Luis Enrique Bentuk PSG Jadi Tim Utuh, Bukan Sekadar Kumpulan Bintang

Gilabola.com – Delapan bulan lalu, Luis Enrique menyampaikan bahwa dirinya tidak datang ke Paris Saint-Germain untuk langsung menjuarai Liga Champions. Dia mengatakan bahwa tujuan utamanya adalah membangun sebuah tim.

Ucapan tersebut menjadi pembuka dari proyek jangka panjang PSG di era pasca-Kylian Mbappe. Klub yang sebelumnya dibangun di atas nama-nama besar dan ego-ego bintang, kini diarahkan ke jalur baru: kesederhanaan, kerja sama, dan pemain muda yang siap dibentuk.

Musim panas tahun lalu, pria asal Spanyol itu mengakui secara pribadi bahwa perubahan ini tidak akan terjadi dalam waktu singkat. Dia memperkirakan akan butuh dua tahun untuk benar-benar mengubah sebuah tim.

Dia ingin menciptakan tim yang bermain dengan semangat kolektif, kerja keras, dan saling membantu di setiap jengkal lapangan sepak bola. Namun, hingga pekan pertama April 2025, hasilnya sudah tampak jauh lebih cepat dari yang diperkirakan.

Saat PSG memastikan gelar juara Ligue 1 ke-13 dalam sejarah klub setelah menang tipis 1-0 atas Angers, pelatih lawan Alexandre Dujeux secara terbuka memberikan pujian. Dia menyebut PSG sebagai juara yang indah.

Menurutnya, seluruh pemain tim tersebut ikut menyerang dan bertahan bersama. Dia bahkan mengaku merasa senang menyaksikan tim seperti itu bermain sepak bola.

Perubahan Luis Enrique

Musim ini, Enrique seolah telah melewati tiga era berbeda. Musim lalu, dia masih harus menyesuaikan diri dengan keberadaan Mbappe dan semua tekanan yang datang dari status sang bintang.

Dia mengusahakan agar sang penyerang bisa lebih bekerja sama dan tampil sebagai pemain tim, namun tetap merasa bahwa tim tersebut belum sepenuhnya mencerminkan keinginannya.

Mulai Agustus 2024 hingga awal 2025, Enrique mulai menanamkan pola mainnya. Dia fokus mencari penyerang tengah ideal, memperkenalkan pergerakan tanpa bola, menyusun pola pressing dan counter-pressing, serta membentuk mental juang tim.

Nama-nama seperti Vitinha, Bradley Barcola, Desire Doue, dan Willian Pacho menjadi perhatian utama dalam pengembangan individu dan didatangkan untuk membangun sebuah tim.

Proses itu tidak selalu mulus. PSG sempat dikritik karena kesulitan lolos dari fase grup Liga Champions dan beberapa hasil imbang mengejutkan di liga domestik. Meski begitu, Enrique terus bereksperimen dengan susunan pemain tanpa pernah meninggalkan prinsip dasarnya membangun tim secara utuh.

Progres Positif

Di balik layar, Enrique memberi tahu para petinggi klub bahwa dia merasakan progres dalam pemahaman taktik dari para pemain. Para pemain juga mulai merasakannya—latihan makin berat, sesi analisis video makin detail, tapi hasilnya terlihat nyata.

Salah satu perubahan signifikan terjadi saat Ousmane Dembele dipasang sebagai penyerang tengah mulai Desember. Dia hanya mencetak satu gol dalam 11 laga sebelumnya, namun ketika menghadapi Lyon, semuanya mulai berubah.

Sejak Dembele dipasang di posisi baru, PSG menunjukkan peningkatan luar biasa. Setelah mengalahkan Lyon dan Monaco secara beruntun, performa mereka kian stabil.

Di tahun 2025, mereka menghancurkan Manchester City dan VfB Stuttgart di Liga Champions, serta mencetak kemenangan agregat 10-0 atas Brest. Di Ligue 1, mereka menghajar lawan-lawannya seperti Brest, Monaco, dan Lille dengan skor besar.

Kehadiran Khvicha Kvaratskhelia sejak Januari menambah variasi serangan. Sementara di lini tengah, Vitinha, Joao Neves, dan Fabian Ruiz menunjukkan bahwa kecerdasan bermain bisa menggantikan kekuatan fisik. Ruiz bahkan belum pernah kalah dalam 50 laga terakhir di liga bersama PSG.

Dari statistik, performa mereka melawan Liverpool di babak 16 besar Liga Champions menjadi titik tertinggi. Dalam dua laga itu, PSG mencatatkan 48 tembakan dan 4,41 Expected Goals (xG), jauh di atas Liverpool yang hanya mencatatkan 21 tembakan dan 1,86 xG. Dua penampilan itu disebut sebagai salah satu yang terbaik musim ini, di semua kompetisi.

Luis Enrique, yang dulu berkata akan tetap setia pada ide-idenya meski gagal, kini bisa melihat tim yang sudah mulai sesuai dengan gambaran yang ia bayangkan sejak awal.