Site icon Gilabola.com

Peringkat Tim Favorit Liga Champions: Arsenal Nomor Satu, The Blues Meroket, Die Roten Mulai Goyang Usai Matchday 5

Kejutan Liga Champions: Arsenal gusur Bayern, Liverpool Anjlok, Chelsea Meroket

Gilabola.com – Perjalanan lima pertandingan fase liga Liga Champions musim ini menghadirkan dinamika besar di papan atas. Arsenal kini naik ke posisi puncak setelah kemenangan impresif atas Bayern Munchenn, sementara sejumlah raksasa Eropa seperti Barcelona, Juventus, hingga Liverpool mulai goyah.

Di sisi lain, tim-tim seperti Chelsea, PSG, dan Atletico Madrid menunjukkan tanda-tanda kebangkitan di tengah jadwal yang padat.

Berikut rangkuman lengkap peringkat tim Liga Champions setelah lima matchday.

Peringkat Tim Liga Champions Usai Matchday 5

1. Arsenal (+1) — Puncak Baru Era Arteta

Arsenal tampil sempurna dengan lima kemenangan, termasuk kemenangan 3-1 atas Bayern Munich yang mematahkan rekor tak terkalahkan lawan. Hasil itu semakin menegaskan konsistensi pasukan Mikel Arteta, yang juga unggul lima poin atas Manchester City di Premier League setelah bermain imbang 1-1 kontra Chelsea. Sejauh ini, semua tanda mengarah pada musim terbaik The Gunners dalam satu dekade terakhir.

2. Bayern Munchen (-1) — Dominan, Tapi Mulai Retak

Bayern mengawali musim 2025/26 hampir tanpa cela dengan 18 kemenangan dari 20 laga. Namun kekalahan dari Arsenal membuat mereka kehilangan status sebagai satu-satunya tim besar Eropa yang belum tersentuh kekalahan. Meski tetap difavoritkan menjuarai Liga Champions, duel di London membuktikan bahwa masih ada celah dalam skuat asuhan Vincent Kompany.

3. Barcelona (–) — Kembali ke Camp Nou, Masih Belum Stabil

Hansi Flick akhirnya membawa Barcelona kembali ke Spotify Camp Nou yang baru selesai direnovasi. Atmosfer kandang bisa menjadi faktor penting, tetapi kekalahan 3-0 dari Chelsea menunjukkan tim masih mudah kehilangan kendali. Meski begitu, mereka naik ke puncak LaLiga usai Real Madrid gagal menang dalam tiga laga beruntun.

4. PSG (–) — Dilemahkan Cedera, Performa Naik Turun

PSG memulai musim dengan badai cedera, termasuk absennya Ousmane Dembele (Ballon d’Or 2025) dan Achraf Hakimi. Ketidakstabilan performa terlihat dari posisi mereka yang baru berada di peringkat dua Ligue 1 setelah tumbang dari AS Monaco. Namun dengan skuat lengkap, Les Parisiens tetap menjadi pesaing kuat.

5. Chelsea (+4) — Salah Satu Tim Paling Menjanjikan

Enzo Maresca membawa Chelsea berkembang pesat. Setelah menaklukkan Barcelona, The Blues menahan Arsenal 1-1 meski bermain lama dengan 10 orang akibat kartu merah Moises Caicedo. Peningkatan permainan mereka sangat signifikan.

6. Manchester City (+1) — Masih Berbahaya, Tapi Tidak Seganas Dulu

Skuat Pep Guardiola tetap menjadi kandidat juara, namun performa mereka belum stabil. Kekalahan 2-0 dari Bayer Leverkusen memperlihatkan ketidakkonsistenan, meski sempat bangkit lewat kemenangan atas Leeds United.

7. Inter (-2) — Butuh Ujian Lebih Berat

Inter menang empat kali di awal fase liga, namun lawannya relatif lebih lemah. Saat berhadapan dengan Atletico Madrid, mereka kalah 2-1 dan tampak belum setangguh dua musim terakhir saat mencapai final 2023 dan 2025.

