Tidak ada gol meskipun Spanyol tampil luar biasa dominan tapi peluang dan percobaan gol lebih banyak didapatkan Maroko, yang main gigih, mengurung setiap pemain La Roja yang memiliki bola.
Gila Bola – Pertandingan Maroko vs Spanyol pada babak 16 besar Piala Dunia 2022 adalah contoh ketika dominasi bola tidak bermakna apa pun. Pasukan Luis Enrique menguasai sampai 74% selama 90 menit, tetapi malah serangan tepat sasaran. Laga lanjut ke extra time dan mungkin adu penalti.
Filosofi tim Afrika Utara itu kurang lebih adalah, biarkan Spanyol menguasai bola, tetapi setiap kali ada bola di kaki lawan, kurung dengan tiga, empat atau lima pemain sekaligus. Gagalkan usahanya menyerang ke depan, buat agar bola kembali ke belakang atau berputar ke sisi lain lapangan.
Itulah yang terjadi persis selama 45 menit pertama pertandingan pada Selasa malam (6/12) dan kemudian pada awal paruh kedua, ketika dominasi La Roja naik sampai mendekati 90 persen lewat permainan tempo cepat, namun gagal menghasilkan gol. Demikian juga selama sisa babak kedua.
Spanyol Gagal Melakukan Permainan Satu-Dua
La Roja terlihat berusaha menjadi “mini Brasil” tetapi tidak melakukan cukup latihan untuk bisa bekerjasama melakukan permainan satu-dua. Entah apakah mereka tidak cukup baik, atau tekanan dari para pemain Maroko yang membuat mereka gugup.
Di babak pertama ini terjadi tiga atau empat kali insiden kesalahpahaman antara para pemain Spanyol. Sebagai contoh ketika Gavi melakukan sentuhan first-time untuk diteruskan ke Marco Asensio, tetapi pemain No 10 itu gagal menangkap bola, terlanjur melaju ke depan.
Juga ketika Sergio Busquets melakukan dummy dengan bola diharapkan diambil rekan satu timnya di belakangnya tetapi malah dicuri pemain Maroko. Hal yang sama terjadi satu-dua di dalam kotak penalti Singa Atlas.
Akhirnya Alvaro Morata Masuk
Pemain yang sudah melesakkan tiga gol bagi timnas Spanyol, Alvaro Morata, akhirnya diturunkan pada menit 63, bersamaan dengan Carlos Soler, menggantikan Asensio dan Gavi masing-masing. Sementara itu di saat yang sama Jordi Alba terlihat menderita rasa sakit pada otot hamstring tetapi memilih bertahan di atas lapangan.
Asensio hanya melakukan 23 kali sentuhan terhadap bola, dengan kiper Unai Simon (20 kali) melakukan sentuhan lebih sedikit sejauh ini. Performa terbaik pemain Real Madrid itu adalah mencoba menembak langsung ke gawang Bono tapi hanya menerpa sisi gawang sebelah kanan.
Situasi pada babak kedua ditandai oleh penguasaan bola lebih banyak lagi oleh skuad Luis Enrique, mencapai 80% dominasi, lima percobaan gol dan satu serangan tepat sasaran.
Maroko Layak Melaju Jauh di Piala Dunia 2022
Cara Singa Atlas bermain, menekan pemain lawan yang memiliki bola dengan dua-tiga pemain sekaligus, serta bertahan kuat di sepertiga akhir lapangan, membuat mereka layak untuk melaju jauh. Jika mereka sampai lolos ke perempat final dan menghadapi salah satu antara Portugal atau Swiss, tim Eropa itu akan menemui kesulitan yang sama seperti Spanyol.
Maroko sepertinya siap untuk menghadapi extra time, membiarkan La Roja bermain-main dengan penguasaan bola yang mencapai 83 persen pada 10 menit jelang akhir masa reguler permainan. Walid Regragui selaku pelatih melakukan empat pergantian pemain sekitar menit 82, termasuk Nayef Aguerd yang merumput di West Ham.
Busquets dan rekan-rekannya sudah melakukan 700 kali lebih passing tapi data itu terlihat tidak banyak artinya dengan hanya empat percobaan gol selama hampir 90 menit dan hanya satu serangan tepat sasaran.
Tidak ada gol terjadi sampai wasit meniup peluit panjang dan pertandingan Maroko vs Spanyol harus dilanjutkan dengan extra time 2×15 menit. Serta mungkin adu penalti jika diperlukan.