang. Sementara di lini belakang, skuad Milojevic tampak rapuh, terutama karena kesulitan yang kerap dialami sang kiper, Ilic, dalam lakukan duel di udara.

Bintang Muda Red Star, Andrija Maksimovic, Diincar Banyak Klub Besar Eropa

Barcelona harusnya juga memantau permainan bintang muda Red Star, Andrija Maksimovic – seorang gelandang serang berusia 17 tahun yang disebut-sebut sebagai bintang masa depan Serbia.

Dianugerahi kaki kidal dengan skill yang menawan, Maksimovic sudah menyatakan keinginannya untuk lebih unggul dari wonderkid Barcelona, Lamine Yamal.

Baru saja mencetak gol tendangan bebas yang brilian, Maksimovic sangat bersemangat untuk buktikan dirinya di panggung besar sekelas Liga Champions, dan di laga melawan tim papan atas Eropa seperti Barcelona.

Catatan Red Star di Ajang Eropa

Sebelumnya diberitakan, lawan Barca di pekan ke empat ini pernah menyabet gelar ganda dalam satu musim di ajang Eropa, yakni European Cup (Liga Champions) dan Intercontinental Cup di musim 1990/91.

Meskipun saat ini Red Star barangkali tak terlalu dianggap, tapi mereka tercatat sebagai klub paling sukses dari Serbia (dan bekas negara Yugoslavia) di seluruh kompetisi Eropa, dan menjadi satu-satunya klub dari Eropa Timur yang berhasil memenangkan gelar ganda di musim 1990/91 tersebut.

Apalagi, pada 27 Oktober 2017, FIFA kemudian secara resmi mengakui seluruh pemenang Intercontinental Cup sebagai juara dunia antarklub, dan memiliki status yang setara dengan Piala Dunia Antarklub FIFA.

Exit mobile version