Site icon Gilabola.com

Martin Odegaard Punya Dua Kambing Hitam Atas Kekalahan Arsenal di Liga Champions

Reaksi Martin Odegaard di laga Paris Saint-Germain vs Arsenal di Liga Champions

Gilabola.com – Harapan Arsenal untuk mengakhiri musim dengan trofi harus sirna di hadapan Paris Saint-Germain. Dalam dua leg semifinal Liga Champions, mereka harus mengakui keunggulan tim asuhan Luis Enrique.

Setelah kalah 1-0 di Emirates Stadium, The Gunners kembali terpukul dengan kekalahan 2-1 di Paris. Hasil itu memastikan langkah PSG ke partai final melawan Inter Milan, sementara Arsenal harus menatap musim yang akan berakhir tanpa gelar.

Martin Odegaard menyampaikan bahwa penyebab utama kegagalan timnya terletak pada lemahnya performa di dua area penting: kotak penalti sendiri dan kotak penalti lawan. Dia mengungkapkan bahwa secara keseluruhan, Arsenal sudah mencoba dengan maksimal.

Tim disebutnya memulai pertandingan dengan baik, tampil menyerang, menguasai momentum, dan menciptakan beberapa peluang besar. Namun, pada akhirnya, usaha tersebut tidak cukup.

Menurut Odegaard, Arsenal tampil dominan di area tengah lapangan. Tetapi dominasi bola itu tidak diterjemahkan menjadi ancaman nyata di depan gawang atau perlindungan yang solid di belakang.

Dia mengakui bahwa kinerja tim di dalam kotak penalti tidak cukup kuat untuk menghadapi laga besar seperti semifinal Liga Champions. Dia juga memberi apresiasi kepada kiper PSG, Gianluigi Donnarumma, yang disebutnya membuat beberapa penyelamatan luar biasa.

Bukan Masalah Taktik, Tapi Masalah Eksekusi

Odegaard merasa kekalahan ini menyakitkan karena ambisi tim sangat besar. Dia menyebut bahwa para pemain menginginkan hal besar, baik di Liga Inggris maupun di Liga Champions.

Namun, yang tersisa hanyalah kekecewaan besar. Baginya, satu-satunya jalan ke depan adalah tetap bersatu, belajar dari kekalahan ini, dan menggunakan rasa sakit itu sebagai bahan bakar untuk bangkit di masa depan.

Dia menyatakan bahwa Arsenal telah melakukan banyak hal baik selama dua leg, tetapi semua itu tidak cukup jika tidak tajam di depan gawang. Dia menyimpulkan bahwa kemenangan di sepak bola ditentukan di depan gawang, dan itu adalah aspek yang harus dibenahi oleh tim.

Sementara itu, Mikel Arteta menyoroti faktor lain di balik kegagalan Arsenal. Dia menyatakan bahwa dirinya merasa bangga melatih tim yang menciptakan begitu banyak peluang dan situasi berbahaya.

Namun, dia juga mengakui bahwa terkadang harus ada pengakuan terhadap apa yang dilakukan oleh lawan. Dia menyebut bahwa Donnarumma bukan hanya tampil luar biasa di satu pertandingan, tapi di kedua leg semifinal.

Arteta menggarisbawahi bahwa dalam turnamen seperti Liga Champions, sering kali dibutuhkan satu momen spesial dari satu pemain di salah satu kotak penalti untuk menentukan nasib tim.

Dia mengatakan bahwa Paris Saint-Germain mendapatkan momen itu lewat penampilan Gianluigi Donnarumma, dan itulah yang membuat perbedaan besar dalam hasil akhir.

Exit mobile version