Chivu Nilai Penalti Liverpool Terlalu Mudah, Inter Tumbang Setelah Dua Cedera Awal

Gilabola.comInter Milan kembali kehilangan poin penting di Liga Champions setelah kalah 1-0 dari Liverpool melalui penalti yang dinilai sangat tipis. Cristian Chivu menegaskan bahwa hasil imbang seharusnya lebih adil, namun dua cedera di babak pertama membuat timnya kehilangan tenaga.

Keputusan VAR yang memanggil wasit untuk meninjau tarikan kecil pada Florian Wirtz dianggap menentukan jalannya laga, sementara Inter kembali mengalami kekalahan akibat gol di penghujung pertandingan.

Chivu menjelaskan bahwa Inter tidak memiliki energi cukup di babak pertama dan sempat kesulitan menghadapi tekanan tinggi Liverpool. Dia menilai timnya baru menemukan ritme permainan setelah beberapa kali mencoba menekan balik.

Namun dua cedera awal membuat rencana pertandingan Inter terganggu. Hakan Calhanoglu dan Francesco Acerbi harus ditarik keluar dalam setengah jam pertama.

Situasi ini memaksa Inter hanya menyisakan satu slot pergantian pemain untuk babak kedua. Kondisi tersebut membuat Chivu harus sangat berhati-hati dalam melakukan perubahan strategi.

Kelelahan kemudian menjadi masalah serius, terutama menjelang menit-menit akhir ketika Liverpool semakin agresif. Inter terpaksa bertahan lebih dalam.

Chivu menyebut bahwa dalam dua laga Liga Champions terakhir, timnya selalu kebobolan di menit akhir dan kembali gagal membawa pulang poin. Hal itu dinilai sebagai pola yang merugikan.

Dia menegaskan bahwa tim sebenarnya sudah mencoba sekuat mungkin untuk memecah tekanan dan membangun serangan. Namun penyelesaian di sepertiga akhir dianggap masih kurang tajam.

Kontroversi Penalti di Akhir Laga

Penalti Liverpool menjadi topik utama dalam konferensi pers. Bastoni sempat menarik sedikit kaus Wirtz, tetapi Wirtz terjatuh secara dramatis setelah kontak sudah terlepas.

Chivu menegaskan bahwa wasit berada dalam posisi yang bagus untuk melihat insiden itu dan sebelumnya memutuskan tidak ada pelanggaran. Dia menyatakan bahwa VAR seharusnya memahami dinamika pertandingan sebelum memanggil wasit kembali.

Menurut Chivu, keputusan seperti itu bisa membuat preseden yang berbahaya di Liga Champions karena hukuman diberikan berdasarkan kontak minimal. Dia menekankan bahwa dirinya jarang membahas wasit, namun kali ini situasinya sulit diabaikan.

Inter juga sebelumnya diuntungkan oleh VAR yang menganulir gol Liverpool akibat handball Hugo Ekitike. Namun Chivu menilai kedua insiden memiliki konteks berbeda.

Dia menekankan bahwa timnya harus belajar menghadapi situasi yang dianggap tidak adil dan fokus pada apa yang bisa mereka kendalikan. Hal itu menurutnya penting agar para pemain tetap tangguh secara mental.

Liverpool sendiri datang tanpa Mo Salah yang ditinggalkan setelah komentar kontroversial, tetapi tetap mampu menekan lewat pendekatan taktik berbeda. Chivu menilai timnya sebenarnya sudah mulai menemukan celah sebelum energi mereka menurun.

Dia juga menambahkan bahwa Gravenberch beberapa kali meninggalkan ruang sehingga Inter mulai bisa membangun pola serangan pada akhir babak pertama. Tetapi kondisi fisik kembali menjadi kendala utama.

Ketika pelatih Atalanta, Raffaele Palladino, menilai penalti tersebut tidak layak diberikan, Chivu hanya memberi senyum singkat sebelum berkata bahwa dirinya tidak ingin menambahkan komentar.

Pendapat Kami

Inter kembali menghadapi masalah yang sama: kurangnya tenaga untuk menjaga konsistensi hingga akhir laga. Kombinasi cedera, keputusan pertandingan, dan penurunan intensitas menjadikan mereka rentan pada menit-menit krusial. Perjalanan mereka di Liga Champions akan semakin berat apa pun kualitas permainan yang ditunjukkan pada fase awal pertandingan jika hal tersebut tidak diperbaiki.

SebelumnyaTiga Pelajaran Penting dari Kekalahan Liga Champions Chelsea di Kandang La Dea
SelanjutnyaAtalanta Bangkit dan Tundukkan Chelsea, Palladino Sebut Malam di Bergamo Terasa Ajaib