Gilabola.com – Paris Saint-Germain mencatat sejarah di Munich dengan kemenangan telak di final Liga Champions!
Munich kembali menjadi tempat saksi sejarah baru dalam sepak bola Eropa. Dalam lima final Liga Champions yang digelar di kota ini, semuanya dimenangkan oleh klub yang meraih gelar untuk pertama kalinya.
Dan kini giliran Paris Saint-Germain. Tim besutan Luis Enrique menghancurkan Inter Milan 5-0—skor terbesar yang pernah tercipta dalam final Liga Champions.
PSG membuka laga dengan agresif. Dalam 20 menit pertama, mereka sudah unggul dua gol, membuat Inter yang diperkuat tujuh pemain dari skuad final 2023 melawan Manchester City benar-benar terkejut.
Namun usia menjadi kendala bagi tim asuhan Simone Inzaghi, dengan bek tengah berusia 37 tahun dan dua pemain lainnya berumur 36 tahun, serta tidak ada satu pun pemain berusia di bawah 27 tahun di starting XI.
Sementara itu, PSG tampil segar dan cepat. Kapten Marquinhos menjadi satu-satunya pemain di atas 30 tahun yang juga satu-satunya yang tersisa dari final tahun 2020.
Gol Beruntun yang Membunuh Harapan Inter
Keraguan bahwa PSG akan gugup di partai puncak cepat terhapus saat mereka langsung menunjukkan dominasi dengan bola maupun tanpa bola. Gol pertama datang pada menit ke-12 dari kaki Achraf Hakimi.
Meski berposisi bek kanan, Hakimi tampil layaknya penyerang. Setelah menerima umpan dari Ousmane Dembele yang sebelumnya mendapat bola dari Vitinha, Hakimi mencetak gol ke-9 musim ini tanpa selebrasi karena pernah membela Inter.
Gol kedua pun tak lama berselang. Dembele memimpin serangan dari sisi kiri, menarik perhatian bek lawan sebelum memberikan bola kepada Desire Doue. Tembakan keras pemain muda itu membentur Federico Dimarco dan masuk ke gawang Yann Sommer.
Inter sempat mendapatkan peluang lewat Marcus Thuram dan Lautaro Martinez, namun peluang itu tak membuahkan gol.
Babak Kedua: PSG Tambah Derita Inter
Memasuki babak kedua, PSG tak mengendurkan serangan. Kvaratskhelia sempat gagal memaksimalkan peluang, sementara Dembele juga menyia-nyiakan kesempatan. Inzaghi mulai frustrasi hingga mendapat kartu kuning akibat protes kepada wasit Istvan Kovacs.
Gol ketiga datang dari Doue di menit ke-63 setelah aksi backheel dari Dembele dan umpan matang dari Vitinha. Sepuluh menit berselang, Kvaratskhelia lolos dari penjagaan dan menaklukkan Sommer dari sudut sempit.
Empat menit jelang bubaran, pemain pengganti Senny Mayulu melengkapi pesta PSG dengan gol kelima melalui tendangan keras ke tiang dekat.
Sejarah Baru, Dominasi Baru
Kemenangan ini menegaskan superioritas PSG musim ini. Bukan hanya sebagai juara Ligue 1 dan tim paling produktif di Eropa, tetapi kini mereka sah menjadi juara benua biru. Untuk pertama kalinya dalam sejarah klub, Paris Saint-Germain resmi menjadi raja Eropa, dan mereka melakukannya dengan cara paling meyakinkan.