Gilabola.com – Juventus harus mengakhiri perjalanan mereka di Liga Champions setelah kalah dari PSV Eindhoven dalam laga leg kedua babak play-off fase gugur.
Skuad asuhan Thiago Motta tidak mampu mempertahankan keunggulan agregat 2-1 yang mereka raih di Turin dan akhirnya takluk 3-1 di Philips Stadion, menjadikan agregat akhir 4-3 untuk PSV.
Juventus sempat menyamakan kedudukan melalui gol Tim Weah setelah Ivan Perisic membuka skor untuk tuan rumah. Namun, Ismael Saibari memaksa pertandingan berlanjut ke perpanjangan waktu sebelum Ryan Flamingo mencetak gol penentu kemenangan PSV dari situasi bola mati.
Thiago Motta mengatakan bahwa timnya kesulitan di babak kedua, terutama setelah berhasil menyamakan kedudukan. Dia menilai timnya tidak mampu mempertahankan momen krusial tersebut dan kehilangan kendali atas pertandingan.
Menurutnya, pada babak pertama segalanya masih terkendali, meskipun PSV meningkatkan tekanan dan Juventus sempat mengenai tiang gawang. Pelatih Juventus itu juga menekankan bahwa dua gol yang bersarang di gawang timnya seharusnya bisa dihindari.
Dia mengungkapkan kekecewaannya karena pemainnya membiarkan lawan menguasai bola dengan mudah di area berbahaya. Jika ingin bersaing di level ini, dia menilai timnya harus tampil jauh lebih baik dalam bertahan.
Dalam pertandingan ini, Juventus harus melakukan tiga pergantian pemain yang tidak direncanakan. Renato Veiga mengalami cedera di menit ke-11 dan harus digantikan oleh Andrea Cambiaso.
Pergantian ini menyebabkan Lloyd Kelly berpindah posisi ke jantung pertahanan. Sementara itu, Teun Koopmeiners dan Manuel Locatelli juga ditarik keluar, yang membuat Cambiaso dipindahkan ke lini tengah.
Thiago Motta mengungkapkan bahwa Koopmeiners mengalami demam sejak sehari sebelum pertandingan dan meminta untuk ditarik keluar. Cambiaso pun akhirnya tidak bisa melanjutkan pertandingan karena kondisinya belum sepenuhnya bugar setelah sempat absen.
Juru taktik Italia itu menegaskan bahwa semua pergantian pemain yang dilakukan bukan karena alasan taktis, melainkan situasi yang terpaksa dihadapi timnya.
Mengenai keputusan taktiknya, Thiago Motta merasa sudah mengambil langkah yang tepat dalam melakukan pergantian pemain. Dia menjelaskan bahwa sebelum gol pembuka tercipta, dirinya berniat memberikan energi tambahan bagi tim.
Namun, setelah Juventus menyamakan kedudukan, dia lebih memilih mempertahankan keseimbangan dalam permainan. Oleh karena itu, dia tidak menilai perubahan yang dilakukan datang terlambat.
Sementara itu, kapten Juventus, Manuel Locatelli, berpendapat bahwa timnya telah membuang peluang untuk lolos ke babak berikutnya. Namun, Thiago Motta tidak sepenuhnya setuju dengan anggapan tersebut.
Dia menilai PSV memang tampil lebih baik dan lebih dominan di beberapa momen pertandingan, tetapi Juventus juga memiliki peluang emas, salah satunya ketika Dusan Vlahovic mengenai mistar gawang.
Kekalahan ini menandai pertama kalinya Juventus tersingkir setelah menang di leg pertama dalam sejarah Liga Champions. Sementara itu, bagi PSV, kemenangan ini menjadi momen bersejarah karena terakhir kali mereka menyingkirkan lawan di fase gugur Liga Champions terjadi pada musim 2006/2007 ketika menghadapi Arsenal.