Gilabola.com – Bayer Leverkusen dan pelatihnya, Xabi Alonso, menghadapi tugas berat untuk membalikkan keadaan melawan Bayern Munich dalam leg kedua babak 16 besar Liga Champions pada Rabu mendatang.
Setelah kekalahan 0-3 di leg pertama, Leverkusen membutuhkan sesuatu yang luar biasa – yang mirip dengan “Keajaiban Istanbul” yang pernah dialami Alonso sebagai pemain bersama Liverpool pada final Liga Champions 2005.
Mengingat “Keajaiban Istanbul”
Pada malam yang bersejarah di Istanbul, Liverpool tertinggal 0-3 dari AC Milan di babak pertama sebelum bangkit dan menyamakan kedudukan 3-3, lalu menang lewat adu penalti. Alonso mencetak gol penyama kedudukan dalam laga ikonik tersebut.
Kini, Alonso membutuhkan keajaiban serupa untuk membawa Leverkusen ke perempat final Liga Champions untuk pertama kalinya sejak 2002.
“Dalam sepak bola, kita sering melihat keajaiban besar, dan kami hampir membutuhkannya kali ini,” ujar Alonso.
Kesulitan Leverkusen: Cedera dan Tekanan Mental
Leverkusen tidak hanya harus mengejar defisit tiga gol, tetapi mereka juga menghadapi kemungkinan absennya Florian Wirtz. Gelandang kunci mereka mengalami cedera setelah benturan keras saat melawan Werder Bremen pada Sabtu lalu.
Leverkusen juga baru saja mengalami dua kekalahan beruntun, termasuk hasil mengecewakan 0-2 di kandang dari Bremen. Alonso mengakui timnya tampil buruk:
“Setelah kekalahan di Munich, kami ingin tampil segar, tetapi semuanya tidak berjalan sesuai rencana.”
Bayern, meskipun unggul agregat, juga mengalami kekalahan mengejutkan 2-3 dari Bochum pada akhir pekan. Harry Kane menegaskan bahwa timnya siap bangkit:
“Kami harus menunjukkan respons di Leverkusen. Mereka juga ingin bangkit setelah dua kekalahan, jadi kami harus siap.”
Misi Mustahil atau Keajaiban Lain dari Alonso?
Alonso bukanlah sosok asing dalam membalikkan keadaan. Sejak mengambil alih Leverkusen pada Oktober 2022, ia mengubah tim yang hampir terdegradasi menjadi juara Bundesliga dan DFB-Pokal, serta mencapai final Liga Europa.
Musim lalu, timnya hanya kalah sekali dalam 53 pertandingan dan mencetak 17 gol di waktu tambahan, menunjukkan mentalitas pantang menyerah.
Kini, mereka harus menghadapi tugas yang hampir mustahil: mencetak setidaknya tiga gol tanpa kebobolan melawan Bayern, salah satu tim terkuat di Eropa. Apakah Alonso bisa menciptakan keajaiban lain dalam kariernya? Jawabannya akan terungkap di BayArena pada Rabu malam.