Site icon Gilabola.com

Lamine Yamal Bersinar Lagi! Wonderkid Barcelona Pecahkan Rekor Liga Champions

Lamine Yamal wonderkid Barcelona

Gilabola.com – Barcelona dan Inter Milan kembali menorehkan kisah epik dalam sejarah Liga Champions setelah bermain imbang 3-3 dalam pertandingan penuh aksi dan emosi di leg pertama semifinal. Laga ini menghadirkan enam gol luar biasa, pertunjukan kelas dunia, serta satu nama muda yang bersinar terang: Lamine Yamal.

Duel ini mengingatkan pada pertemuan legendaris mereka di semifinal tahun 2010. Tapi kali ini, di Estadi Olímpic Lluís Companys, giliran Yamal yang mencuri perhatian. Dalam penampilan ke-100-nya bersama tim utama Barcelona, bocah ajaib berusia 17 tahun itu tampil bak Lionel Messi muda, meski akhirnya gagal membawa timnya menang.

Inter dua kali unggul, namun Barcelona dua kali pula berhasil menyamakan kedudukan. Pertandingan berlangsung dalam tempo tinggi, sarat kreativitas, keberanian, dan tensi ala partai besar Eropa yang sesungguhnya.

Gol Cepat dan Skill Gila: Babak Pertama Sarat Hiburan

Laga baru berjalan 30 detik ketika Marcus Thuram membuka skor untuk Inter dengan backheel flick menawan hasil umpan silang Denzel Dumfries. Gol ini langsung mencatatkan sejarah sebagai salah satu gol tercepat di semifinal Liga Champions.

Inter kemudian menggandakan keunggulan melalui Dumfries yang mencetak gol akrobatik dengan tendangan salto usai menerima sundulan Acerbi dari sepak pojok. Skor 0-2 membuat publik tuan rumah terdiam, namun tidak untuk waktu lama.

Yamal, yang sempat diragukan tampil karena cedera saat pemanasan, menunjukkan mentalitas luar biasa. Ia tampil tanpa rasa gentar dan menyulitkan bek-bek Inter, terutama Alessandro Bastoni. Aksinya di menit ke-36 nyaris seperti sihir—ia melewati lima pemain lawan sebelum melepaskan tembakan melengkung ke tiang jauh, memperkecil ketertinggalan.

Yamal vs Dumfries: Aksi Lanjutan di Babak Kedua

Babak kedua tetap menyajikan tempo tinggi. Dumfries mencetak gol keduanya di menit ke-64 lewat sundulan tajam dari sepak pojok Calhanoglu. Tapi keunggulan itu hanya bertahan sebentar. Barcelona menyamakan kedudukan tiga menit kemudian lewat skema sepak pojok yang cerdik.

Yamal tak menyentuh bola kali ini, tapi perannya tetap vital. Ia melakukan dummy cerdas yang membiarkan bola mengalir ke Raphinha, yang langsung menembak keras ke arah gawang. Bola membentur mistar, lalu punggung Sommer, dan masuk ke gawang—dihitung sebagai gol bunuh diri.

Skor kembali imbang 3-3, dan sisa laga menjadi pertarungan fisik dan taktis. Dumfries nyaris mencetak hattrick tapi memilih memberikan umpan silang yang gagal dimaksimalkan. Sementara Henrikh Mkhitaryan sempat mencetak gol kemenangan, namun VAR menganulirnya karena offside tipis.

Barcelona mendominasi akhir laga. Raphinha kembali mengancam dengan tembakan keras, sementara Inter terkepung dan hanya bisa bertahan hingga peluit akhir.

Salip Mbappé: Lamine Yamal Pecahkan Rekor Liga Champions

Lamine Yamal mungkin baru berusia 17 tahun, tapi ia sudah mengoleksi sederet rekor luar biasa bersama Barcelona. Kini, ia kembali mencatatkan namanya dalam buku sejarah Eropa setelah tampil gemilang melawan Inter Milan.

Gol indah yang dicetaknya dalam laga semifinal Liga Champions leg pertama tak hanya membantu Barcelona bangkit dari ketertinggalan, tapi juga menjadikannya pemain termuda sepanjang sejarah yang berhasil mencetak gol di babak semifinal kompetisi elite ini.

Dengan usia 17 tahun dan 291 hari, Yamal resmi menyalip rekor milik Kylian Mbappé yang sebelumnya menjadi pencetak gol termuda di semifinal Liga Champions. Mbappé mencetak gol ke gawang Juventus pada 2017 saat masih berseragam AS Monaco di usia 18 tahun dan 140 hari.

Rekor Yamal terasa semakin istimewa karena dicapai dalam pertandingan ke-100-nya bersama tim utama Barcelona—hanya dua tahun setelah ia melakoni debut seniornya di usia 15 tahun.

Momen tersebut menjadi bukti kedewasaan dan perkembangan pesat sang wonderkid asal Spanyol yang saat ini tengah menjadi sorotan dunia sepak bola.

Mimpi Jadi Nyata: Yamal Wujudkan Impian di Panggung Eropa

Sebelum pertandingan melawan Inter Milan, Yamal sempat mengungkapkan rasa antusiasmenya bermain di semifinal Liga Champions untuk pertama kalinya. Ia menyebut bahwa tampil di ajang sebesar ini adalah impian masa kecilnya.

Tak butuh waktu lama bagi pemain muda ini untuk mewujudkan impian tersebut dalam bentuk nyata: mencetak gol indah, memecahkan rekor, dan menjadi pusat perhatian dunia di panggung terbesar klub Eropa.

Yamal memang belum membawa Barcelona menang pada laga itu, namun kontribusinya sangat vital dalam comeback dramatis Blaugrana yang berakhir dengan skor 3-3 di Estadi Olímpic.

Dengan leg kedua yang akan digelar di San Siro pekan depan, semua mata akan kembali tertuju pada sang bintang muda—yang tampaknya baru memulai babak panjang dalam sejarah keemasan kariernya.

Laga Belum Usai, Semua Masih Terbuka di San Siro

Meski pertandingan berakhir imbang, duel ini lebih dari sekadar skor. Ini adalah perayaan sepak bola menyerang, keberanian pemain muda, dan ketangguhan mental kedua tim. Leg kedua di San Siro akan menjadi pertarungan hidup-mati untuk tiket final.

Barcelona akan datang dengan semangat baru dan Yamal yang sedang membara, sementara Inter tentu ingin menuntaskan misi mereka di kandang sendiri. Apapun bisa terjadi, karena ini Liga Champions—kompetisi para raja.

Exit mobile version