8. Real Madrid (-1) — Awal Bagus, Kini Mulai Seret

Xabi Alonso memulai musim dengan brilian, tetapi Los Blancos kini hanya meraih satu kemenangan dari lima laga terakhir. Hasil imbang melawan Rayo Vallecano, Elche, dan Girona memperlihatkan penurunan signifikan. Alarm peringatan mulai terdengar.

9. Liverpool (-1) — Penurunan Tajam di Era Arne Slot

Meski mendatangkan Florian Wirtz dan Alexander Isak, Liverpool justru terseok-seok. Kekalahan 4-1 dari PSV menjadi sinyal kuat bahwa Arne Slot masih mencari formula. Ujian berat menanti saat mereka bertandang ke San Siro menghadapi Inter.

10. Atletico Madrid (+2) — Mulai Bernafas Lagi

Kemenangan atas Inter memperlihatkan Atletico masih punya DNA kompetitif. Performa domestik juga membaik, dengan jarak hanya tiga poin dari Real Madrid.

11. Newcastle (-1) — Masih Punya Harapan, Tapi Liga Inggris Jadi Beban

Kalah dari Barcelona bukan akhir segalanya, tapi posisi mereka yang terpuruk di peringkat 14 Premier League menunjukkan masalah konsistensi. Mereka butuh stabilitas untuk melaju ke fase berikutnya.

12. Galatasaray (-1) — Kuat di Bursa, Namun Masih Goyang

Dengan hadirnya Victor Osimhen, Galatasaray membangun ambisi besar. Namun kekalahan dari Union Saint-Gilloise membuat mereka disorot, meski atmosfer kandang di Istanbul tetap menakutkan bagi lawan.

13. Olympique Marseille (–) — De Zerbi Mulai Temukan Ritme

Meski sempat kalah tiga kali di awal, kemenangan 2-1 atas Newcastle menghidupkan kembali peluang Marseille. Di Ligue 1, mereka juga cuma terpaut dua poin dari Lens.

14. Tottenham (–) — Pertahanan Rapuh, Masalah Serius

Hanya satu kemenangan dalam lima laga Premier League dan kekalahan 5-3 dari PSG menyoroti kelemahan Spurs. Kebobolan 11 gol dalam tiga laga terakhir adalah alarm besar.

15. Borussia Dortmund (–) — Mulai Menanjak Lagi

Dortmund menang atas Villarreal dan Bayer Leverkusen sehingga kembali ke jalur positif di Bundesliga dan Liga Champions.

16. Sporting CP (–) — Peluang Terbuka Lebar

Dengan koleksi 10 poin dari lima laga, Sporting punya peluang besar masuk delapan besar jika mempertahankan momentum.

17. Napoli (+1) — Kembali Stabil Meski Didera Cedera

Absennya Kevin De Bruyne dan Romelu Lukaku sempat mengganggu, namun kemenangan 1-0 atas AS Roma membawa Napoli kembali ke jalur yang tepat. Mereka kini memimpin klasemen Serie A bersama AC Milan.

18. Atalanta (+2) — Dampak Cepat Palladino

Raffaele Palladino langsung memberi efek positif. Setelah kalah dari Napoli, Atalanta menang 3-0 atas Eintracht dan 2-0 atas Fiorentina. Energi baru terlihat di dalam tim.

19. Juventus (–) — Spalletti Belum Stabil, Tapi Mulai Menang

Perubahan pelatih belum menghasilkan lompatan besar, namun dua kemenangan melawan Bodo/Glimt dan Cagliari memberi sedikit kepercayaan diri sebelum duel krusial melawan Napoli.

20. Bayer Leverkusen (+1) — Reborn di Era Hjulmand

Kasper Hjulmand membawa Leverkusen bangkit. Kemenangan 2-0 atas Manchester City bisa menjadi fondasi penting untuk fase berikutnya setelah awal musim yang mengecewakan.

