Site icon Gilabola.com

VAR dan Aturan Double-Touch: Apakah Teknologi Mulai Merusak Esensi Sepak Bola?

Penalti Julian Alvarez dianulir VAR karena dua sentuhan

Gilabola.com – Kontroversi penalti Julian Alvarez dalam pertandingan leg kedua babak 16 besar Liga Champions antara Real Madrid dan Atletico Madrid menjadi sorotan hangat di dunia sepak bola.

Insiden ini terjadi ketika Alvarez mencetak gol dari titik penalti, namun wasit membatalkannya karena diduga terjadi pelanggaran aturan double-touch, yaitu menyentuh bola dua kali sebelum bola masuk ke gawang.

Keputusan ini menuai protes dari pihak Atletico Madrid yang merasa dirugikan, sementara Real Madrid merasa bahwa keputusan tersebut adil karena sudah berdasarkan aturan yang berlaku.

Thibaut Courtois, kiper Real Madrid, menyatakan bahwa dia lelah melihat banyaknya keluhan tentang keputusan wasit, terutama dari tim lawan. Dia menambahkan bahwa Atletico seharusnya lebih fokus pada permainan mereka sendiri daripada menyalahkan keputusan wasit.

Namun, Courtois juga mengakui bahwa insiden ini seharusnya menjadi bahan evaluasi bagi badan pengatur sepak bola, terutama terkait penggunaan VAR dan aturan double-touch.

Kontroversi Teknologi VAR

Kontroversi ini memicu perdebatan tentang sejauh mana teknologi VAR seharusnya terlibat dalam pengambilan keputusan. Wasit di lapangan awalnya tidak melihat alasan kuat untuk membatalkan gol Alvarez, namun setelah meninjau ulang melalui VAR, keputusannya berubah.

Beberapa sudut kamera menunjukkan bahwa kaki kiri Alvarez mungkin menyentuh bola sebelum dia menendangnya dengan kaki kanan, meskipun sudut pandang lain tidak begitu jelas. Hal ini menimbulkan pertanyaan: apakah bukti yang ada benar-benar konklusif untuk membatalkan gol tersebut?

Aturan double-touch sendiri telah lama menjadi bahan perdebatan. Saat ini, jika seorang penendang penalti menyentuh bola dua kali, gol yang tercipta akan dibatalkan. Namun, jika kiper melanggar aturan dengan sengaja, seperti melangkah ke depan sebelum bola ditendang, penalti hanya diulang.

Banyak yang berpendapat bahwa aturan ini tidak adil, karena kiper yang sengaja melanggar aturan justru diberi kesempatan kedua, sementara penendang yang tidak sengaja melanggar aturan langsung dihukum.

Masa Depan Sepak Bola

Insiden ini juga memunculkan pertanyaan tentang masa depan sepak bola. Dengan semakin banyaknya keputusan yang bergantung pada teknologi, ada kekhawatiran bahwa esensi dan keunikan sepak bola sebagai olahraga yang dinamis akan hilang.

UEFA dan IFAB (International Football Association Board) dikabarkan akan membahas kemungkinan perubahan aturan double-touch dalam pertemuan mendatang. Namun, fokus utama seharusnya adalah bagaimana memastikan bahwa teknologi VAR digunakan secara bijaksana, tanpa merusak alur permainan dan emosi yang menjadi ciri khas sepak bola.

Atletico Madrid, yang merasa dirugikan oleh keputusan ini, tentu saja kecewa. Courtois sendiri mengakui bahwa timnya sering kali menjadi pihak yang diuntungkan oleh keputusan kontroversial, meskipun dia menegaskan bahwa keputusan tersebut adil.

Namun, bagi banyak fans sepak bola, insiden ini adalah pengingat bahwa sepak bola harus tetap menjadi olahraga yang manusiawi, di mana keputusan wasit dan emosi pemain serta suporter tetap menjadi bagian tak terpisahkan.

Dengan semakin banyaknya kasus seperti ini, badan pengatur sepak bola seperti FIFA dan IFAB diharapkan dapat meninjau ulang aturan-aturan yang dianggap tidak adil atau tidak relevan lagi.

Selain itu, penggunaan teknologi VAR juga perlu dievaluasi agar tidak mengganggu alur permainan dan tetap menjaga integritas sepak bola sebagai olahraga yang penuh kejutan dan emosi.

Exit mobile version