Gilabola.com – Barcelona, Liverpool, Roma, hingga Manchester United pernah menciptakan momen keajaiban yang dikenang sepanjang masa dalam sejarah Liga Champions UEFA.
Liga Champions Eropa bukan hanya kompetisi antarklub paling bergengsi di dunia—ia juga rumah bagi drama paling mendebarkan dan kejutan yang tak pernah terduga.
Tak jarang, tim-tim besar harus bangkit dari jurang kekalahan yang tampak mustahil. Beberapa berhasil menulis ulang sejarah, menciptakan momen yang tak akan pernah dilupakan oleh penggemar sepak bola di seluruh dunia.
Berikut adalah comeback paling ikonik dalam sejarah fase gugur Liga Champions UEFA, mulai dari defisit dua gol hingga yang paling legendaris: membalikkan ketertinggalan empat gol!
Comeback Dengan Defisit 4 Gol
“La Remontada” – Barcelona vs PSG (2016–17, Babak 16 Besar)
- Leg 1: PSG 4–0 Barcelona
- Leg 2: Barcelona 6–1 PSG
Satu kata: legendaris. Tak ada yang menyangka bahwa Barcelona bisa membalikkan kekalahan 0–4 dari leg pertama. Tapi dengan gol dari Luis Suárez, Messi, dua dari Neymar, dan penentu dari Sergi Roberto di menit ke-95, Barca menulis sejarah sebagai satu-satunya tim yang membalikkan defisit empat gol di Liga Champions.
Luis Enrique sebelum laga: “Jika mereka bisa cetak empat, kami bisa cetak enam.”
Dan benar saja, mereka melakukannya.
Comeback Dengan Defisit 3 Gol
Liverpool vs Barcelona (2018–19, Semifinal)
- Leg 1: Barcelona 3–0 Liverpool
- Leg 2: Liverpool 4–0 Barcelona
Tanpa Mohamed Salah dan Roberto Firmino, Liverpool tampil luar biasa di Anfield. Origi membuka skor, Wijnaldum cetak dua gol dalam dua menit, dan gol cepat dari corner genius Trent Alexander-Arnold diselesaikan Origi membawa Liverpool ke final.
Malam yang dikenal sebagai “The Miracle of Anfield.”
Roma vs Barcelona (2017–18, Perempatfinal)
- Leg 1: Barcelona 4–1 Roma
- Leg 2: Roma 3–0 Barcelona
The Greek God in Rome! Roma membalikkan keadaan lewat gol dari Džeko, penalti De Rossi, dan sundulan Manolas. Dengan aturan gol tandang, Roma melaju ke semifinal. Ini adalah momen epik yang menyingkirkan Barcelona dua musim berturut-turut.
Deportivo La Coruña vs AC Milan (2003–04, Perempatfinal)
- Leg 1: AC Milan 4–1 Deportivo
- Leg 2: Deportivo 4–0 AC Milan
Deportivo mencetak empat gol tanpa balas atas juara bertahan AC Milan dan menorehkan salah satu kejutan terbesar dalam sejarah Liga Champions.
Comeback Dengan Defisit 2 Gol
Manchester United vs PSG (2018–19, Babak 16 Besar)
- Leg 1: MU 0–2 PSG
- Leg 2: PSG 1–3 MU
Tanpa Pogba, tanpa banyak harapan, MU menang dramatis lewat penalti Rashford di menit akhir. Comeback ini jadi salah satu momen ikonik era Solskjaer.
Juventus vs Atlético Madrid (2018–19, Babak 16 Besar)
- Leg 1: Atlético 2–0 Juventus
- Leg 2: Juventus 3–0 Atlético
Cristiano Ronaldo sekali lagi menunjukkan statusnya sebagai raja Liga Champions dengan hat-trick brilian yang membawa Juve melaju.
Real Madrid vs Wolfsburg (2015–16, Perempatfinal)
- Leg 1: Wolfsburg 2–0 Madrid
- Leg 2: Madrid 3–0 Wolfsburg
Hat-trick dari Ronaldo menyelamatkan Los Blancos dan membuka jalan menuju gelar ke-11 mereka.
Bayern Munchen vs Porto (2014–15, Perempatfinal)
- Leg 1: Porto 3–1 Bayern
- Leg 2: Bayern 6–1 Porto
Bayern menggila di Allianz Arena, menunjukkan dominasi Jerman yang absolut.
Chelsea vs PSG (2013–14, Perempatfinal)
- Leg 1: PSG 3–1 Chelsea
- Leg 2: Chelsea 2–0 PSG
Gol telat dari Demba Ba di Stamford Bridge membawa Chelsea lolos lewat gol tandang.
Barcelona vs AC Milan (2012–13, Babak 16 Besar)
- Leg 1: Milan 2–0 Barcelona
- Leg 2: Barcelona 4–0 Milan
Messi dan kawan-kawan tampil luar biasa, menghancurkan Milan di Camp Nou.
Akhir kata, Liga Champions adalah tempat di mana mustahil menjadi mungkin. Setiap malam Eropa menyimpan potensi momen yang akan hidup selamanya dalam ingatan para penggemar. Comeback-comeback ini adalah bukti bahwa sepak bola bukan sekadar soal strategi — tapi juga soal hati, tekad, dan keajaiban.