Gilabola.com – Lautaro Martinez kembali mencatatkan namanya dalam sejarah Inter Milan dan Liga Champions.
Penyerang asal Argentina itu mencetak gol pembuka dalam leg kedua semifinal Liga Champions 2024/2025 melawan Barcelona, yang berlangsung di Stadion Giuseppe Meazza (San Siro), dan membawa timnya unggul sementara dalam laga penentuan ke final.
Gol Penting di Laga Krusial
Pertemuan pertama antara Inter Milan dan Barcelona di Montjuïc berakhir dengan skor imbang 3-3 yang dramatis, menjadikan leg kedua sebagai laga hidup-mati bagi kedua raksasa Eropa ini.
Di tengah ketegangan tinggi di San Siro, Lautaro Martinez tampil sebagai pembeda. Ia mencetak gol pada menit ke-21 usai memanfaatkan umpan matang dari Denzel Dumfries. Gol ini lahir dari skema serangan cepat yang memecah jebakan offside Barcelona.
Dumfries dengan tenang membawa bola ke dalam kotak penalti dan memberikan umpan mendatar ke Martinez yang tinggal menyambut bola ke gawang kosong.
Padahal, sempat ada keraguan apakah Lautaro bisa bermain karena mengalami cedera pada leg pertama. Namun sang kapten menunjukkan mentalitas baja dan ketajaman di saat paling dibutuhkan.
Lautaro Samai Rekor Hernán Crespo
Gol tersebut bukan hanya penting dalam konteks pertandingan, tetapi juga menjadi momen bersejarah pribadi bagi Lautaro Martinez. Dengan torehan tersebut, ia kini telah mengoleksi 9 gol di Liga Champions musim ini, menyamai rekor milik Hernán Crespo sebagai pemain Inter dengan gol terbanyak dalam satu musim Liga Champions.
Rekor Crespo tercatat pada musim 2002/2003, dan sejak saat itu belum ada pemain Inter yang mampu menyainginya, hingga Martinez muncul sebagai simbol baru ketajaman Nerazzurri di kancah Eropa.
Dalam prosesnya, Lautaro juga melewati legenda-legenda besar Inter Milan:
- Samuel Eto’o (8 gol pada musim 2010/2011)
- Adriano (7 gol pada musim 2004/2005)
Dari Diragukan Tampil, Jadi Pahlawan
Kepemimpinan dan naluri mencetak gol Lautaro Martinez menjadi alasan utama mengapa Inter masih berpeluang besar menembus final Liga Champions musim ini.
Kehadirannya yang sempat diragukan berubah menjadi penentu langkah tim menuju Allianz Arena, tempat final musim ini akan digelar.
Gol tersebut tak hanya menghidupkan peluang Inter, tapi juga menegaskan status Lautaro sebagai ikon modern klub. Jika Inter akhirnya lolos ke final dan bahkan merebut gelar, musim ini bisa menjadi titik puncak dalam karier pemain berusia 26 tahun itu.