Site icon Gilabola.com

Begini Cara Arsenal Bungkam Harry Kane Tanpa Satu Pun Tembakan ke Arah Gawang!

Harry Kane pemain Bayern Munchen

Gilabola.com – Harry Kane datang ke Emirates Stadium dengan reputasi luar biasa—top skor derby London Utara sepanjang masa dan sedang dalam performa paling mematikan di Eropa. Namun pada laga fase liga Liga Champions yang sarat gengsi ini, penyerang Bayern Munchen itu justru mengalami malam yang benar-benar ingin ia lupakan.

Bayern tumbang 3-1 dari Arsenal, dan Kane, yang biasanya menjadi pusat perhatian, justru tersingkir dari panggung oleh ketatnya pertahanan tuan rumah.

Arsenal Menutup Ruang, Bayern Kehilangan Jawaban

Kane memulai pertandingan dengan catatan impresif: 29 gol dalam 23 laga untuk klub dan negara. Namun kali ini, Arsenal menghadirkan dinding yang sulit ditembus. Suporter The Gunners yang terus mengejek setiap sentuhan bola Kane tampak semakin menikmati malam setelah sang striker benar-benar tidak bisa berbuat banyak.

Arsenal dan Bayern sama-sama datang dengan catatan kemenangan sempurna di Liga Champions hingga laga ini. Bahkan Kane menyebut keduanya sebagai “favorit kompetisi”. Tetapi performa Bayern di London justru menunjukkan sebaliknya.

Set-Piece Jadi Awal Bencana Bayern

The Gunners membuka keunggulan melalui situasi yang sangat disorot Kane di Premier League: bola mati. Bukayo Saka mengirimkan umpan sudut yang membuat Manuel Neuer terjebak, sebelum Jurrien Timber menyundul bola ke gawang.

Kane, yang kerap mengkritik meningkatnya ketergantungan Premier League pada bola mati, hanya bisa menyaksikan bagaimana Bayern kembali memperlihatkan kelemahan mereka di area tersebut—padahal mereka adalah pemuncak Bundesliga namun punya catatan buruk dalam bertahan dari set-piece.

Arsenal bahkan nyaris menambah gol melalui skema serupa sebelum akhirnya Gabriel Martinelli mencetak gol ketiga setelah memanfaatkan keluarnya Neuer yang terlalu jauh dari gawang.

Bayern Sempat Hidup Lewat Kebebasan Ruang untuk Karl

Ironisnya, tekanan Arsenal terhadap Kane justru membuka ruang bagi rekan setimnya. Lennart Karl, pemain 17 tahun yang tampil mengganggu sepanjang laga, memanfaatkan momen itu untuk menyelinap dan menyamakan skor menjadi 1-1 dari umpan Serge Gnabry, mantan pemain Arsenal.

Namun momentum itu tak mampu Bayern jaga. Kerapuhan lini belakang membuat situasi semakin berat, dan Kane pun semakin terisolasi.

Malam Pertama Kane Tanpa Satu Pun Tembakan ke Gawang Arsenal

Untuk pertama kalinya dalam kariernya menghadapi Arsenal, Kane bermain 90 menit tanpa melepaskan satu pun tembakan. Tak ada sundulan berbahaya, tak ada percobaan jarak jauh—hanya sekilas kualitas individu yang biasanya menjadi ciri khasnya.

Semua cara sudah ia coba lakukan, Harry Kane sempat:

Namun semuanya tak berujung ancaman nyata. Kane bahkan kerap turun hingga garis tengah demi mendapatkan bola—sebuah gambaran klasik saat mesin permainan timnya tak bekerja.

Arsenal Rayakan Kemenangan, Bayern dan Kane Pulang dengan Luka

Saat Martinelli memastikan skor 3-1, tribune Emirates bergema mengejek: “Harry, what’s the score?”—cemoohan yang merangkum malam frustrasi bagi Kane dan Bayern Munchen.

Performa ini menjadi pengingat bahwa bahkan talisman sekelas Kane tetap membutuhkan tim yang solid di belakangnya. Bayern, dengan catatan pertahanan yang rapuh dan minim kreativitas, seperti memutus aliran yang biasanya membuat Kane mematikan.

Exit mobile version