Mimpi Piala Dunia 2026 Indonesia Berlanjut Dengan Dipimpin Pemain Diaspora Grade A

Gila BolaTimnas Indonesia, yang terakhir kali berlaga di Piala Dunia pada tahun 1938 saat masih di bawah penjajahan Belanda, kini menghidupkan kembali harapan untuk tampil di ajang dunia pada Piala Dunia 2026.

Dengan pemain-pemain kelahiran Belanda yang dinaturalisasi, tim nasional Indonesia telah menampilkan performa yang lebih kuat, meski tantangan berat tetap menghadang dalam proses kualifikasi.

Langkah Indonesia dalam kualifikasi Piala Dunia kali ini terlihat berbeda dari masa lalu. Pemain-pemain naturalisasi asal Belanda seperti Justin Hubner dari Wolves, Jay Idzes dari Venezia, dan Kevin Diks dari FC Copenhagen membawa warna baru bagi tim nasional.

Rekrutmen intensif dari diaspora Indonesia di Belanda ini menjadi strategi utama, sehingga kini banyak pemain yang sebelumnya merumput di liga Eropa mengenakan jersey Merah Putih.

Arya Sinulingga, anggota komite Persatuan Sepak Bola Indonesia (PSSI), mengatakan bahwa adanya aturan FIFA mengenai naturalisasi membuat mereka berkesempatan merekrut talenta terbaik dari berbagai negara, khususnya Belanda, yang memiliki banyak pemain keturunan Indonesia.

Saat ini, tim Indonesia di bawah pelatih Shin Tae-yong terus menunjukkan peningkatan di tengah persaingan ketat di grup kualifikasi. Menjelang pertandingan melawan Jepang, tim Garuda berada di posisi kelima dari enam tim dalam grupnya, dan masih berpeluang untuk maju ke tahap selanjutnya jika mampu menempati posisi ketiga atau keempat.

Pelatih Jepang, Hajime Moriyasu, mengakui bahwa skuad Indonesia telah berkembang pesat dengan adanya pemain-pemain berkualitas dari Eropa yang dinaturalisasi.

Sejak 2020, sebanyak 15 pemain kelahiran Belanda telah resmi beralih kewarganegaraan ke Indonesia. Proses ini tidak hanya melibatkan pencapaian di lapangan, tetapi juga mengharuskan pemain untuk melepas kewarganegaraan asli mereka, karena Indonesia tidak mengakui kewarganegaraan ganda.

Para pemain ini diharapkan mampu mengisi kekurangan dalam tim nasional, mengingat pengembangan pemain muda di dalam negeri masih menghadapi kendala infrastruktur dan manajemen.

Kebijakan naturalisasi yang dijalankan PSSI telah menciptakan antusiasme besar di kalangan masyarakat. Fans setia memadati stadion dan bahkan berkumpul di luar untuk menyaksikan layar lebar setiap kali Indonesia berlaga, seperti saat pertandingan melawan China bulan lalu.

Ketua PSSI Erick Thohir menyebutkan bahwa pertandingan tim nasional yang digelar di stadion Gelora Bung Karno mampu meraup pendapatan sebesar 20 miliar rupiah per pertandingan, menandakan tingginya minat masyarakat.

Kesuksesan strategi ini di dalam lapangan dan popularitasnya di luar lapangan membuat para pemain naturalisasi seolah menjadi idola baru layaknya bintang K-pop. Banyak dari pemain muda ini dengan cepat mendapatkan jutaan pengikut di media sosial setelah bergabung dengan tim nasional, menunjukkan dukungan besar dari para pendukung.

Arya menyamakan fenomena ini dengan kecintaan terhadap grup musik BTS, di mana para penggemar rela mengeluarkan dana besar untuk mendukung idolanya, hanya saja kali ini bentuknya dalam dukungan untuk Timnas Indonesia.

Dengan basis pendukung yang luas dan dukungan pemerintah serta PSSI, tim nasional Indonesia berharap dapat mencapai Piala Dunia 2026 sebagai pencapaian besar dalam sejarah sepak bola tanah air. Perjalanan masih panjang, tetapi dengan semangat dan talenta baru, mimpi itu semakin mendekati kenyataan.