Site icon Gilabola.com

Martin Odegaard Harus Tunjukkan Siapa Dirinya Saat Hadapi Madrid dan Carlo Ancelotti

Martin Odegaard bersama Bukayo Saka di laga Arsenal vs Nottingham Forest

Gilabola.comMartin Odegaard kembali akan berhadapan dengan masa lalunya, ketika Arsenal dijadwalkan melawan Real Madrid di laga penting babak perempat final Liga Champions.

Pertandingan ini bukan hanya ujian bagi The Gunners, tapi juga menjadi momen besar untuk sang kapten, yang kini mulai mendapatkan sorotan akibat performanya yang dinilai menurun.

Dulu, pada Januari 2015, Real Madrid sempat membuat heboh dunia sepak bola dengan memboyong Odegaard yang masih berusia 16 tahun. Tapi Carlo Ancelotti, pelatih Madrid saat itu, justru tidak pernah menunjukkan antusiasme terhadap transfer tersebut.

Dalam bukunya yang berjudul Quiet Leadership, juru taktik Italia itu pernah menulis bahwa ketika Florentino Perez membeli pemain asal Norwegia itu, dia hanya bisa menerimanya.

Ancelotti juga menuliskan bahwa keputusan tersebut murni untuk keperluan hubungan masyarakat, karena presiden klub meminta Odegaard tampil tiga kali di tim utama.

Dia bahkan menegaskan bahwa meski Odegaard berpotensi menjadi salah satu pemain terbaik dunia di masa mendatang, hal itu tidak penting baginya karena bukan dia yang meminta sang pemain.

Setelah itu, jalan Odegaard di Madrid tak pernah mulus. Dia dipinjamkan ke beberapa klub, hingga akhirnya pada musim panas 2021, saat Ancelotti kembali melatih Madrid, Odegaard resmi dijual ke Arsenal seharga Rp 600 Miliar.

Saat itu, Ancelotti disebut merasa masih ada delapan pemain lain yang lebih layak berada di lini tengah ketimbang Odegaard. Maklum, saat itu memang klub punya banyak gelandang top seperti Luka Modric, Toni Kroos, dan Casemiro.

Selama di Arsenal, Odegaard sempat tampil sangat meyakinkan. Namun musim ini, terutama setelah kembali dari cedera engkel yang dideritanya sejak September, performanya mulai dipertanyakan.

Dia sempat membuat dampak cepat di dua pertandingan awal setelah sembuh, menciptakan satu assist di masing-masing laga Premier League. Tapi sejak itu, kontribusinya justru menurun drastis.

Kritik Pada Odegaard

Mantan bek Arsenal, William Gallas, dalam wawancaranya dengan Prime Casino, menyampaikan bahwa Odegaard tidak tampak seperti pemain yang sama seperti dua musim terakhir. Dia merasa bahwa meski cedera mungkin punya pengaruh, performa Odegaard tetap jauh dari ekspektasi.

Di sisi lain, mantan pemain Liverpool asal Norwegia, John Arne Riise, mengatakan bahwa tekanan dan kritik terhadap Odegaard bisa jadi membuat sang pemain tampil terlalu hati-hati.

Dia menilai bahwa musim lalu Odegaard tampak bebas dalam bermain, tetapi kini justru terlihat seperti terlalu berusaha meniru performa lamanya. Riise menambahkan bahwa sikap seperti itu bisa membuat seorang pemain justru kehilangan alur alami dalam permainan bola.

Sementara itu, Odegaard sendiri mengaku tidak terlalu terpengaruh oleh kritik publik. Dalam wawancara bulan Maret lalu, dia menyebut bahwa dia terbiasa dinilai oleh banyak orang.

Namun, dia juga mengatakan bahwa dirinya adalah kritikus paling keras terhadap dirinya sendiri. Di bahkan mengakui bahwa dirinya belum tampil cukup baik, terutama dalam hal mencetak gol.

Sebagai seorang gelandang serang yang dalam dua musim terakhir bisa mencetak dua digit gol, statistik lima gol dalam 34 laga musim ini tentu jadi tanda tanya tersendiri.

Dengan musim yang tinggal menyisakan kurang dari dua bulan, perhatian kembali tertuju pada kapten Arsenal ini, yang kini dituntut membuktikan kualitasnya, bukan hanya untuk klub dan fans, tetapi juga untuk dirinya sendiri di panggung besar sepak bola Eropa.

Exit mobile version