PSG Tak Terhentikan Jelang Babak Knockout Liga Champions

Gilabola.comPSG sudah terbiasa dengan keragu-raguan atas performa mereka sendiri dan kebugaran pemain kunci saat memasuki fase sistem gugur Liga Champions, bahkan selama satu dekade terakhir ini. Namun, musim ini tampaknya berbeda.

Jawara Liga Perancis itu berada dalam performa yang lebih baik jelang leg pertama pertandingan playoff melawan sesama tim asal Perancis, Brest, di mana Les Parisiens sangat difavoritkan akan menang.

Penampilan tim asuhan Luis Enrique yang buruk di ajang Eropa pada akhir tahun 2024 – saat mereka kalah dari Arsenal, Atletico Madrid dan Bayern Munchen, membuat PSG terancam tersingkir lebih awal dari Liga Champions, kini sudah sepenuhnya berlalu.

Pasalnya, PSG kemudian berhasil singkirkan Manchester City dan Stuttgart untuk amankan tempat di babak playoff fase sistem gugur ini, serta berhasil mencetak empat gol ke gawang masing-masing lawan tersebut.

Raksasa Ligue 1 itu juga hampir tak bisa meminta hasil imbang yang lebih baik di babak playoff, mengingat skuad Enrique hanya kalah satu kali dalam 61 pertandingan terakhir mereka melawan sesama tim asal Perancis.

PSG Bisa Hidup Tanpa Kylian Mbappe

Keunggulan finansial Les Parisiens yang dimiliki Qatar atas semua klub asal Perancis lainnya juga turut menjelaskan hal itu. Namun, PSG tetap tampak seperti pesaing sejati yang berpeluang memenangkan Liga Champions saat mereka kalahkan AS Monaco dengan skor telak, 4-1, di ajang Ligue 1 akhir pekan lalu.

“PSG – dengan kualitas mereka, terutama di lini depan, bisa menjadi ancaman bagi semua tim. Bagi saya, mereka kandidat pemenang Liga Champions,” tandas pelatih AS Monaco, Adi Huetter, setelah pertandingan itu, seperti dilansir NDTV.

Tampaknya, klub yang bermarkas di Parc des Princes itu kini sudah bisa hidup tanpa Kylian Mbappe, dan ini sebagian besar berkat performa gemilang mantan pemain Barcelona, Ousmane Dembele.

Rekan satu tim Mbappe di Timnas Perancis itu sukses mencetak 16 gol dalam 10 penampilan terakhirnya. Ia bahkan bukukan delapan gol menakjubkan dalam tiga laga terakhirnya, termasuk hat-trick saat PSG menang 5-2 di kandang Brest di ajang Ligue 1 awal Februari silam.

Di samping itu, Enrique juga punya Bradley Barcola yang sudah kembali ke performa terbaiknya dalam beberapa pekan terakhir. Sementara pemain yang direkrut bulan lalu, Khvicha Kvaratskhelia, juga sudah mencetak gol perdananya untuk Les Parisiens saat mereka menang atas Monaco.

Luis Enrique: PSG Tak Pernah Berhenti Berjuang

PSG bisa digambarkan sebagai sebuah tim yang kesulitan mencetak gol di laga-laga awal Liga Champions musim ini, yang kini tiba-tiba saja meroket dan tak terhentikan. “Kami sudah melalui segalanya di Liga Champions musim ini,” ujar Luis Enrique akhir pekan lalu.

“Semua momen yang sulit, di mana hanya pendukung kami sendiri yang percaya kepada kami, semuanya berjalan luar biasa sekarang, karena mereka sudah membantu kami menjadi dewasa sebagai tim muda,” tambah pelatih asal Spanyol itu.

“Kami tak pernah berhenti berjuang, tak juga pernah berhenti mencoba mainkan sepak bola yang bagus, tampil menekan, agresif di lapangan, dan selalu mengejar bola,” ujar Enrique.

“Kami selalu berusaha menang, terlepas dari apakah kami bermain di kandang atau di tandang tim lain. Itulah tujuan kami musim ini, berjuang hingga akhir di setiap kompetisi dan mencoba mengukir sejarah,” tegasnya.

Brest ‘Tak Berada di Dunia yang Sama’

Di edisi Liga Champions sebelumnya, tim dari negara yang sama tak akan bisa bertemu sebelum perempat-final. Semua itu berubah dengan format baru yang mulai diberlakukan pada musim ini, dan itu hal terakhir yang diinginkan Brest dalam pertarungan pertama mereka di kompetisi Eropa.

Mencapai tahap ini saja, sudah merupakan pencapaian luar biasa bagi klub Brittany – yang harus menggelar pertandingan kandang di stadion yang jarak tempuhnya mencapai satu jam di Guingamp, karena stadion mereka sendiri tak penuhi persyaratan Uefa.

Hadapi Real Madrid di stadion itu dua pekan lalu tampak seperti puncak bagi Brest, walau mereka harus menyerang kalah 0-3 dalam pertandingan tersebut.

Apapun yang terjadi sekarang seakan menjadi bonus, meski mereka akan bertemu salah satu rival domestik dalam pertandingan dua leg – yang mengurangi sedikit daya tariknya, terutama karena Brest tak pernah bisa kalahkan PSG sejak bulan Januari 1985.

“Ketika Anda bermain di Eropa, Anda pasti lebih suka bertanding melawan tim asing,” ujar pelatih Brest, Eric Roy, usai drawing beberapa waktu lalu.

Brest – seperti semua tim dalam drawimg tersebut, diberi dua calon lawan. Mereka bisa saja bermain glamour melawan Benfica, yang juga tak akan terlalu menakutkan. “PSG tim yang luar biasa, salah satu dari empat atau lima tim favorit yang berpeluang memenangkan kompetisi ini. Di atas kertas, kami tak berada di dunia yang sama,” ujar Roy pada akhir pekan lalu.