Gilabola.com – Pertanyaan besar mulai muncul di tengah persaingan Liga Champions musim ini: mampukah Premier League kembali meraih satu tempat tambahan di Liga Champions musim depan, terutama dengan enam wakil Inggris yang tengah melaju di fase liga?
Dampak Sistem Baru Liga Champions dan Peluang Premier League
Format Liga Champions kembali menghadirkan 36 tim musim depan, bukan 32, dan dua tempat ekstra diberikan kepada liga dengan performa terbaik di kompetisi Eropa musim ini.
Dalam enam dari delapan musim terakhir, Inggris sebenarnya layak mengamankan salah satu dari dua slot istimewa tersebut. Namun pada musim pertama ketika hal itu benar-benar krusial, Premier League justru gagal—tertinggal dari Jerman dan Italia.
Keluarnya Newcastle dan Manchester United lebih cepat dari kompetisi Eropa saat itu, ditambah rangkaian hasil mengecewakan di fase gugur, menjadi faktor utama. Andai jatah kelima itu diraih, Tottenham yang akan mendapatkannya—namun Spurs malah berakhir menjuarai Liga Europa pada musim tersebut.
Kini keadaan berbalik. Tottenham menjadi wakil keenam Liga Champions musim ini setelah posisi kelima Newcastle musim lalu otomatis di-upgrade menjadi tiket Liga Champions akibat dominasi Inggris di kompetisi Eropa: dua trofi dimenangkan wakil Premier League, satu menjadi finalis, satu lagi semifinalis.
Musim ini, Inggris mengirimkan sembilan tim ke kompetisi Eropa, dan mereka sudah memulai perjalanan dengan sangat kuat dalam upaya merebut bonus slot Liga Champions untuk musim depan.
Bagaimana Sistem Koefisien UEFA Bekerja?
Perhitungan koefisien sebenarnya tidak terlalu rumit. Setiap kemenangan di semua kompetisi Eropa — Liga Champions, Liga Europa, dan Liga Konferensi — bernilai dua poin, sedangkan hasil imbang bernilai satu poin.
Ada pula bonus berdasarkan posisi akhir di fase liga serta pencapaian di babak gugur.
Enam tim Inggris di Liga Champions langsung mendapatkan enam poin bonus hanya karena berada di kompetisi tersebut — keuntungan besar bagi Premier League. Setelah itu, tambahan 0,25 poin diberikan mulai dari posisi 24 hingga peringkat satu, yang bisa menghasilkan hingga enam poin maksimal bagi pemuncak tabel akhir.
Liga Europa mengikuti mekanisme yang sama, tetapi tidak ada bonus keikutsertaan. Liga Konferensi sedikit berbeda: bonus kecil 0,125 poin diberikan untuk posisi 24 dan naik bertahap hingga empat poin maksimum.
Tim Liga Champions juga meraih 1,5 poin tambahan setiap kali lolos ke babak gugur (16 besar, perempat final, semifinal, final). Liga Europa mendapat bonus satu poin per babak, dan Liga Konferensi mendapat 0,5 poin.
Contoh nyata: jika sebuah tim lolos ke perempat final Liga Champions dengan memenangkan dua leg 16 besar, mereka menghasilkan 5,5 poin bagi negaranya (dua kemenangan = 4 poin, ditambah bonus 1,5 poin).
Semua total poin dari masing-masing tim kemudian dibagi dengan jumlah total tim negara tersebut yang memulai musim di Eropa — inilah alasan mengapa negara dengan lebih sedikit wakil mendapat nilai rata-rata lebih besar per kemenangan.
Sebagai contoh, kemenangan tim Portugal musim ini bernilai 0,400 poin, sementara kemenangan tim Inggris hanya menghasilkan 0,222 poin karena dibagi sembilan.
