Site icon Gilabola.com

Palestina Pantang Menyerah, Tekad Tembus Piala Dunia 2026 di Tengah Konflik

Palestina saat berlaga melawan Bangladesh

Gila Bola – Tim nasional Palestina tengah berjuang untuk pertama kalinya menembus babak final Piala Dunia 2026. Meskipun harus menghadapi berbagai tantangan yang jarang dihadapi oleh tim nasional lain, mereka tetap fokus dan bertekad untuk mengatasi berbagai rintangan.

Konflik di Gaza dan kondisi politik yang tak menentu membuat setiap langkah mereka di lapangan semakin penuh tantangan. Presiden Asosiasi Sepak Bola Palestina (PFA), Jibril Rajoub, menegaskan bahwa timnya harus menghadapi pembatasan pergerakan dan berbagai kebijakan yang dianggap melumpuhkan semangat mereka untuk bermain dan berlatih.

Rajoub mengungkapkan bahwa situasi di Palestina telah memaksa mereka untuk menghentikan berbagai kegiatan olahraga, termasuk liga nasional. Meskipun fasilitas olahraga di Gaza mengalami kehancuran besar, Palestina tetap mengikuti kompetisi, termasuk babak kualifikasi Piala Dunia.

Tantangan terbesar adalah terbatasnya akses bagi para atlet dari Gaza, di mana banyak di antaranya kehilangan nyawa. Namun, tekad Palestina tetap kuat untuk melanjutkan partisipasi di ajang internasional.

Perjalanan tim Palestina dalam kualifikasi ini tak lepas dari perjuangan keras para pemain dan pelatih. Makram Daboub, pelatih tim nasional, bersama pasukannya terus berusaha mencapai prestasi meskipun penuh keterbatasan.

Tim Palestina telah berhasil melampaui dua babak kualifikasi Asia sebelumnya dan bahkan meraih hasil mengejutkan, termasuk menahan imbang Korea Selatan 0-0 dalam laga di Seoul.

Kesempatan besar bagi Palestina terbuka lebar dalam format baru Piala Dunia 2026, di mana jumlah tim yang akan berlaga diperluas menjadi 48 tim. Meski saat ini Palestina berada di posisi terakhir dalam grup mereka dengan dua poin dari empat pertandingan, mereka masih memiliki peluang untuk melaju ke babak playoff berikutnya.

Mereka akan menghadapi Oman di Muscat pada 14 November mendatang, diikuti dengan laga melawan Korea Selatan lima hari kemudian yang digelar di Amman, ibu kota Yordania.

Rajoub menyampaikan bahwa bermain di Yordania tentu berbeda dengan bermain di kandang sendiri di Yerusalem. Namun, dengan kondisi yang ada, Amman menjadi pilihan terbaik yang bisa mereka lakukan.

Dia berharap para pendukung dari Palestina bisa datang untuk mendukung tim nasional di pertandingan penting tersebut. Meskipun Palestina harus bermain di luar negeri, mereka tetap merasa bahwa kemenangan dan tekad mereka akan tercapai berkat dukungan rakyat yang penuh semangat.

Dari segi finansial, jika Palestina berhasil melaju ke Piala Dunia, ini akan membawa keuntungan besar bagi PFA. Perjalanan ke Piala Dunia berpotensi meringankan tekanan finansial yang selama ini dihadapi. Selain itu, kehadiran Palestina di Piala Dunia juga akan menjadi sumber motivasi bagi generasi muda di Palestina yang bercita-cita tinggi.

Dengan situasi dan kondisi yang ada, Rajoub menganggap bahwa para pemain Palestina telah menunjukkan semangat luar biasa. Mereka berusaha sebaik mungkin dalam pertandingan meski tak memiliki liga nasional yang berjalan normal.

Beberapa atlet bahkan harus kehilangan rekan, pelatih, atau mentor akibat situasi konflik yang terjadi. Meski begitu, tekad untuk bermain di panggung Piala Dunia tetap menjadi semangat utama para pemain dan pelatih.

Exit mobile version