FIFA Akhirnya Mengalah! Tiket Piala Dunia 2026 Turun Harga Usai Diprotes!

Gilabola.com – FIFA akhirnya mengambil langkah korektif terkait kebijakan harga tiket Piala Dunia setelah mendapat tekanan besar dari kelompok suporter internasional. Badan sepak bola dunia itu mengumumkan adanya skema tiket berharga lebih terjangkau, khusus bagi penggemar paling loyal yang tergabung dalam klub perjalanan resmi dan program loyalitas federasi nasional—bahkan termasuk untuk pertandingan final.

Kebijakan ini muncul hanya sepekan setelah publik dikejutkan oleh harga tiket final yang menembus angka di atas Rp60 juta, sementara suporter Inggris yang ingin mengikuti perjalanan timnya dari laga pembuka hingga partai puncak diperkirakan harus menyiapkan dana lebih dari Rp100 juta. Lonjakan harga tersebut memicu kritik keras dari federasi, organisasi suporter, hingga kelompok advokasi penggemar sepak bola Eropa.

Skema Tiket 60 Dolar AS untuk Suporter Paling Loyal

Dalam pengumuman resminya, FIFA menyatakan bahwa 10 persen dari alokasi Participant Member Association (PMA) untuk setiap pertandingan akan dijual dengan harga 60 dolar AS (sekitar Rp960 ribu). Skema ini berlaku untuk seluruh laga, termasuk final Piala Dunia.

Keputusan tersebut diambil setelah pertemuan pejabat senior FIFA dengan sejumlah federasi nasional di Doha. Dalam forum itu, beberapa asosiasi—termasuk Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA)—menyampaikan kekhawatiran serius soal model harga tiket yang dinilai menjauhkan suporter inti dari stadion.

Sebelumnya, FIFA menjadi sasaran kritik tajam. Football Supporters Europe (FSE) bahkan menyebut kebijakan tiket lama sebagai bentuk “pengkhianatan monumental” terhadap penggemar dan mendesak agar penjualan tiket PMA dihentikan sementara.

Dampak Langsung bagi Suporter Inggris

Alokasi PMA sendiri setara dengan sekitar delapan persen kapasitas stadion per negara untuk setiap pertandingan. Untuk laga pembuka Inggris melawan Kroasia, FA menerima sedikit di atas 4.000 tiket. Dari jumlah tersebut, sekitar 400 tiket masuk dalam kategori harga Rp960 ribu.

Sementara itu, sekitar 40 persen dari alokasi PMA masih berada di kategori harga berikutnya yang jauh lebih mahal, yakni £198 (sekitar Rp3,96 juta).

Untuk laga final, dari total sekitar 4.500 tiket PMA, hanya sekitar 450 lembar yang akan dijual dengan harga termurah tersebut. Sisanya tetap berada di kategori premium dengan harga selangit.

FIFA: Permintaan Tiket Piala Dunia Meledak

Seorang pejabat FIFA yang terlibat langsung dalam diskusi tersebut mengakui bahwa lonjakan permintaan menjadi faktor utama di balik kebijakan harga yang kontroversial.

“Permintaan tiket benar-benar di luar skala. Hingga fase terbaru, jumlah permintaan sudah melampaui 20 juta,” ujar pejabat tersebut.

“Kami mendengarkan masukan federasi, dan kategori baru ini kami anggap sebagai langkah yang tepat.”

Ia menegaskan bahwa asosiasi nasional akan diberi kewenangan penuh untuk menentukan siapa suporter yang paling layak mendapatkan tiket murah tersebut—umumnya mereka yang rutin bepergian mendukung tim nasional.

Menurutnya, karakter pasar Piala Dunia kali ini juga unik, terutama karena digelar di Amerika Serikat, di mana penjualan ulang tiket di pasar sekunder diperbolehkan, sehingga tekanan permintaan semakin besar.

Pejabat itu juga menekankan bahwa keberhasilan komersial Piala Dunia akan berdampak luas bagi sepak bola global.

“Tidak ada organisasi yang kontribusinya lebih besar terhadap pengembangan sepak bola dunia selain FIFA. Seluruh 211 asosiasi anggota, termasuk negara-negara dengan sumber daya terbatas, akan merasakan manfaatnya.”

Respon Suporter: Positif, Tapi Dinilai Belum Menyentuh Akar Masalah

Football Supporters’ Association melalui Fans’ Embassy untuk suporter Inggris menyebut kebijakan ini sebagai “langkah ke arah yang benar”. Namun, mereka menilai dampaknya masih sangat terbatas.

“Tekanan suporter jelas membuahkan hasil. Tapi secara realistis, mayoritas tiket tetap tidak terjangkau. Kebijakan ini hanya akan menguntungkan sekitar 400 hingga 500 pendukung per pertandingan,” tulis mereka di platform X.

FSE juga menyambut baik perubahan tersebut, tetapi menegaskan bahwa revisi harga ini belum menyentuh persoalan mendasar. Mereka menyoroti belum adanya skema harga khusus bagi suporter penyandang disabilitas maupun tiket untuk pendamping.

Dalam pernyataan resminya, FSE menilai langkah FIFA saat ini lebih menyerupai upaya meredam kemarahan global, sembari mendesak dialog yang lebih serius demi menghormati kontribusi dan martabat para penggemar—termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus.

Hingga artikel ini ditulis, FA belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait kebijakan terbaru FIFA tersebut.

Pandangan Kami

Langkah FIFA menyediakan tiket Piala Dunia dengan harga lebih terjangkau patut diapresiasi, terutama karena menunjukkan bahwa suara suporter masih memiliki daya tekan—even terhadap institusi sebesar FIFA. Tekanan kolektif terbukti mampu memaksa perubahan, meski dalam skala terbatas.

Namun, dengan porsi tiket murah yang hanya menyentuh sebagian kecil dari total kapasitas stadion, kebijakan ini terasa lebih sebagai kompromi jangka pendek ketimbang solusi struktural. Jika FIFA benar-benar ingin menjaga hubungan jangka panjang dengan basis penggemar inti sepak bola dunia, transparansi harga, kuota yang lebih adil, serta akses inklusif—termasuk bagi penyandang disabilitas—tidak bisa lagi dianggap sebagai isu pinggiran.

Bagi suporter Indonesia sendiri, mimpi menonton langsung Piala Dunia tampaknya masih harus disertai realitas finansial yang berat. Dengan harga tiket yang berpotensi terus melambung, menonton dari layar televisi mungkin masih menjadi pilihan paling realistis. Kalau kami? Jujur saja—nikmati dari rumah dulu. Stadionnya indah, tapi dompet harus tetap aman.

SebelumnyaMaresca Konfirmasi Cedera Estevao dan Menilai Performa Pemain Pelapis Chelsea
SelanjutnyaGaji Fantastis Menanti, Bruno Fernandes Menuju Arab Saudi?