Klasemen Sementara Koefisien UEFA Musim Ini
1. Inggris – 9,944 poin
Inggris unggul jauh di puncak. Enam poin bonus untuk setiap tim Liga Champions jadi modal besar, ditambah performa konsisten semua wakilnya. Tiga dari lima tim yang belum terkalahkan di Liga Champions adalah Arsenal, Manchester City, dan Tottenham.
Semua tim Inggris terlihat sangat mungkin lolos ke fase gugur; tidak ada yang berada di bawah peringkat 12 sejauh ini. Aston Villa dan Crystal Palace juga hampir pasti lolos dari Liga Europa dan Liga Konferensi. Bahkan Nottingham Forest, meski tampil naik turun, seharusnya tetap aman.
- Total poin: 89,500
- Total tim: 9
- Tim tersisa: 9
- Fase liga: Liverpool (UCL), Arsenal (UCL), Manchester City (UCL), Chelsea (UCL), Newcastle (UCL), Tottenham (UCL), Aston Villa (UEL), Nottingham Forest (UEL), Crystal Palace (UECL)
2. Jerman – 8,857 poin
Jerman gagal merebut slot ekstra musim ini, tetapi itu berarti nilai rata-rata per kemenangan mereka lebih besar. Dan sejauh ini, hasil mereka sangat solid.
- Total poin: 62,000
- Total tim: 7
- Tim tersisa: 7
- Fase liga: Bayern Munich (UCL), Borussia Dortmund (UCL), Bayer Leverkusen (UCL), Eintracht Frankfurt (UCL), Freiburg (UEL), Stuttgart (UEL), Mainz (UECL)
3. Spanyol – 8,375 poin
Spanyol meraih jatah tambahan musim lalu dan kembali bersaing ketat musim ini. Namun ada ancaman: Athletic Club dan Villarreal berada di luar batas 24 besar menuju fase gugur. Meski begitu, tiga raksasa — Real Madrid, Barcelona, dan Atletico — tetap stabil.
- Total poin: 67,000
- Total tim: 8
- Tim tersisa: 8
- Fase liga: Real Madrid (UCL), Barcelona (UCL), Atletico Madrid (UCL), Athletic Club (UCL), Villarreal (UCL), Celta Vigo (UEL), Real Betis (UEL), Rayo Vallecano (UECL)
4. Siprus – 8,250 poin
Kisah luar biasa dan mungkin tidak akan bertahan lama. Pafos mencatat satu kemenangan dan dua hasil imbang di Liga Champions setelah lolos dari kualifikasi ronde kedua. Larnaca juga tampil mengejutkan di posisi empat besar Liga Konferensi.
- Total poin: 33,000
- Total tim: 4
- Tim tersisa: 3
- Fase liga: Pafos (UCL), Larnaca (UECL), Omonia (UECL)
- Gugur: Aris Limassol (UECL)
5. Italia – 8,142 poin
Italia berjaya pada musim pertama slot bonus diperkenalkan, tetapi kali ini mereka tertinggal dan berisiko kehilangan dua wakil Liga Champions: Napoli dan Juventus, yang berada di sekitar zona kritis peringkat 24–26.
- Total poin: 57,000
- Total tim: 7
- Tim tersisa: 7
- Fase liga: Inter (UCL), Atalanta (UCL), Napoli (UCL), Juventus (UCL), Roma (UEL), Bologna (UEL), Fiorentina (UECL)
6. Portugal – 8,000 poin
Portugal sering tampil meyakinkan di awal musim karena hanya mengirim lima tim — kemenangan Sporting atau Porto menghasilkan nilai besar. Namun biasanya mereka turun di akhir musim. Santa Clara sudah tersingkir, sementara Benfica tampil buruk di Liga Champions.
- Total poin: 40,000
- Total tim: 5
- Tim tersisa: 4
- Fase liga: Sporting (UCL), Benfica (UCL), Porto (UEL), Braga (UEL)
- Gugur: Santa Clara (UECL)

