
Gilabola.com – Eintracht Frankfurt harus menerima kenyataan pahit ketika mereka dihajar Atletico Madrid 5-1 di Liga Champions, pertandingan yang menunjukkan betapa jauhnya jarak pengalaman antara tim debutan dengan para veteran Eropa.
Frankfurt Dibungkam Sejak Awal
Pertandingan di Madrid sejak menit awal sudah terasa berat bagi Frankfurt. Atletico yang sarat pengalaman langsung menekan dan membuka keunggulan lewat Giacomo Raspadori.
Situasi semakin buruk ketika Robin Le Normand menambah gol dengan sundulan, lalu menjelang jeda, tuan rumah membuat skor menjadi 3-0.
Babak kedua sempat memberi harapan setelah Jonathan Burkardt memperkecil ketertinggalan, namun Atletico kembali menghukum lewat gol Giuliano Simeone dan penalti Julian Alvarez, memastikan kemenangan telak 5-1 bagi Los Rojiblancos.
Masalah Utama Frankfurt: Pertahanan Rapuh dan Minim Pengalaman
Laga ini memperlihatkan tiga hal penting tentang Frankfurt. Pertama, mereka mendapat “tamparan realita” di Liga Champions.
Setelah sebelumnya tampil baik melawan Galatasaray, duel menghadapi Atletico membuktikan bahwa melawan tim besar membutuhkan mental dan pengalaman berbeda. Pemain muda seperti Can Uzun yang sebelumnya bersinar, justru tenggelam di laga ini.
Kedua, lini belakang Frankfurt benar-benar bermasalah. Dalam tiga laga terakhir, mereka sudah kebobolan 13 gol — kalah 4-3 dari Union Berlin, menang 6-4 atas Gladbach, dan kini dihajar 5-1 oleh Atletico.
Garis pertahanan yang terlalu tinggi membuat mereka mudah ditembus, dan melawan Bayern akhir pekan nanti, situasi ini bisa jadi bencana.
Ketiga, Frankfurt kekurangan pemain berpengalaman. Dari skuad yang ada, hanya nama-nama seperti Mario Götze, Robin Koch, Michy Batshuayi, Ellyes Skhiri, Ritsu Doan, dan kiper Michael Zetterer yang sudah melewati usia 25 tahun.
Kehilangan Kevin Trapp di musim panas lalu juga terasa sangat besar, karena ia adalah salah satu sosok dengan jam terbang Eropa.
Jika ingin berkembang lebih jauh, Frankfurt perlu menyeimbangkan skuad muda mereka dengan tambahan pemain berpengalaman, seperti yang dilakukan Bayer Leverkusen.