21. AS Monaco (+1) — Momentum Baru Setelah Kalahkan PSG

Kemenangan atas PSG memberi angin segar. Paul Pogba akhirnya kembali bermain, meski Monaco masih tertinggal di Ligue 1 dan Liga Champions usai hasil 2-2 melawan Pafos.

22. PSV (+1) — Efektif dan Brutal

PSV hanya punya dua kemenangan, tapi keduanya monumental: 6-2 atas Napoli dan 4-1 di kandang Liverpool. Mencetak 10 gol melawan juara bertahan Serie A dan Premier League adalah pencapaian luar biasa.

23. Qarabag (-6) — Kembali ke Realitas

Setelah start meyakinkan dengan dua kemenangan, performa mereka menurun drastis. Peluang playoff kini jauh lebih sulit.

24. Club Brugge (–) — Bakat Tak Cukup

Setelah awal positif, Brugge gagal mempertahankan ritme. Kekalahan dari Sporting CP menjadi pukulan besar.

25. Eintracht Frankfurt (–) — Jalan Menuju Playoff Kian Sulit

Kekalahan 3-0 dari Atalanta membuat peluang mereka menipis. Tiga lawan berikutnya — Barcelona, Qarabag, Tottenham — sangat berat.

26. Union Saint-Gilloise (+2) — Masih Bisa Jadi Kejutan

Kemenangan 1-0 atas Galatasaray memberi kehidupan baru bagi mereka. Perjalanan masih panjang, tetapi harapan tetap ada.

27. Athletic Club (-1) — Belum Menyerah, Tapi Jalurnya Terjal

Satu kemenangan dari lima laga jelas bukan modal yang cukup. Tiga lawan berikutnya — PSG, Atalanta, Sporting CP — menambah tekanan.

28. Villarreal (-1) — Kontras Antara Liga dan Eropa

Meski tampil luar biasa di LaLiga, performa Eropa mereka sebaliknya. Empat kekalahan dari lima laga adalah anomali besar.

29. Benfica (+1) — Mourinho Menghadapi Tembok Tinggi

Benfica terperosok di posisi 30 meski sudah ditangani Jose Mourinho. Tiga laga berikutnya — Napoli, Juventus, Real Madrid — membuat peluang mereka semakin tipis.

30. Pafos (-1) — Masih Mengejutkan, Tapi Terbatas

Kemenangan historis pertama mereka di Liga Champions menjadi momen besar, tetapi sulit melihat mereka menembus 24 besar.

31. Slavia Prague (–) — Sesuai Ekspektasi

Mereka berjuang keras tetapi kualitas skuat memang masih jauh dari level klub-klub top Eropa.

32. Olympiacos (–) — Musim Mengecewakan

Tanpa kemenangan, dengan tiga kekalahan dan dua hasil imbang, performa mereka memang di bawah standar.

33. Copenhagen (–) — Terlambat Panas

Kemenangan atas Kairat memberi sedikit harapan, tetapi rangkaian kekalahan sebelumnya terlalu merusak peluang.

34. Bodo/Glimt (–) — Perlawanan Tanpa Hasil

Mereka sempat merepotkan Juventus, namun tetap gagal mengubahnya menjadi poin.

35. Kairat (–) — Sesuai Proyeksi

Meski hanya meraih satu hasil imbang melawan Pafos, keberhasilan tampil di fase ini sudah jadi sejarah tersendiri.

36. Ajax (–) — Kejatuhan Paling Menyedihkan

Hanya mencetak satu gol dan kebobolan 16 membuat Ajax terpuruk di posisi terbawah. Sebuah ironi untuk klub dengan sejarah sebesar mereka.

Pandangan Kami

Lima laga fase liga memperlihatkan jurang kualitas yang makin jelas antara elite Eropa dan tim papan menengah. Arsenal dan Bayern terlihat paling konsisten, sementara Barcelona, Liverpool, dan Juventus masih mencari bentuk terbaik.

Di papan bawah, Ajax menjadi contoh pahit betapa cepatnya klub besar bisa terpuruk jika salah langkah dalam manajemen dan rekrutmen.

Exit mobile version